Sukses

Seruan Iran Soal Embargo Israel Tak Digubris, Harga Minyak Dunia Turun

Harga minyak Brent berjangka turun menjadi USD 90,76 per barel dan West Texas Intermediate AS turun menjadi USD 87,75 per barel.

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak dunia turun pada hari Kamis (19/10/2023), membalikkan kenaikan pada sesi sebelumnya. Penurunan harga minyak dunia terjadi setelah OPEC tidak menunjukkan tanda-tanda mendukung seruan Iran untuk melakukan embargo minyak terhadap Israel.

Selain itu, penurunan harga minyak juga didukung oleh langkah Amerika Serikat (AS) yang berencana untuk meringankan sanksi terhadap Venezuela, untuk memungkinkan lebih banyak minyak mengalir secara global.

Melansir Channel News Asia, Kamis (19/10/2023) harga minyak Brent berjangka turun 74 sen menjadi USD 90,76 per barel.

Adapun harga minyak berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS yang turun 57 sen dan diperdagangkan pada USD 87,75 per barel.

WTI bulan Desember yang lebih aktif turun 51 sen menjadi USD 86,76 per barel.

Harga minyak dunia sempat naik sekitar 2 persen pada sesi sebelumnya di tengah kekhawatiran mengenai gangguan terhadap pasokan global setelah Iran menyerukan embargo minyak terhadap Israel imbas konflik dengan Hamas, dan setelah AS, konsumen minyak terbesar di dunia, melaporkan kenaikan yang lebih besar dari perkiraan.

Sementara itu, laporan sebuah sumber menyebutkan bahwa Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak berencana untuk mengambil tindakan segera atas seruan anggota OPEC Iran.

“Meskipun OPEC tidak menunjukkan indikasi akan menerima seruan Iran untuk memberlakukan boikot minyak terhadap Israel, minyak hampir pasti akan menjadi bagian dari konflik dalam beberapa hal,” kata RBC Capital Markets dalam sebuah catatan.

Diketahui, Israel mengimpor sekitar 250.000 barel minuak per hari, terutama dari Kazakhstan, Azerbaijan, Irak dan negara-negara Afrika, menurut analis di Citi.

"Kami yakin embargo dari Kazakhstan dan Azerbaijan, sekutu kuat Israel, tidak mungkin terjadi," kata mereka.

 

2 dari 4 halaman

Minyak Venezuela

Amerika Serikat mengeluarkan izin enam bulan yang mengesahkan transaksi di sektor energi Venezuela, yang merupakan anggota OPEC, setelah kesepakatan dicapai antara pemerintah Venezuela dan oposisi politik negara tersebut untuk memastikan pemilu 2024 yang adil.

Aliran minyak Venezuela dapat membantu menurunkan harga minyak global, yang meningkat di tengah konflik Israel-Hamas, sanksi terhadap Rusia dan keputusan OPEC+ untuk mengurangi produksi.

Di sisi lain, Venezuela membutuhkan investasi untuk meningkatkan produksi setelah bertahun-tahun terkena sanksi.

Persediaan minyak mentah dan bahan bakar AS turun pekan lalu karena meningkatnya permintaan solar dan minyak pemanas, menurut data dari Badan Informasi Energi.

Persediaan minyak mentah pun turun 4,5 juta barel menjadi 419,7 juta barel, sementara bensin turun 2,4 juta barel menjadi 223,3 juta barel.

3 dari 4 halaman

Konflik Israel vs Palestina Bisa Bikin Harga BBM Naik, Pemerintah Tak Khawatir

Eskalasi konflik antara Israel dan Palestina bakal berimbas pada kenaikan harga minyak dunia. Kebutuhan minyak menjelang musim dingin pun diproyeksikan kerek inflasi secara global. Alhasil, situasi tersebut bakal turut berpengaruh terhadap kenaikan harga BBM di Tanah Air.

Namun, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap optimistis mampu mengatasi dampak kenaikan harga minyak dunia tersebut.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji, mengatakan perang timur tengah saat ini belum berdampak besar ke harga minyak dunia. Namun, jika perang berlangsung lama maka akan berpengaruh ke impor minyak mentah dan BBM.

"Sampai hari ini dampaknya masih belum signifikan. Walaupun kita tahu harga minyak mendekati USD 90 per barel, namun kalau ini berlangsung cukup lama saya kira akan berpengaruh," kata Tutuka dalam keterangan tertulis, Rabu (18/10/2023).

Menurutnya, kenaikan harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) selain akan berpengaruh terhadap kenaikan harga crude di Indonesia, juga akan mempengaruhi harga BBM di masyarakat.

Pasalnya, Indonesia mengimpor minyak mentah dan BBM dengan prosentase yang hampir sama. 

4 dari 4 halaman

Penyaluran Subsidi Tepat Sasaran

Pemerintah juga mendorong segera diterbitkannya revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 yang menjadi regulasi acuan penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran. Dalam revisi tersebut akan mengatur detail kriteria kendaraan yang dapat mengisi Pertalite, juga tengah mengkaji untuk membuat perbedaan harga BBM RON 90 tersebut sesuai dengan jenis kendaraannya.

"Saya menghimbau, Pertalite itu untuk masyarakat yang membutuhkan, jadi kalau yang mampu janganlah menggunakannya karena bukan peruntukannya," tegas Tutuka.

Sejauh ini, Pertamina tengah melakukan uji coba pembatasan pembelian Pertalite khususnya bagi kendaraan roda empat di beberapa daerah. Setiap pembeli diwajibkan memiliki Quick Response (QR) Code untuk dipindai oleh petugas SPBU sebelum melakukan pembelian. 

Uji coba tersebut dilakukan di 41 kota dan kabupaten yang tersebar di tiga provinsi yakni Aceh, Bangka Belitung, dan Bengkulu. Uji coba juga dilakukan di Timika, Papua.

Untuk diketahui, konsumen pengguna yang belum dapat QR Code , selain mendaftar secara langsung pada program subsidi tepat yang bisa diakses melalui website atau melalui aplikasi MyPertamina, juga bisa melakukan pendaftaran pada sekitar 1.300 titik booth pendaftaran offline yang tersebar di seluruh Indonesia.

Video Terkini