Liputan6.com, Jakarta China mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan pada kuartal ketiga 2023. Pertumbuhan ekonomi China menembus 4,9 persen pada kuartal ketiga 2023, menurut rilis dari Biro Statistik Nasional negara itu.
Melansir CNBC International, Rabu (18/10/2023), angka tersebut lebih kuat dari jajak pendapat ekspektasi ekonom terhadap PDB kuartal ketiga sebesar 4,6 persen.
Baca Juga
Namun, angka ini lebih kecil dari pertumbuhan 6,3 persen yang tercatat pada kuartal April-Juni dan pertumbuhan 4,5 persen pada kuartal pertama 2023.
Advertisement
Secara kuartalan, perekonomian Tiongkok tumbuh sebesar 1,3 persen di kuartal ketiga, lebih kuat dari ekspektasi para ekonom yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 0,9 persen. PDB pada kuartal sebelumnya naik 0,8 persen.
Tiongkok juga merilis data bulanan pada hari Rabu, melaporkan pertumbuhan produksi industri sebesar 4,5 persen dan lonjakan penjualan ritel sebesar 5,5 persen pada bulan September dibandingkan tahun sebelumnya – keduanya melampaui ekspektasi pasar.
Selain itu, angka pengangguran China juga turun menjadi 5 persen pada bulan September dari 5,2 persen pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, inflasi China cenderung datar pada bulan September, di ambang deflasi, sementara indeks harga produsen mengalami penurunan tahunan yang lambat selama tiga bulan. Ekspor bulan September turun lebih kecil dari perkiraan, meskipun impor turun sedikit lebih buruk dari perkiraan.
Jokowi Ungkap Cara Investasi Pengusaha China Mirip Gerakan Bertarung Bruce Lee
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan kunjungan kerja ke Beijing, China pada 16 hingga 18 Oktober 2023. Salah agenda dalam kunjungan kerja tersebut adalah menghadiri Forum Bisnis Indonesia-Republik Rakyat Tiongkok (RRT) yang digelar di China World Hotel, Beijing, RRT, pada Senin 16 Oktober 2023.
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi mengapresiasi investasi dan kontribusi para pengusaha RRT dalam pembangunan di Indonesia. "Tahun 2013 RRT berada di urutan 12 kontributor foreign direct investment (FDI) di Indonesia—nomor 12 tahun 2013, tapi di tahun 2022 sudah menjadi urutan yang kedua," ujar Jokowi dikutip dari laman Setkab, Selasa (17/10/2023).
Menurut Presiden, cara investasi para pengusaha ke Indonesia sudah cepat dan tepat dan menganalogikannya seperti Bruce Lee dengan gerakan wing chun-nya. Presiden Jokowi meyakini bahwa investasi RRT di Indonesia akan terus meningkat dan menjadi kontributor FDI teratas dalam satu-dua tahun ke depan.
"Saya yakin jika terus konsisten seperti ini, saya yakin dalam setahun dua tahun ke depan, saya yakin RRT bisa menjadi peringkat yang pertama dan sebagai kontributor FDI di Indonesia dan itu yang saya tunggu-tunggu," imbuhnya.
Keyakinan Presiden Jokowi tersebut dikarenakan saat ini Indonesia tengah fokus untuk melakukan hilirisasi industri terhadap berbagai komoditas seperti nikel, tembaga, timah, dan minerba lainnya.
Indonesia juga tengah fokus membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi untuk menjadi bagian penting dari rantai pasok dunia.
"Ini butuh alih teknologi tinggi serta investasi, apalagi jika dipadukan dengan penggunaan sumber energi hijau yang sangat melimpah di Indonesia untuk menghasilkan produk-produk hijau, untuk menciptakan ekosistem ekonomi hijau," lanjutnya.
Advertisement
Energi Terbarukan
Lebih jauh, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa potensi energi baru terbarukan di Indonesia sangat besar hingga mencapai 3.600 gigawatt. Presiden Jokowi memerinci beberapa di antaranya, yaitu 3.200 gigawatt dari tenaga surya dan terdapat 4.400 sungai untuk energi hidro.
Selain itu, Indonesia juga sedang membangun Ibu Kota Nusantara dengan konsep kota hijau dalam rimba yang 60 persennya adalah hutan, kota netral karbon pertama di Indonesia. Presiden Jokowi menyebut bahwa pembangunan infrastruktur dasar dan pusat pemerintahan diperkirakan tahun depan akan bisa diselesaikan dan sampai awal November ini sudah ada 21 investor dari dalam dan luar negeri yang sudah dan akan segera melakukan groundbreaking dengan total nilai USD2 miliar.
Di penghujung sambutannya, Presiden Jokowi pun kembali meyakinkan para investor bahwa investasi di Indonesia itu adalah pilihan yang tepat karena mudah dan aman.