Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat (USD) kembali menguat menjelang akhir pekan Jumat, 27 Oktober 2023. Dolar AS menguat menyusul laporan bahwa militer AS menyerang sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah yang memicu kembali aliran dana ke aset-aset safe haven.
Data inflasi menjadi fokus dalam pertemuan Bank Senrtal AS atau The Fed pekan ini, meskipun mereka diperkirakan tetap akan mempertahankan suku bunga. Fed juga diperkirakan akan tetap berpegang teguh pada rencananya untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Baca Juga
“Namun sebelum itu, pembacaan indeks pengeluaran konsumsi pribadi ukuran inflasi pilihan The Fed akan dirilis pada hari Jumat. Tanda-tanda inflasi AS yang stagnan memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi,” ungkap Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam keterangan tertulis pada Jumat (27/10/2023).
Advertisement
“Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS, menyusul data produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal ketiga, juga memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya lebih tinggi,” lanjutnya.
Rupiah berlanjut melemah
Rupiah kembali ditutup melemah 19 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin di level 15.938 perdolar AS dari penutupan sebelumnya di level 15.919 perdolar AS.
“Sedangkan untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.910 per dolar AS- 15.970 per dolar AS,” demikian prediksi Ibrahim.
Menanti Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal III 2023
Sejauh ini, Pemerintah yakin ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2023 masih akan tumbuh di atas 5 persen, sebesar 5,1 persen yoy.
Namun, Ibrahim mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan akan melambat jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2023 yang sebesar 5,17% yoy.
Lebih lanjut Ibrahim mengatakan, “ekonomi pada kuartal ketiga 2023 akan didukung oleh konsumsi domestik yang meningkat, seiring dengan aktivitas menjelang Pemilu, serta inflasi yang relatif terkendali”.
Selain itu, investasi bangunan dan nonbangunan mulai dalam tren meningkat seiring dengan progres penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN). Senada dengan pemerintah, lembaga-lembaga internasional juga memperkirakan ekonomi Indonesia dapat menjaga pertumbuhan di kisaran 5 persen.
Organisasi-organisasi ini di antaranya asalah IMF yang mematok pertumbuhan Indonesia di angka 5 persen, Bank Dunia 5 persen, OECD masih lebih rendah sedikit 4,9 persen, serta Bloomberg konsensus Indonesia diperkirakan tahun ini tumbuh di 5 persen.
Advertisement
Konsumsi Terjaga
Meskipun dengan situasi yang cukup menekan dan dinamis, konsumsi masih terjaga confidence-nya dan menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai alat kebijakan dan instrumen yang kita miliki.
Ibrahim menjelaskan, hal itu ditopang oleh Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 121,7 pada September 2023, meski dinamika global semakin menantang. Dari sisi manufaktur, PMI manufaktur Indonesia juga mencata ekspansi pada level 53,3 pada bulan September 2023.
Adapun pertumbuhan konsumsi listrik pada periode yang sama hingga 0,4 persen, meski melambat.
Indeks penjualan riil pada September 2023 juga masih tumbuh positif meski melambat menjadi sebesar 1 persen.