Sukses

Pemilik Raksasa Properti China Evergrande Hui Ka Yan Kehilangan Status Miliarder

Hui Ka Yan, pendiri dan pimpinan perusahaan pengembang properti Evergrande, pernah menjadi orang terkaya kedua di Asia dengan kekayaan senilai USD 42 miliar pada 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Hui Ka Yan, pendiri dan pimpinan perusahaan pengembang properti raksasa Tiongkok Evergrande, pernah menjadi orang terkaya kedua di Asia dengan kekayaan senilai USD 42 miliar pada 2017. Namun, kini taipan tersebut telah jauh kehilangan status miliarder.

Indeks Miliarder Bloomberg, Hui Ka Yan yang kini berada di bawah pengawasan polisi, telah kehilangan status miliarder setelah kekayaannya anjlok 98% dari puncaknya di tengah krisis utang.

Dikutip dari businessinsider, Minggu (29/10/2023), saat ini ini kekayaan Hui Ka Yan senilai USD 979 juta, kekayaan bersih Hui turun mengikuti anjloknya harga saham Evergrande di tengah krisis sektor real estate di Tiongkok.

Tidak jelas berapa banyak kekayaan Hui yang berasal dari kepemilikannya di Evergrande, tetapi pria berusia 65 tahun ini memegang 60% saham di perusahaan tersebut dan merupakan pemegang saham terbesar di Evergrande.

Kekayaan Hui anjlok juga karena pukulan besar akibat fluktuasi harga saham perusahaan tersebut di Bursa Efek Hong Kong baru-baru ini.

Dilansir dari businessinsider, Saham Evergrande kembali diperdagangkan di bursa pada Agustus setelah ditangguhkan selama 1 bulan sejak Maret 2022.

Namun, saham tersebut kembali ditangguhkan pada 28 September, setelah ada kabar bahwa Hui berada di bawah pengawasan polisi. Saham kembali diperdagangkan beberapa hari kemudian pada tanggal 3 Oktober.

Kekayaan Hui berada di bawah tekanan sejak krisis Evergrande, dimulai hampir dua tahun lalu.

2 dari 2 halaman

Terperosok Sejak 2021

Pernah menjadi pengembang terbesar kedua di Tiongkok, Evergrande telah terperosok dalam krisis likuiditas sejak tahun 2021. Evergrande pertama kali gagal membayar obligasi dolar luar negeri pada bulan Desember tahun itu.

Raksasa real estate ini juga terbebani oleh hutang senilai lebih dari USD 300 miliar pada akhir tahun 2022. Perusahaan tersebut mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat pada bulan Agustus.

Perusahaan tersebut sangat terlilit hutang sehingga menjual kapal pesiar mewah seharga USD 32 juta awal tahun ini untuk mengumpulkan dana, lapor Reuters, mengutip dua sumber yang tidak disebutkan namanya.

Harga saham Evergrande naik 0,4% pada 24 sen Hong Kong, atau USD 5,4 sen, pada pukul 10.05 waktu Hong Kong pada hari Rabu. Sahamnya turun 85% sepanjang tahun ini.