Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut depresiasi yang dialami mata uang rupiah masih dalam batas aman. Bahkan, depresiasi rupiah tersebut sejauh ini tidak menganggu sektor rill dan keuangan dalam negeri.
"Kita lihat persentase depresiasi mata uang kita juga masih aman. Aman untuk sektor riil, aman untuk sektor keuangan dan aman untuk inflasi," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, di Hutan Kota By Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Diketahui, nilai tukar rupiah mengalami tekanan yang sangat dalam sejak tengah tahun ini. Awal tahun nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih di kisaran 15.000 per dolar AS. Tapi pada Senin (23/10) sudah hampir tembus 16.000 per dolar AS.
Baca Juga
Mata uang rupiah melemah sebesar 61 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.994 per dolar AS dari penutupan sebelumnya sebesar 15.873 per dolar AS.
Advertisement
Sudah Panggil KSSK
Lebih lanjut, terkait depresiasi rupiah, Jokowi mengaku telah memanggil Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Â
Ekonomi Indonesia Masih Kuat
Disisi lain, Jokowi menyebut Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tumbuh di atas 5 persen. Menurut Jokowi, tren seperti ini harus dijaga.
"Kalau melihat pelemahan ekonomi global kita bersyukur growth kita masih di atas 5 persen," ujarnya.
Sama halnya dengan pertumbuhan ekonomi yang masih terjaga positif, penerimaan negara juga dilaporkan mampu tumbuh dikisaran 5,6 persen.
"Kemudian juga kalau kita lihat, pajak masih tumbuh 5,6 persen artinya masih ada pertumbuhan penerimaan negara. Penerimaan negara masih tumbuh, penerimaan pajak masih tumbuh, itulah ekonomi kita masih baik, tapi kita harus lihat kembali tantangan di depan," pungkasnya
Advertisement
Jokowi: Dunia Makin Tak Jelas, Tantangan Semakin Banyak
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dunia saat ini semakin tidak jelas, bahkan tantangan yang dihadapi bukannya berkurang malah semakin bertambah. Mulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Menurutnya, perubahan iklim yang dulunya di anggap sesuatu yang masih absurb tapi sekarang sudah nyata. Kekeringan super El Nino betul-betul dirasakan dan produksi beras turun hampir di semua negara.
"22 negara mengerem menstop tidak ekspor berasnya lagi, tidak pernah kita hitung tetapi muncul," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, di Hutan Kota By Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).
Kemudian Jokowi menyoroti pelemahan ekonomi global. Dimana kebijakan kenaikan suku bunga yang tinggi dalam waktu yang lama yang dilakukan Amerika Serikat dinilai semakin merugikan, utamanya bagi negara-negara yang berkembang.
"Capital outflow semuanya lari balik ke Amerika, semakin juga merumitkan kita semuanya," ujarnya.
Di sisi lain, perang Rusia dan Ukraina juga belum jelas kapan berakhirnya. Selanjutnya, muncul lagi perang antara Hamas dan Israel yang dinilai semakin mengkhawatirkan semua negara. Jokowi pun khawatir perang Israel dan Hamas bisa melebar ke negara Timur Tengah lainnya, sehingga menyebabkan harga minyak melonjak.
"Karena larinya nanti bukan hanya perangnya di Israel dan di Palestina, tetapi kalau meluas melebar ke Lebanon melebar ke siria melebar dengan Iran, maka akan semakin merugikan masalah ekonomi semua negara karena harga minyak pasti akan naik," ujarnya.
Terkahir Jokowi mengecek harga minyak Brent masih dikisaran USD 89 Per barel. Namun, jika konflik antara Israel dan Hamas melebar maka kemungkinan harga minyak bisa menembus USD 150 per barel.
"Saya cek kemarin harga Brent masih USD 89 per barel kalau meluas seperti yang saya sampaikan kita nggak ngerti bisa mencapai USD 150 per barel. Inilah yang harus Kita waspadai hati-hati semuanya baik sisi moneter maupun sisi fiskal," ujar Jokowi.