Sukses

Cegah Inflasi, Kemenkeu Ikut Pantau Harga Beras

Kementerian Keuangan memastikan bahwa pihaknya mengamati dengan detail kenaikan harga beras, dalam menekan angka inflasi Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan memastikan bahwa pihaknya mengamati dengan detail kenaikan harga beras, dalam menekan angka inflasi Indonesia.

“Kita tahu kalau sumber inflasi sebenarnya berasal dari komponen volatilitas pangan, kita mengamati secara detail,” ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu, dalam 11th US-Indonesia Investment Summit pada Selasa (24/10/2023).

“Kta menghadapi tantangan yang berbeda (dalam menekan inflasi) karena India dan banyak produsen beras melarang ekspor,” bebernya, dalam pidato di Mandarin Oriental.

Febrio melanjutkan, Pemerintah terus bekerja untuk memastikan bahwa pasokan dan harga beras dapat dipertahankan sehingga volatilitas pangan dapat dipertahankan.

“Lintasan tingkat inflasi kita menjelang akhir tahun akan mendekati 3 persen. Ketika inflasi Anda lebih rendah, itu berarti kebijakan moneter tidak perlu dilakukan secara berlebihan,” katanya.

“Itu sebabnya Bank Indonesia menaikkan suku bunga kebijakannya hanya sedikit dibandingkan dengan banyak negara lain di dunia,” tambah pejabat Kemenkeu itu.

 

Promosi 1
2 dari 2 halaman

3 Komoditas Harganya Naik

Diwartakan sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menyampaikan ada 3 komoditas yang mengalami tren kenaikan harga.

3 komoditas ini adalah beras, gula pasir, dan cabai rawit.

Hal ini terlihat dari pergerakan harga yang dipantau dengan Indeks Perkembangan Harga (IPH).

Dia menerangkan beras, gula pasir, dan cabai rawit menjadi penyumbang perubahan IPH hingga pekan kedua Oktober 2023.

"Yang jelas harga beras dalam tren terus meningkat, kemudian rata-rata harga beras mengalami disparitas yang semakin tinggi dimana paling tinggi adalah Papua,” kata Amalia, di Kantor Badan Pangan Nasional (Bapanas), Jakarta, Senin (16/10/2023).

EnamPlus