Sukses

Menakutkan, 22 Negara Setop Ekspor Beras Dampak El Nino

Kata Jokowi, saat ini sebanyak 22 negara mengerem ekspor berasnya. Menurutnya, kondisi tersebut tidak pernah diperhitungkan, sehingga hal itu menjadi tantangan yang harus dihadapi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, dampak nyata perubahan iklim yaitu kekeringan berkepanjangan El Nino mulai dirasakan. Salah satu yang tampak nyata adalah produksi beras di berbagai negara mengalami penurunan.

"Perubahan iklim yang dulunya kita anggap sesuatu yang masih absurd tetapi sekarang sudah nyata. Kekeringan super El Nino betul-betul kita rasakan dan produksi beras turun hampir di semua negara," kata Jokowi dalam acara BNI Investor Daily Summit 2023, di Hutan Kota By Plataran, Jakarta, Selasa (24/10/2023).

Kata Jokowi, saat ini sebanyak 22 negara mengerem ekspor berasnya. Menurutnya, kondisi tersebut tidak pernah diperhitungkan, sehingga hal itu menjadi tantangan yang harus dihadapi Indonesia.

"22 negara mengerem, men-setop tidak ekspor berasnya lagi. Inilah kondisi-kondisi yang dulunya tidak pernah kita hitung tetapi muncul kemudian," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut cadangan beras di gudang Bulog saat ini masih kurang, meski sudah ada 1,7 ton. Dia mengatakan pemerintah masih harus menambah cadangan beras nasional hingga 1,5 juta ton hingga akhir tahun.

"Tapi memang masih kurang sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," kata Jokowi saat meninjau panen padi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).

Salah satu cara menambah cadangan beras yakni, dengan melakukan impor. Jokowi menjelaskan bahwa produksi beras nasional menurun karena dampak kemarau panjang akibat fenomena El Nino.

"Tapi sekali lagi karena El Nino produksinya tetap menurun, tetap berkurang. Tapi enggak ada masalah karena cadangan kita di Bulog juga masih banyak 1,7 juta ton," tutup Jokowi.

2 dari 3 halaman

500 Ribu Ton Beras Impor Tambahan Masuk di Desember 2023

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyebutkan 500 ribu ton dari total kuota impor beras tambahan 1,5 juta ton akan tiba di Indonesia pada pertengahan Desember 2023.

"Hari ini, sudah terkontrak dari 1,5 juta ton itu 500 ribu ton. Sebanyak 500 ribu ton ini akan datang ke Indonesia paling lambat pertengahan Desember. Sudah kita hitung, saya sudah kerja sama Pelindo dengan semua, sehingga dari penghitungan itu bisa dipastikan pertengahan Desember," katanya melansir Antara di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Dia menambahkan sebanyak 500 ribu ton beras impor tersebut didatangkan dari berbagai negara. Sementara untuk kuota penugasan awal impor beras sebesar dua juta ton, lanjutnya, masih tersisa 170 ribu ton yang akan tiba di Indonesia pada November 2023.

"Kurang lebih sekarang tinggal 170 ribu ton yang akan datang, sedang dalam perjalanan. Semua nanti November akhir itu pasti sudah datang dari yang dua juta ton itu, sudah clear," kata Buwas, panggilan akrab Budi Waseso.

 

3 dari 3 halaman

Tambah lagi

Badan Pangan Nasional (BPN) telah menugaskan Perum Bulog untuk mengimpor beras sebanyak dua juta ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP) melalui surat penugasan yang ditandatangani pada 24 Maret 2023.

Kemudian, Pelaksana Tugas Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menambah impor beras sebanyak 1,5 juta ton untuk memenuhi kebutuhan beras dalam negeri guna menghadapi kekeringan panjang El Nino.

"Penambahan 1,5 juta ton, berapa pun yang bisa masuk untuk mem-back up lebih baik," katanya di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (9/10/2023).

Untuk sumber beras impor, Arief mengatakan Vietnam dan Thailand menjadi dua negara importir beras paling besar.