Liputan6.com, Jakarta Pasangan Calon Presiden dan Wakik Presiden (Capres-Cawapres) Ganjar Pranowo dan Mahfud MD berjanji menghapus angka kemiskinan ekstrem, jika keduanya terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden periode 2024-2029.
"Hal tersebut menjadi pijakan bagi tekad kami di dalam mewujudkan kemiskinan ekstrem nol persen, dan secara bertahap mengurangi kemiskinan hingga 2,5 persen tahun 2029," janji Ganjar-Mahfud dikutip dari dokumen visi dan misinya, Kamis (26/10/2023).
Baca Juga
Guna memerangi angka kemiskinan tersebut, kedua paslon itu menjamin adanya 17 juta lapangan kerja baru yang bakal dibuka setiap tahunnya.
Advertisement
"Memastikan penyerapan angkatan kerja baru setiap tahun dan mengurangi jumlah pengangguran hingga mencapai tingkat penyerapan tenaga kerja optimal, agar semua rakyat cepat dapat kerja," ungkapnya.
Di sisi lain, Ganjar-Mahfud juga menyatakan komitmennya untuk mempercepat keadilan dan kemakmuran rakyat, dengan menaruh perhatian terpenting bagi fakir miskin dan anak telantar untuk dipelihara negara.
"Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara, adalah amanat konstitusi. Kami bertekad menjalankan amanat tersebut dengan target pengurangan kemiskinan yang jelas dan progresif," kata Ganjar-Mahfud.
Adapun strategi percepatan penghapusan kemiskinan yang ditawarkan Ganjar-Mahfud, dilakukan dengan konvergensi program pusat dan daerah, serta optimalisasi dana non-APBN.
Keduanya juga target menambah 5 juta penerima program keluarga harapan (PKH), dari 10 juta penerima menjadi 15 juta penerima. Cukup dengan memakai Nomor Induk Kependudukan (NIK) alias KTP, mereka janji melindungi banyak warga rentan.
"PKH akan kami tingkatkan dari 10 juta penerima menjadi 15 juta penerima. Cukup menggunakan NIK sebagai identitas tunggal yang mengintegrasikan seluruh pemberian jaminan sosial, bantuan, dan layanan dari pemerintah," bebernya.
Upaya lainnya yang disuarakan Ganjar-Mahfud untuk memberantas kemiskinan, melalui dana abadi kesejahteraan sosial. Menurut mereka, upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat harus berkelanjutan.
"Sehingga dana abadi akan menjadi salah satu opsi kami untuk pembiayaan program-program kesejahteraan sosial, termasuk membantu warga difabel," tutur Ganjar-Mahfud MD.
Luhut Komentari Prabowo-Gibran dari Singapura: Simbiosis Kebijaksanaan dan Energi Baru Terpadu Sempurna
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memberikan kabar terbaru mengenai kondisinya saat ini. Dalam instagram pribadinya @luhut.landjaitan, menulis bahwa dalam kondisi pemulihan di Singapura, dirinya tetap memperhatikan dinamika di Indonesia terutama mengenai Pilpres 2024.
Luhut Binsar Pandjaitan mengucapkan selamat kepada kolega sesama menteri yaitu mahfud MD yang telah resmi menjadi calon wakil presiden (cawapres) yang mendampingi calon presiden (capres) Ganjar Pranowo. Ia pun juga memberikan hormat kepada pasangan lain yaitu pasangan calon presiden dan wakil presiden Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.
“Namun kabar yang sungguh menyita perhatian saya adalah bersatunya Pak Prabowo dan Mas Gibran sebagai pasangan Capres-Cawapres,” tulisnya, seperti dikutip Rabu (25/10/2023).
“Banyak yang menyambut ini dengan rasa optimisme, namun juga ada yang melihatnya dengan kacamata keraguan,” sambung Luhut.Tapi hal ini adalah biasa dan lumrah. setiap warga mengungkapkan pendapat yang berbeda-beda. Ia pun berharap setiap perbedaan pendapat disampaikan dengan penuh adab, jauh dari caci maki dan ujaran firnah yang tidak berdasar.
Ia pun bercerita, sepanjang puluhan tahun pengalaman mengarungi gelombang politik Indonesia, dirinya memahami betul bahwa setiap keputusan yang diambil dalam arena politik selalu didasari oleh pertimbangan mendalam. Hal ini juga berlaku pada keputusan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
“Gambaran yang muncul di benak saya adalah simbiosis kebijaksanaan dan energi baru yang terpadu dengan sempurna,” tulis Luhut.
Menurutnya, Indonesia bukan hanya kaya sumber daya alam tetapi juga potensi besar generasinya, membutuhkan sinergi antara kebijaksanaan dari pengalaman dan inovasi generasi muda.
Advertisement
Pengalaman saat Jokowi
Luhut pun mengenang saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) memasuki percaturan politik Indonesia. Jokowi awal mulanya diremehkan berbagai pihak ketika maju sebagai kontestan. Namun kemudian menjelma menjasi salah satu tokoh yang sangat diperhitungkan.
Memenangkan dua kali pemilihan presiden di Indonesia tidaklah sederhana. Apalagi maish memiliki 80% lebih aprobal rate di setahun terakhir masa jabatan.
Hal ini menjadi bukti betapa rakyat sangat mendukung berbagai program yang dikerjakan oleh Jokowi serta melihat sosok sebagai pemimpin yang tak tergantikan di Indonesia.
“Saya melihat keraguan yang muncul saat ini di pikiran banyak orang terhadap keputusan Pak Prabowo memilih Mas Gibran adalah hal yang dapat dipahami,” terang Luhut.
Namun masyarakat harus melihat bahwa setiap langkah yang diambil oleh Prabowo dan Gibran memiliki niat tulus untuk mewujudkan visi Indonesia maju.