Sukses

Awas Harga BBM Naik, Imbas Perang Israel-Hamas Tak Kunjung Kelar

Harga minyak dunia terancam naik terus jika perang Israel-Hamas tak kunjung reda. Ini akan berdampak pada harga BBM naik.

Liputan6.com, Jakarta Konflik antara tentara Hamas dan Israel di Gaza yang masih berlanjut hingga saat ini. Dampak dari konflik ini dinilai sangat besar lantaran bisa mempengaruhi pasokan minyak mentah dunia jika terus berlarut-larut dan harga BBM di Indonesia.

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengatakan Pemerintah Indonesia pun terus berupaya menurunkan importasi minyak mentah dan BBM melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT), guna meminimalisir dampak dari konflik antara tentara Hamas dan Israel tersebut.

"Kita juga berharap ke depan kita semakin berkurang dalam konsumsi bahan bakar fosil, akhirnya akan menurunkan importasi juga mengingat fluktuasi harga energi global, sekarang terjadi (konflik) Hamas versus Israel," kata Suharso saat Energy Transitions Conference & Exhibitions, Rabu (18/10/2023).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi VII DPR Sugeng Suprawoto berharap adanya konflik di Timur Tengah ini tidak terlalu membebani APBN di tahun ini maupun di tahun 2024. Sebab, kenaikan harga BBM di dalam negeri juga dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak mentah dunia.

"Mudah-mudahan tidak terlalu tinggi meledaknya ketika tahun 2021, APBN kita jebol di Rp 520 triliun. Memang antara naik atau tidak di APBN kita ada cadangan anggaran Rp 51,4 triliun, jadi kita di DPR masih hitung-hitung di akhir tahun ini," kata Sugeng.Kendati demikian, Sugeng berharap kalau bisa lonjakan harga minyak mentah dunia saat ini tidak berlangsung hingga tahun depan, lantaran asumsi Indonesian Crude Price (ICP) di APBN 2024 ditentukan sebesar USD 82 per barel."Kalau terus menerus ICP di atas USD 95, dipastikan enggak tahan juga APBN kita," ujar Sugeng. 

Akan Terus Dipantau

Lebih lanjut, Sugeng menegaskan Komisi VII DPR akan terus memantau kenaikan harga BBM, baik BBM nonsubsidi kepada BBM bersubsidi, baik itu Pertalite atau Solar.

"Soal naik apa tidaknya BBM kita akan terus amati, dan memang kalau terjadi kenaikan harga terus (konsumsi) BBM nonsubsidi diperkirakan akan turun memanfaatkan Pertalite, ini kita akan terus amati," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Harga Minyak Dunia Menggila Imbas Perang Israel-Hamas Palestina, Cetak Kenaikan Terbesar

Harga minyak naik lebih dari 5% pada hari Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Harga minyak dunia meroket lantaran investor masih khawatir dengan meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah yaitu perang Israel-Hamas Palestina.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (14/10/2023), harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS melonjak 5,8% menjadi USD 87,7 per barel untuk hari terbaik sejak 3 April.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka Brent dengan kadaluarsa Desember naik USD 4,89 atau 5,7%, menjadi USD 90,89 per barel. Harga minyak mentah WTI naik lebih dari 4% minggu ini, membukukan kenaikan mingguan terbesar sejak 1 September.

Perang Israel-Hamas telah meningkatkan kekhawatiran bahwa pertempuran tersebut dapat mempengaruhi produksi energi regional. Timur Tengah menyumbang lebih dari sepertiga perdagangan global melalui laut.

Badan Energi Internasional pada hari Kamis menggambarkan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian namun mengatakan perang Israel-Hamas belum berdampak langsung pada pasokan fisik.

IEA berusaha meredakan kekhawatiran pasar dengan mengatakan pihaknya siap bertindak untuk memastikan pasar tetap pasokan cukup jika terjadi kekurangan pasokan secara tiba-tiba.

 

3 dari 3 halaman

Darurat Stok Minyak

Tanggapan badan energi ini mencakup negara-negara anggota mengeluarkan stok darurat dan/atau menerapkan langkah-langkah pengendalian permintaan. Israel bukanlah produsen minyak utama dan tidak ada infrastruktur minyak besar yang beroperasi di dekat Jalur Gaza.

Sanksi ASAS pada hari Kamis memperketat sanksi terhadap ekspor minyak mentah Rusia, membatasi dua perusahaan pengapalan yang dikatakan melanggar batasan harga minyak G7, sebuah mekanisme yang dirancang untuk mempertahankan pasokan aliran Rusia yang dapat diandalkan di pasar sambil membatasi dana perang Kremlin.

“Menegakkan sanksi merupakan inti dari upaya kami membatasi keuntungan Rusia dari perdagangan minyaknya. Batasan harga dirancang untuk menjaga pasokan minyak Rusia sambil mengenakan biaya baru pada Rusia, bukan untuk mengurangi pasokan minyak,” kata juru bicara Departemen Keuangan kepada CNBC melalui email.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini