Liputan6.com, Jakarta - Matt Higgins merubah hidupnya dari kemiskinan jadi pemimpin dalam ruang rapat. Pengalamannya mengajarkan kepada jutawan bahwa orang-orang sukses memiliki satu kesamaan.
Orang-orang yang maju merasa nyaman dengan konsep perubahan. Higgins mengatakan dalam acara virtual CNBC Make It: Your Money. “Bertentangan dengan anggapan umum, ‘blind persistence’ tidaklah penting,” ungkapnya.
“Berusaha lebih keras, bukan berarti mencoba hal yang sama,” kata CEO dan salah satu pendiri perusahaan investasi swasta RSE Ventures, Higgins.
Advertisement
“Orang paling sukses dalam hidup, jika membandingkan power point dengan (model) bisnis awal mereka, hasilnya tidak akan sama seperti lima tahun kemudian," lanjut dia.
Menurut Higgins, self awareness atau kesadaran diri dapat memberi tahu kapan harus tetap menggunakan ide mu, dan kapan harus mengubah arah. “seringkali butuh waktu bagi seseorang untuk menerima ide-ide radikal, terutama ketika kamu sedang menciptakan sesuatu yang baru,” jelasnya.
“Untuk menjadi sukses dalam hidup, kamu harus melakukan sedikit perlawanan dan sikap agresif, sampai orang-orang pada akhirnya sadar.” Kata Higgins.
Cara menciptakan self awareness
Para eksekutif teknologi dan profesor Ivy League seringkali mengatakan pentingnya self awareness. Ahli syaraf lulusan Harvard, Juliette Han mengatakan kepada CNBC Make it bahwa itu menjadi hal paling diremehkan.
Begitu juga mantan wakil presiden Google Claire Hughes Johnson mengatakan, bahwa self awareness merupakan “satu keterampilan yang saya cari dari kandidat sebelum hal lainnya,” katanya melalui CNBC Make It.
“Tentu saja, pengalaman dan keterampilan penting, tetapi itu bisa dipelajari.” kata Hughes Johnson. “Ketika seseorang punya self awareness yang tinggi, mereka akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka jujur tentang apa yang perlu mereka kerjakan.”
Menurut Hughes Johnson, untuk membangun self awareness, mulailah dengan mengidentifikasi apa yang dikuasai, apa hal buruk yang kamu miliki, dan apa hal yang penting bagi diri kamu.
“Orang yang mengulangi kesalahannya seringkali belum cukup memahami self awareness,” katanya.
“Orang-orang yang cenderung melakukan hal yang sama secara berulang, karena mereka takut menghadapi ‘setan’ dalam diri mereka. Fokus pada pikiran anda (dan) latih pikiran di dalam kepala anda untuk menjadi bagian dari grup, daripada menjadi lawan terbesar," tutup dia.
Advertisement