Liputan6.com, Jakarta Pertamina Patra Niaga terus mengambil peran menjadi pionir dalam mendukung upaya transisi energi menuju penggunaan bahan bakar yang lebih baik dan ramah lingkungan untuk mengurangi emisi gas buang yang dihasilkan. Hal tersebut dilakukan agar Pertamina dapat menyalurkan energi terbaik bagi masyarakat dan seluruh konsumennya.Â
Berkaitan dengan hal tersebut, Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga, Maya Kusmaya mengatakan salah satu upaya yang dilakukan adalah inisiatif Green Fuel Project untuk mewujudkan kebutuhan bahan bakar yang berkelanjutan bagi konsumen industri Pertamina Patra Niaga dalam memenuhi kebutuhan energinya.
Baca Juga
Tingkatkan Kompetensi Tenaga Kerja Indonesia, Menaker Lepas 750 Peserta Pemagangan ke Jepang
Tinjau Pasar Prawirotaman, Mendag Budi Optimis Harga Bapok Stabil dan Pasokan Terjaga Jelang Nataru
Sikap Tegas Mendag Budi Santoso, Segel Mesin Pompa SPBU di Sleman yang Rugikan Masyarakat Rp1,4 Miliar per Tahun
"Saat ini kebutuhan bahan bakar bagi pelanggan industri tidak hanya fokus kepada jumlah bahan bakar yang dibutuhkan, namun mulai bergeser menuju bagaimana kualitas bahan bakar yang digunakan memenuhi kriteria sebagai energi yang ramah lingkungan untuk mendukung dekarbonisasi serta cita-cita Indonesia menuju Net Zero Emission (NZE)," ujar Maya.
Advertisement
Â
Green Fuel Project yang ditawarkan Pertamina Patra Niaga ini menjadi salah satu solusi bagi konsumen industri dalam memenuhi tantangan energi masa depan dan terkait dengan diberlakukannya kebijakan pajak karbon dan kebijakan Nilai Ekonomi Karbon.Â
Saat ini, Pemerintah sudah menyiapkan kebijakan pajak karbon sebagai salah satu upaya dekarbonisasi dan pengurangan emisi kepada pelaku industri, hal ini juga diwujudkan dengan diresmikannya Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) di PT Bursa Efek Indonesia pada akhir September lalu.
"Dengan Green Fuel Project, Pertamina Patra Niaga akan menjual produk BBM yang selama ini telah disalurkan kepada konsumen industri, dan dikombinasi dengan solusi karbon kepada pelaku dan konsumen industri yang akan dikenakan pajak karbon," kata Maya.Â
Sebagai bentuk kesiapan dalam mengimplementasikannya, Pertamina Patra Niaga saat ini telah menandatangani kerja sama dengan salah satu konsumen industrinya yakni PT Putra Perkasa Abadi (PPA) dan PT Antareja Mahada Makmur (AMM). Penandatanganan ini diwakili langsung oleh Maya Kusmaya dengan Presiden Direktur PPA Christianto Setyo serta Direktur AMM, Muhammad Affan.Â
Â
Dalam kerja sama ini, Pertamina Patra Niaga dan PPA Group memasukkan kerja sama penyediaan Ultra Low Sulphur Gasoil dan Green Diesel ke dalam Program Pertamina One Solution bagi industri batu bara yang lebih baik. Program ini mempermudah akses PPA ke berbagai produk Pertamina, termasuk layanan Fuel Management System untuk penyediaan stok di lokasi site PPA Group.
"Sebagai salah satu suplier utama bagi industri pertambangan dalam skala besar, Pertamina Patra Niaga akan siap menyediakan kebutuhan BBM bagi seluruh konsumen industri yang kami layani. kami senang bisa menjadi bagian dari ekosistem ini, dan secara khusus mengedukasi rekan-rekan di PPA untuk menggunakan produk Pertamina yang lebih ramah lingkungan," tukas Maya.
Presiden Direktur PPA, Christianto Setyo menggarisbawahi keselarasan produk-produk bahan bakar ramah lingkungan dari Pertamina Patra Niaga dengan strategi PPA untuk sektor ESG (Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola) dalam periode 2023-2027. Langkah kerja sama ini menjadi langkah dan upaya nyata Pertamina Patra Niaga dan PPA Group dalam memenuhi kebutuhan energi sekaligus berkontribusi langsung kepada percepatan transisi energi, dekarbonisasi, dan pengurangan emisi yang juga sejalan dengan fokus dalam Sustainable Development Goals (SDGs) dan cita-cita NZE 2060.
Â
Â
(*)