Liputan6.com, Jakarta Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkap kondisi perusahaan pelat merah yang pernah saling gugat. Hal itu disebut terjadi sebelum BUMN dibenahi Erick Thohir.
Arya mengatakan, proses pembenahan bisnis BUMN dilakukan Erick Thohir melalui sederet upaya transformasi. Ada beberapa pos yang langsung dibenahi Erick ketika menjabat Menteri BUMN mulai 2019 lalu.
Baca Juga
"Reformasi birokrasi, itu menjadi sangat penting. Dulunya kita punya deputinya itu bsia sampai 9 atau berapa gitu ya, itu tinggal 3 kedeputian. Kemudian ada 2 wakil menteri, kemudian begitu pun yang namanya deputinya bukan lagi ke bisnis, dulu kan dia ke bisnis masing-masing ada bisnis perbankan dan sebagainya. Ini enggak," ujarnya dalam Ngopi BUMN di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (26/10/2023).
Advertisement
Arya mengatakan, saat ini ada 3 kedeputian. Diantaranya, kedeputian bidang SDM dan Teknologi Informasi, kedeputian Manajemen Risiko, dan kedeputian Hukum.
Pada aspek hukum, anak buah Erick Thohir ini menyebut kondisi menyedihkan BUMN yang pernah saling menggugat.
"Kita lihat pada saat awal masuk ke BUMN pak Erick itu melihat bahwa masalah hukum ini banyak sekali dialamin oleh kawan-kawan BUMN. Bahkan yang lebih menyedihkan dulu adalah antar BUMN itu saling gugat, saling gugat di kejaksaan sampai di pengadilan, effort-nya terlalu besar," urainya.
Masalah Antar-BUMN
Dia mengatakan, setelah pembenahan, masalah antar-BUMN pada aspek bisnis dilakukan di Kementerian BUMN. Khususnya pada fokus masalah yang berkaitan dengan perdata seperti utang-piutang.
"Maka, sekarang bisa praktis dikatakan gak ada lagi yang namanya BUMN saling gugat di jalur hukum. Karena semua diselesaikan di Kementerian BUMN. Kan lucu gitu antara saudara sendiri itu saling gugat gitu, dulu itu terjadi, sekarang sih udah praktis gak ada lagi, semua diselesaikan dibicarakan baik-baik, bicara soal bisnis semua pasti bisa," ungkap Arya.
"Bukan artinya masalah hukum bisa selesai, enggak, tapi karena problemnya perdata banyak, masalah aset dan sebagainya yang bisa dibicarakan atau masalah utang dan sebagainya bisa diselesaikan di sisi di meja kita gitu," imbuhnya.
Â
Proyek Berantakan
Lebih lanjut, Arya menjelaskan BUMN pada waktu itu juga menghadapi masalah di sektor manajemen risiko. Hal ini terlihat dari banyak proyek yang dinilai berantakan.
"Kemudian manajemen risiko. Karena dilihat pak Erick dulu banyak sekali risiiko-risiko aksi-aksi korporasi yang dilakukan di BUMN-BUMN itu tidak melihat faktor risikonya. Sehingga banyak proyek atau aksi korporasi yang akhirnya berantakan, gak mau dibereskan. Ataupun ada aksi korporasi yang besar yang harus dibereskan," ungkap dia.
Sebagai langkah perbaikan, saat ini di setiap BUMN diwajibkan memiliki bidang pengawasan sektor manajemen risiko. Posnya berada berdampingan dengan direktur keuangan.
"Kemudian, disamping itu, setelah itu restrukturisasi BUMN. Dari 140 sekian BUMN sekarang tinggal 40 BUMN. Itu juga perubahan besar baik itu yang namanya merger maupun holdingisasi," pungkas Arya Sinulingga.
Â
Advertisement
Fokus Erick Thohir
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir tengah menggenjot perusahaan pelat merah untuk mandiri secara finansial lewat transformasi model bisnis. Artinya, BUMN diharapkan tak terus menerus bergantung pada APBN atau kas negara.
Erick Thohir menyampaikan, langkah ini masuk dalam lima prioritas yang dibawanya dalam menangani perusahaan pelat merah dalam 4 tahun terakhir. Inovasi model bisnis jadi poin prioritas pertama Erick Thohir.
Dia mencontohkan beberapa BUMN yang mampu menjalankan ini. Diantaranya, penggabungan Perum DAMRI dan Perum PPD. Transformasi bisnis Pos Indonesia, revitalisasi Taman Mini Indonesia Indah (TMII) hingga diinisiasinya program Indonesia Water Fund oleh Holding Danareksa.
"Holdingisasi membantu BUMN memperbaiki struktur permodalan, mengkonsolidasi aset, utang, dan modal keseluruhan, sehingga kapasitas leverage meningkat, menurunkan cost of capital. Itu bisa karena menciptakan kemandirian keuangan, pendanaan menjadi cukup tanpa bergantung pada APBN. Holdingisasi juga menyelaraskan model bisnis, menciptakan skala ekonomi yang besar, serta membuat BUMN menjadi lebih fokus dalam alokasi modal, teknologi, dan manusia," jelas Erick dalam keterangannya, Rabu (25/10/2023).
Â
Prioritas Erick Thohir
Informasi, kelima prioritas Erick Thohir tersebut adalah Pertama, Inovasi Model Bisnis. Kedua, Kepemimpinan Teknologi. Ketiga, Pengembangan Talenta. Keempat, Peningkatan Investasi. Kelima, Nilai Ekonomi dan Sosial untuk Indonesia. Hingga mendekati akhir tahun 2023, kelima prioritas tersebut telah terisi oleh banyak pencapaian kinerja BUMN.
Kemudian, pada aspek kepemimpinan teknologi, Erick ingin BUMN biaa beejaya di ranah global. Hal ini dituangkan dalam ambisi Telkom Indonesia untuk merajai data center di Asia Tenggara. Perintah Erick, bisnis data center secara global melalui Telkom data Ekosistem NeutraDC yang merupakan anak usaha Telkom Grup. Salah satu dari 23 pusat data center yang dikelola adalah Hyperscale Data Center (HDC) di Cikarang, Jawa Barat.
"Telkom sedang investasi secara maksimal untuk memastikan data center kita mendukung digital ekonomi kita yang akan terbesar di Asia Tenggara. Telkom juga fokus ke infrastruktur, salah satunya dengan membentuk Mitratel yang sempat IPO, dan menjadi IPO terbesar di bursa untuk kategori anak usaha," ujar Menteri BUMN.
Advertisement