Sukses

PLN Bakal Merugi Gara-Gara PLTS Atap, Jakarta Jadi Bukti

Penggunaan PLTS atap mandiri secara masif bakal berimbas negatif terhadap bisnis perusahaan listrik, termasuk PLN. Sebab, mereka akan kehilangan banyak sumber pendapatan.

Liputan6.com, Jakarta - Program peralihan energi lewat penggunaan pembangkit listrik tenaga surya atau PLTS atap disinyalir bakal membuat PT PLN (Persero) merugi. Ini bukan wanti-wanti saja, sebab PLN sudah merasakan itu pada penjualan listrik untuk wilayah DKI Jakarta.

Anggota Dewan Energi Nasional sekaligus Guru Besar UI, Rinaldy Dalimi tak menampik jika PLTS Atap nantinya akan menjadi sumber utama bagi kebutuhan energi rumah tangga, baik untuk keperluan peralatan rumah tangga maupun transportasi.

"Sehingga penggunaan rooftop akan besar sekali di era net zero emission, yang saya sebut dengan individual power producer," ujar Rinaldy dalam Energi Transition Conference & Exhibition 2023 di Menara Bidakara, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Namun, ia mengingatkan jika penggunaan PLTS atap mandiri secara masif bakal berimbas negatif terhadap bisnis perusahaan listrik, termasuk PLN. Sebab, mereka akan kehilangan banyak sumber pendapatan.

"Penggunaan rooftop dapat menimbulkan masalah bagi perusahaan listrik. Jika dilihat dari sisi perusahaan listrik, rooftop merupakan negative load yang mengurangi penjualan listrik dari perusahaan listrik tersebut," ungkapnya.

"Artinya, perusahaan listrik akan rugi apabila rooftop sudah banyak digunakan oleh konsumennya, karena income-nya akan berkurang," tegas Rinaldy.

Menurut dia, pengalaman kurang baik tersebut sudah dirasakan oleh PLN Unit Induk Distribusi Jakarta Raya. Rinaldy pun menganggap konsep PLTS hybrid yang terhubung dengan jaringan PLN bukan merupakan solusi.

"Ini terlihat dari DKI Jakarta, bahwa income atau penjualan PLN DKI berkurang akibat dari penggunaan rooftop yang cukup besar di DKI," ungkap dia.

"Begitu juga penggunaan PLTS, apabila diinterkoneksikan dengan sistem tenaga listrik yang ada, dapat mengganggu stabilitas dan liabilitas dari sistem ketenagalistrikan tersebut. Sehingga PLTS dan rooftop akan lebih baik dan efektif apabila berdiri sendiri, tidak diinterkoneksikan," tuturnya.

2 dari 4 halaman

PLTS Atap jadi Andalan Kejar Bauran EBT 23 Persen di 2025

Sebelumnya, pemerintah gencar mendorong pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap untuk memenuhi kebutuhan energi listrik pada berbagai sektor.

Target capaian nol emisi karbon pada tahun 2060 serta tingkat bauran energi terbarukan sebesar 23 persen di tahun 2025 dapat diraih dengan pengembangan energi surya secara masif, khususnya pada sektor industri komersial. Sektor industri dipercaya menjadi sektor potensial untuk percepatan penetrasi energi baru terbarukan (EBT).

Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan angka bauran energi terbarukan, SUNterra giat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk melakukan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) guna mengurangi jejak karbon dari aktivitas operasional setiap perusahaan.

Berfokus pada sektor residensial, sosial, dan komersial skala menengah, SUNterra berhasil mencatat proyek PLTS lebih dari 2,5 MWp semenjak didirikan pada tahun 2020.

PT Modern Plastic Industry (MPI) merupakan salah satu portofolio komersial yang membanggakan bagi SUNterra. Perusahaan yang bergerak sebagai produsen kemasan plastik ini mulai menjalankan praktik bisnis yang berkelanjutan dengan instalasi PLTS Atap berkapasitas 151,25 kWp.

Instalasi sistem PLTS pada PT MPI menggunakan sistem On Grid yang masih terhubung dengan jaringan PLN dengan kapasitas per panel sebesar 550 Wp.

“Tidak hanya operasional pabrik saja, instalasi PLTS dengan kapasitas 151,25 kWp ini juga menyumbang pasokan energi pada kegiatan perkantoran yang berada pada lokasi yang sama. Pada awal tahun 2023, masih bersama dengan SUNterra, kami juga berencana menambah kapasitas PLTS sebesar 201 kWp, sehingga total PLTS di green energy factory kami menjadi 352 kWp," kata Perwakilan PT MPI Michael Jusanti, Rabu (11/1/2023).

SUNterra menggunakan panel surya dari Jinko Solar sebanyak 275 unit, yang dilengkapi dengan MBB HC Technology, membuat setiap panel yang terpasang di PT MPI ini memiliki durabilitas dan performa sistem PLTS yang tangguh.

 

3 dari 4 halaman

Turunkan Emisi Karbon

Berkat instalasi sistem PLTS ini, diperkirakan PT MPI dapat menurunkan emisi karbon sebanyak 79 ton per tahun dan setara menanam 58.714 pohon selama 25 tahun.

Pada sisi teknologi lain, untuk menunjang performa dan keamanan, sistem PLTS di PT MPI diimbangi dengan menggunakan inverter dari Sungrow bertipe SG125CX.

Inverter seri premium Sungrow SG125CX memiliki bankability terbaik dunia versi Bloomberg New Energy Finance yang didukung oleh Utomo SolaRUV, dirancang untuk pengaplikasian sistem PLTS Atap di segmen komersial industrial yang mampu menghadirkan hasil daya yang lebih tinggi, sistem monitoring energi yang cerdas, serta tingkat efektifitas hingga 98,5 persen.

4 dari 4 halaman

Sistem Keamanan

Inverter yang dialokasikan langsung oleh Utomo SolaRUV ini dilengkapi dengan sistem keamanan IP66 dan C5, sehingga terhindar dari korosi dan terlindung dari ancaman eksternal seperti debu atau semprotan air yang dapat menurunkan kualitas performa inverter.

Sementara itu, Chief Executive Officer SUNterra Fanda Soesilo mengungkapkan pihaknya mengapresiasi langkah PT Modern Plastic Industry yang mulai sadar dengan pentingnya praktik bisnis berkelanjutan menggunakan energi baru terbarukan.

"Pemasangan PLTS Atap ini kami harapkan menjadi edukasi sekaligus menginspirasi pelaku bisnis lain khususnya di bidang manufaktur untuk mulai beralih ke energi bersih, sehingga bersama kita bisa mengurangi dampak perubahan iklim yang semakin nyata, tidak hanya untuk Indonesia tapi juga dunia secara keseluruhan," tutup dia.

  

Video Terkini