Sukses

Sinyal Harga BBM Naik Gara-Gara Perang Hamas Palestina vs Israel

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, khawatir perluasan konflik Palestina vs Israel akan mendorong harga BBM naik.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji, khawatir perluasan konflik Palestina vs Israel akan mendorong harga BBM naik.

Mengingat, terganggunya stabilitas politik di kawasan Timur Tengah yang terdapat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia. Yakni, Arab Saudi.

 

"Kalau (Arab Saudi) dia terganggu di sana ya bisa naik (BBM)," kata Tutuka kepada awak media di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, dikutip Selasa (17/10/2023).

Tutuka menerangkan, konflik antara Hamas dipihak Palestina vs Israel berpotensi memberikan gangguan logistik. Sehingga, akna mengerek harga minyak lebih tinggi lagi.

"Masalahnya itu di logistik ya, logistik, dan asuransi kayaknya," tegasnya.

Diakuinya, hingga saat ini dampak perang antara Palestina dan Israel belum begitu signifikan terhadap kenaikan harga minyak mentah dunia. Namun, jika konflik terus meluas maka harga kenaikan harga BBM tidak akan terhindarkan.

"Kalau Iran sudah masuk, Saudi masuk, ya berdampak bisa besar. Tapi emang sekarang naik kan belum banget," ujarnya.

Kenaikan Harga BBM

Untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM, pemerintah tengah putar otak mencari negara alternatif sumber impor minyak mentah. Menyusul, perang antara Hamas dipihak Palestina vs Israel yang berpotensi menganggu stabilitas politik di kawasan Timur Tengah.

"Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja," urainya.

Tutuka menerangkan, upaya pemerintah untuk mencari negara importir minyak mentah baru tersebut demi mengamankan pasokan BBM dalam negeri. Mengingat, adanya potensi perluasan perang Israel-Palestina. "Kita buka ya (alternatif impor baru), kalau ada masalah ini kita ambil darimana, tapi pasokan energi harus terpenuhi, energy priority harus terpenuhi dan dapat terjangkau oleh masyarakat," pungkasnya.

 

Reporter: Sulaeman

Sumber:Merdeka.com

2 dari 4 halaman

Konflik Hamas dan Israel Belum Mereda, Pasokan Minyak Mentah Indonesia Aman?

Konflik antara tentara Hamas dan Israel di Gaza belum berakhir. Konflik ini memuncak ketika Hamas melontarkan 5.000 roket ke Gaza. Dampak dari konflik ini tidak kecil karena bisa mempengaruhi pasokan minyak mentah jika terus berlarut-larut dan menyasar ke daerah lain.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM Tutuka Ariadji menjelaskan, pihaknya tengah mencari negara alternatif sumber impor minyak mentah. Alasannya, konflik ini berpotensi menganggu stabilitas politik di kawasan Timur Tengah.

"Intinya terbuka mencari sumber minyak dari mana saja," kata Tutuka Ariadji di Kantornya, dikutip Selasa (17/10/2023).

Saat ini volume impor minyak terbesar ke Indonesia masih berasal dari Arab Saudi. Kemudian, di susul oleh Nigeria dan sejumlah negara lainnya.

"Sekarang kan kita impor minyak paling besar dari Arab Saudi dan Nigeria, banyak sih yang (negara) lain ada, tapi sebagian besar dari Saudi dan Nigeria," bebernya.

Dia mengatakan, upaya pemerintah untuk mencari negara importir minyak mentah baru tersebut demi mengamankan pasokan BBM dalam negeri. Mengingat, adanya potensi perluasan konflik Palestina vs Israel.

"Kita buka ya (alternatif impor baru), kalau ada masalah ini kita ambil darimana, tapi pasokan energi harus terpenuhi, energy priority harus terpenuhi dan dapat terjangkau oleh masyarakat," pungkasnya.

Reporter: sulaeman

Sumber: Merdeka.com

3 dari 4 halaman

Harga Minyak Dunia Menggila Imbas Perang Israel-Hamas Palestina, Cetak Kenaikan Terbesar

Harga minyak naik lebih dari 5% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga minyak dunia meroket lantaran investor masih khawatir dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yaitu perang Israel-Hamas Palestina.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/10/2023), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 5,8% menjadi USD 87,7 per barel untuk hari terbaik sejak 3 April.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent dengan kadaluarsa Desember naik USD 4,89 atau 5,7%, menjadi USD 90,89 per barel. Harga minyak mentah WTI naik lebih dari 4% minggu ini, membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak 1 September.

Perang Israel-Hamas telah meningkatkan kekhawatiran bahwa pertempuran tersebut dapat mempengaruhi produksi energi regional. Timur Tengah menyumbang lebih dari sepertiga perdagangan global melalui laut.

Badan Energi Internasional pada hari Kamis menggambarkan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian namun mengatakan perang Israel-Hamas belum berdampak langsung pada pasokan fisik.

IEA berusaha meredakan kekhawatiran pasar dengan mengatakan pihaknya siap bertindak untuk memastikan pasar tetap pasokan cukup jika terjadi kekurangan pasokan secara tiba-tiba.

 

4 dari 4 halaman

Darurat Stok Minyak

Tanggapan badan energi ini mencakup negara-negara anggota mengeluarkan stok darurat dan/atau menerapkan langkah-langkah pengendalian permintaan. Israel bukanlah produsen minyak utama dan tidak ada infrastruktur minyak besar yang beroperasi di dekat Jalur Gaza.

Sanksi ASAS pada hari Kamis memperketat sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia, membatasi dua perusahaan pengapalan yang dikatakan melanggar batasan harga minyak G7, sebuah mekanisme yang dirancang untuk mempertahankan pasokan aliran Rusia yang dapat diandalkan di pasar sambil membatasi dana perang Kremlin.

“Menegakkan sanksi merupakan inti dari upaya kami membatasi keuntungan Rusia dari perdagangan minyaknya. Batasan harga dirancang untuk menjaga pasokan minyak Rusia sambil mengenakan biaya baru pada Rusia, bukan untuk mengurangi pasokan minyak,” kata juru bicara Departemen Keuangan kepada CNBC melalui email.