Sukses

Bos OJK Wanti-Wanti Ketidakpastian Ekonomi 10 Tahun ke Depan, Indonesia Aman?

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar melihat prediksi tak stabilnya ekonomi global itu tak berpengaruh pada beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia. Bahkan, ekonomi Indonesia diprediksi malah menguat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar mewanti-wanti kondisi ketidakpastian ekonomi global. Dia memprediksi keadaan tersebut akan jadi tantangan sekitar 5-10 tahun mendatang.

"Nampaknya kita bisa memahami bahwa banyak prakiraan dan prediksi mengenai pertumbuhan dan kondisi kesehatan ekonomi internasional nampaknya ke depan akan semakin penuh tantangan dan dipenuhi oleh ketidakpastian serta volatilitas, yang mau tidak mau menjadi realita yang harus kita hadapi dalam 5 bahkan mungkin 10 tahun ke depan," jelas  Mahendra Siregar dalam Puncak Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2023, di Yogyakarta, Sabtu (28/10/2023).

Di sisi lain, Mahendra melihat prediksi tak stabilnya ekonomi global itu tak berpengaruh pada beberapa negara, salah satunya adalah Indonesia. Bahkan, ekonomi Indonesia diprediksi malah menguat.

"Namun sebaliknya semua prakiraan dari lembaga internasional, multilateral dan tentu juga nasional justru menunjukkan bahwa pada kondisi yang demikian hanya ada sedikit sekali negara yang pertumbuhan ekonominya justru akan menguat dan salah satunya dari yang sedikit itu adalah Indonesia," ungkapnya.

Mahendra mengungkap satu hal yang membuat ekonomi Indonesia tetap kuat adalah pasar dalam negeri yang juga kuat. Artinya, tingkat konsumsi dalam negeri Indonesia yang bisa jadi penopang.

"Apa itu pasar ekonomi dan potensi dalam negeri yang kuat? yaitu adalah pasar ekonomi, pertumbuhan, potensi yang ada di daerah-daerah, seluruh daerah yang ada di Indonesia," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Penguatan di Daerah

Lebih lanjut, Mahendra mengatakan kunci dari keberlanjutan pertumbuhan ekonomi Indonesia memiliki titik perhatian di daerah. Kemudian, hal ini juga bisa didukung oleh peningkatan inklusi keuangan di daerah.

"Kita diingatkan lagi kunci dari keberlanjutan pertumbuhan dan bahkan penguatan ekonomi kita adalah seberapa mampu kita mendorong pertumbuhan di daerah-daerah tadi," ujar dia.

"Dengan juga memperhatikan aspek inklusi dan literasi yang akan menjamin bahwa pertumbuhan tadi itu akan lebih berkelanjutan untuk waktu yang lebih panjang," sambung Mahendra.

 

3 dari 4 halaman

Tingkatkan Inklusi Keuangan Daerah

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar ingin menggenjot tingkat inklusi keuangan di daerah-daerah. Utamanya, untuk daerah diluar Pulau Jawa yang dinilai tingkat inklusi keuangan dan literasi keuangannya jauh lebih rendah.

Dia menyebut, fokus inklusi keuangan ini digenjot mulai tahun depan. Diketahui, Bulan Inklusi Keuangan (BIK) merupakan hajat rutin tahunan yang diglar OJK.

"Pada tahun lalu kita melakukan Puncak bulan inklusi keuangan itu di Jakarta dan pada tahun ini kita melakukan di Yogyakarta dan saya berharap pada tahun depan fokus kita adalah juga termasuk kawasan dan daerah kota di luar Jawa," ujarnya dalam BIK 2023, di Yogyakarta, Sabtu (28/10/2023).

 

4 dari 4 halaman

Puncak BIK di IKN

Salah satu daerah yang disebutnya adalah Ibu Kota Nusantara atau IKN Nusantara. Ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk menggelar upacara peringatan Kemerdekaan Indonesia pertama di IKN pada 2024.

Mahendra bilang, OJK menjadi salah satu lembaga yang nantinya akan berkantor di IKN Nusantara. Pada saat yang sama, gerakan untuk meningkatkan inklusi keuangan dinilai perlu dilakukan.

"Karena pada waktu-waktu ini, tahun depan saya akan berkantor di IKN Nusantara maka dengan begitu tentunya saya berharap puncak Bulan Inklusi Keuangan tahun depan kita lakukan di Nusantara, kalau tidak maka saya tidak bisa datang," kata dia.