Sukses

Ekonomi Jakarta Diperkirakan Bisa Tumbuh 5,6% sepanjang 2023

Pada triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ditopang konsumsi seiring meningkatkan mobilitas masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional tetap tumbuh positif pada 2023 ini. Ekonomi Provinsi DKI Jakarta pun dibidik mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dengan kisaran 4,8-5,6 persen untuk tahun yang sama.

Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan pada triwulan III-2023, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta ditopang konsumsi seiring meningkatkan mobilitas masyarakat. Sektor Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition atau MICE yang menggeliat juga digadang jadi penopang tersebut.

"Banyaknya penyelenggaraan MICE dan event berskala besar, juga ditopang oleh kinerja investasi sejalan dengan penyelesaian proyek strategis baik pemerintah maupun swasta," ujarnya dalam Jakarta Economic Forum 2023, di Jakarta, Selasa (31/10/2023).

"Dan juga konsumsi pemerintah yang didorong oleh akselerasi penyerapan realisasi anggaran di semester 2 2023. Dan tentunya kinerja LNPRT meningkat sejalan dengan berbagai aktivita smenjelang pemilu 2024," sambungnya.

Arlyana mencatat, ada 5 sektor yang turut menopang pertumbuhan ekonomi Ibu Kota. Diantaranya, sektor perdagangan, manufaktur, konstruksi, informasi dan komunikasi, serta jasa keuangan.

"Berdasarkan perkembangan tersebut, secara keseluruhan tahun 2023 ekonomi Jakarta diperkirakan akan tetap tumbuh kuat di kisaran 4,8-5,6 persen," tegasnya.

Dia mengatakan, pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta dan nasional yang tinggi ini disertai dengan tingkat inflasi yang terkendali. Dia menegaskan, tingkat inflasi masih berada dalam kisaran 2-4 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ekonomi Nasional

Pada kesempatan itu, Arlyana menyampaikan pada triwulan III-2023 pertumbuhan ekonomi nasional juga cukup baik. Beberapa faktor seperti konsumsi swasta ikut menjadi penopangnya.

"Jadi pada triwulan III 2023 ini pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi swasta, termasuk disini adalah konsumsi dari generasi muda yang meningkat sejalan dengan peningkatan konsumsi di sektor jasa," bebernya.

Hal itu kembali dipertegas dengan tingkat keyakinan konsumen Indonesia yang berada pada posisi yang tinggi. Utamanya pada prospek perekonomian Indonesia kedepan.

"Dan dengan perkembangan tersebut, pertumbuahn ekonmi di tahun 2023 diperkirakan akan berada di kisaran 4,5 sampai dengan 5,3 persen," pungkasnya.

 

3 dari 4 halaman

Ekonomi Global

Bank Indonesia (BI) mencatat ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang lain di dunia. Mulai dari pelemahan ekonomi, tingkat suku bunga acuan, hingga arus investasi yang kembali ke negara maju.

Diketahui, nilai tukar dolar AS disebut menguat dalam beberapa waktu terakhir. Sebut saja, per 31 Oktober 2023, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp 15.877 per dolar AS.

Kepala Perwakilan BI Provinsi DKI Jakarta Arlyana Abubakar mengatakan faktor penguatan dolar AS itu imbas dari kondisi global saat ini. Misalnya, perekonomian global yang tumbuh melambat seiring dengan ketidak pastian yang meningkat.

"Ekonomi global diperkirakan tetap kuat ditopang konsumsi rumah tangga dan sektor jasa yang berorientasi fomestik. Itu adalah bagaiama potret daripada ekonomi Amerika," ujarnya dalam Jakarta Economic Forum 2023, di Jakarta, Selasa (31/10/2023).

 

4 dari 4 halaman

Alasan Dolar AS Menguat

Sementara itu, ekonomi China juga disebut ikut melambat imbas dari penurunan konsumsi dan kinerja sektor properti. Pada saat yang sama, ketegangan geopolitik global turut mengerek harga energi dan pangan yang berpengaruh pada tingkat inflasi yang cukip tinggi.

"Dan untuk mengendalikan inflasi yang tinggi tadi, suku bunga moneter negara maju termasuk disini Federal Fed Fund Rate ini diperkirakan bertahan dalam jangka waktu yang lebih lama atau higher for longer, dan perkembangan tersebut membuat pembalikan arus modal, jadi dari negara emerging market economic ke negara maju, dan tentunya ke aset yang lebih likuid," bebernya.

"Nah inilah salah satu yang mendorong penguatan dolar maerika terhadap berbagai berbagai mata uang di dunia," tegas Arlyana.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini