Sukses

Jangan Kalah dari Kecerdasan Buatan, CPNS Wajib Kreatif Manfaatkan Medsos

CPNS harus mampu mengeksplorasi dirinya agar memahami berbagai software. Bahasa pemrograman juga tidak kalah penting, sebab kecanggihan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan digital masing-masing ASN.

Liputan6.com, Jakarta - Era kecerdasan buatan mempengaruhi banyak sektor, tak terkecuali PNS dan CPNS di sektor pemerintahan. Namun, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan RB) Abdullah Azwar Anas memberi sejumlah catatan yang menjadi bekal bagi aparatur sipil negara (ASN) muda agar tidak tergerus zaman.

Pesan itu diungkapkannya saat memberi pembekalan kepada 2.079 CPNS lulusan Perguruan Tinggi Kementerian Perhubungan, Senin (30/10/3023). Anas menekankan kreativitas sebagai skill atau kemampuan utama yang wajib dimiliki.

 

"Pertama, harus kreatif. Kemampuan mengkonsep suatu ide," kata Menpan RB Azwar Anas dalam keterangan tertulis, Selasa (31/10/2023).

Kreatif yang dimaksud juga meliputi kemampuan untuk desain dan visual. Tak dipungkiri, media sosial (medsos) yang berkembang pesat saat ini menuntut anak muda untuk memiliki kemampuan visual yang mumpuni. "Pola komunikasi pemerintah ke masyarakat pun lebih efektif dengan medsos yang punya audio visual lebih menarik dan mudah dipahami," imbuhnya.

Kemampuan berinovasi juga harus ditumbuhkan. Menurut Anas, iklim inovasi harus pula diciptakan oleh pimpinan instansi. "Kemudian, rasa ingin tahu para calon ASN harus dipupuk," sambungnya.

Dari sisi teknologi, CPNS harus mampu mengeksplorasi dirinya agar memahami berbagai software. Bahasa pemrograman juga tidak kalah penting, sebab kecanggihan teknologi harus diimbangi dengan kemampuan digital masing-masing ASN.

"Kemampuan lain yang harus dimiliki adalah memecahkan masalah dan analisis data," tambah Anas.

Kemampuan Komunikasi

Kemampuan komunikasi juga hal penting yang harus dimiliki calon ASN. Pegawai pemerintah pun tak bisa lepas dari tugas-tugas negoasiasi. Rasa empati terhadap seseorang, sekaligus kemampuan mempengaruhi dan mengedukasi adalah hal mutlak yang harus dimiliki.

"Kita harus memiliki kemampuan bicara, menulis, dan mendengarkan," tegas Anas.

Menteri Anas juga memberi arahan agar para CPNS memiliki kemampuan manajerial dan kepemimpinan. Analisis seorang ASN terhadap suatu masalah, bisa terlihat dari keputusan yang diambil.

"Calon ASN sebaiknya mampu menempatkan diri dan bertanggung jawab atas tugas yang sudah dipercayakan padanya," pungkas Anas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bisa Dongkrak Ekonomi, Pemerintah Diminta Bikin Aturan soal Kecerdasan Buatan

Penggunaan teknologi Kecerdasan Buatan (AI) Generatif berpotensi membuka kapasitas produksi sebesar USD 243,5 miliar atau setara Rp 3,8 kuadriliun pada ekonomi Indonesia.

Angka itu setara dengan 18 persen PDB Indonesia pada tahun 2022 lalu.

Hal itu diungkapkan dalam laporan “Dampak Ekonomi AI Generatif: Masa Depan Pekerjaan di Indonesia” yang dikeluarkan oleh Access Partnership dalam kerja sama dengan ELSAM dan dengan dukungan Microsoft.

Guna merealisasikan peluang tersebut, laporan tersebut membeberkan tiga aspek yang perlu menjadi perhatian, yaitu (1) Meningkatkan akses dan pemakaian, (2) Manajemen risiko, serta (3) Mendorong inovasi – semuanya dengan menyertakan elemen tanggung jawab sebagai fondasi utama.

“Generasi baru AI, yakni AI Generatif, membantu kita untuk berinteraksi dengan data dalam cara-cara baru. Mulai dari merangkum teks, mendeteksi anomali, hingga mengenali gambar. Antarmukanya yang berbentuk natural language memungkinkan kita untuk berinteraksi dengan teknologi ini menggunakan bahasa sehari-hari, dan kemampuannya sebagai reasoning engine membantu kita mengidentifikasi pola serta menarik insights secara jauh lebih cepat," kata Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir, dalam keterangannya di Jakarta, dikutip Senin (30/10/2023).

Lebih lanjut Dharma menjelaskan, kombinasi kedua kapabilitas tersebut memungkinkan setiap orang dan organisasi untuk memiliki copilot-nya sendiri; mencetuskan kreativitas, mengakselerasi penemuan, dan meningkatkan efisiensi.

"Ketika dimanfaatkan secara bertanggung jawab, seluruh hal ini akan berdampak positif pada perekonomian," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Tanggapan Microsoft

Microsoft melihat, dampak positif dari AI Generatif memang besar. Teknologi ini bahkan sudah mulai diintegrasikan oleh berbagai organisasi lintas skala serta industri dalam kegiatan operasional bisnis dan kehidupan sehari-hari.

Salah satu dari aktivitas itu adalah personalisasi dalam pelayanan pelanggan, meningkatkan edukasi mengenai jenis teknologi baru, atau mencari ide baru.

“Contoh-contoh ini menunjukkan bagaimana AI dapat membantu orang untuk bisa fokus melakukan elemen-elemen esensial dalam setiap pekerjaannya, bukan menggantikan orang tersebut. Sebab, bagaimanapun juga AI hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia,” ujar Dharma.

Namun, penggunaan teknologi AI tentunya memerlukan infrastruktur yang memadai serta tenaga kerja terampil. Kapabilitas natural language dan reasoning engine AI Generatif pun mampu mendemokratisasi AI

Pada pelaksanaannya, keterampilan-keterampilan baru tetap perlu dikuasai – seperti memberikan instruksi (prompt), melakukan evaluasi analitis, dan menyelesaikan masalah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini