Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1 Jambi Field mengembangkan program corporate social responsibility (CSR), dengan membina para narapidana (napi) perempuan di lembaga pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIB Jambi.
Dalam kunjungan ke Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi di Kabupaten Muaro Jambi, Senin (23/10/2023), Communication Relations & CID Officer Pertamina Hulu Rokan Zona 1, Afrianto menyampaikan, perseroan ingin menghilangkan stigma negatif di tengah masyarakat kepada warga binaan. Khususnya agar mereka bisa mandiri dan berkontribusi kepada lingkungan selepas keluar dari lapas.
Baca Juga
"Kami harapkan ke depannya nanti setelah warga binaan lepas dari LP (Lembaga Pemasyarakatan), mereka mempunyai keterampilan, mempunyai keahlian untuk mengembangkan dirinya," ujar Afrianto.
Advertisement
Untuk diketahui, PHR Zona 1 Jambi Field telah memulai program membatik di Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi sejak 2019. Bekerjasama dengan Kanwil Kemenkumham Jambi, Pertamina turut membekali bantuan berupa peralatan lengkap, dan bahan baku untuk membatik.
Kepala Seksi Bimbingan Narapidana Anak Didik dan Kegiatan Kerja Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi, Ria Rachmawati, menceritakan inisiasi awal pihaknya bekerjasama dengan Pertamina untuk melatih para warga binaan agar bisa membatik.
"Karena waktu itu kita ditanyain, kegiatan apa yg belum ada. Tata boga misal sudah berjalan. Yang belum ada memang batik. Kendalanya terkait dengan sarana prasarana yang belum ada. Alhamdulillah, Pertamina akomodir, jadi akhirnya berlangsung lah sampai sekarang," ungkapnya.
Â
Rutin Ikut Bazar
Proses pengenalan ini rupanya tidak serta merta mudah, lantaran kaum hawa penghuni lapas ternyata belum mengerti cara membatik. Berkat support yang tak pernah putus, sejumlah warga binaan pada akhirnya bisa menciptakan batik tulis khas lapas dengan model pewarnaan alam.
Ria menceritakan, batik produksi lapas tersebut kini rutin mengikuti bazar atau program car free day Jambi yang kerap diadakan satu bulan sekali. "Tahun 2022 ada kegiatan fashion show angkat batik dari lapas, kerjasama dengan asosiasi perancang Jambi di Swiss Belhotel. Pertamina juga support, itu diakui oleh Kemenkumham," imbuhnya.
Hasilnya, warga binaan lapas juga turut menikmati keuntungan rupiah dari hasil jualan batik dalam bentuk premi. Tak hanya itu, Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi pun kini telah mempatenkan empat motif batik tulis di Ditjen HAKI Kemenkumham, salah satunya batik corona yang tercipta semasa pandemi Covid-19.
Â
Advertisement
Dari Tak Punya Modal
Liputan6.com juga berkesempatan berbincang dengan Wulandari, salah seorang warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi yang telah menjadi seorang pembatik. Dari tak punya modal apa-apa, ia kini bisa menghasilkan kain batik sendirian dalam tempo waktu relatif singkat.
"Ini bisa dikerjakan sendiri atau dengan tim. Saya bisa menulis (corak batik) dan mengolahnya sampai barang jadi. Kalau sendirian, selesai sekitar dua hari," kata Wulandari.