Sukses

Malaysia Cabut Subsidi Ayam Mulai 1 November 2023, Harganya Jadi Segini

Straits Times, Selasa (31/10/2023)

Liputan6.com, Jakarta Harga ayam di Malaysia siap-siap naik mulai besok 1 November 2023. Hal ini dikarenakan Pemerintah Malaysia akan mencabut subsidi ayam.

Menteri Pertanian dan Ketahanan Pangan Mohamad Sabu menuturkan, keputusan mencabut subsidi mempertimbangkan tren pasokan saat ini dan harga yang sudah mulai stabil.

Untuk mengatasi kenaikan harga Pemerintah Malaysia pun siapkan langkah sebagai antisipasi dampak pencabutan subsidi dan harga ayam.

“Sejalan dengan pendekatan penargetkan ulang subsisi secara bertahap, pemerintah telah sepakat subsidi dan pengendalian harga hanya untuk ayam akan dihentikan sepenuhnya mulai 1 November,” ujar Datuk Seri Mohamad dikutip dari Straits Times, Selasa (31/10/2023)

Ia menambahkan, alasan penghentian subsidi ayam dalam jumlah besar adalah untuk kurangi kebocoran subsidi yang saat ini juga dinikmati oleh asing dan kelompok berpenghasilan tinggi.

Harga Ayam di Malaysia

Harga ayam tertinggi saat ini untuk standar ayam olahan RM9,40 per kilogram (kg) (sekitar Rp 31,34 ribu, asumsi Ringgit Malaysia terhadap rupiah 3.334,68). Dengan adanya pencabutan subsidi, maka harga ayam diprediksi naik hingga 45 sen.

2 dari 3 halaman

Ringgit Malaysia Ambrol, Nyaris Sentuh Level Terendah Sejak 1998

Selain Rupiah, Ringgit Malaysia kini menjadi salah satu mata uang di Asia Tenggara yang mengalami pelemahan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (31/10/2023) Ringgit Malaysia telah berada di dekat level terlemahnya sejak tahun 1998, jatuh hampir 8 persen terhadap dolar Amerika Serikat (USD) tahun ini.

Pekan lalu, Ringgit Malaysia turun menjadi 4,7958 per dolar AS, menandai nilai terlemah dalam lebih dari 25 tahun.

Penembusan titik terendah tahun 1998 di 4,8850 per dolar akan membawanya ke rekor terendah.

Investor Ringgit Malaysia kini berharap bank sentral negara tersebut akan mengambil tindakan untuk mendukung Ringgit.

Hal ini membuat keputusan kebijakan Bank Negara Malaysia (BNM) pada hari Kamis menjadi fokus, terutama setelah bank sentral Indonesia (BI) dan Filipina baru-baru ini menaikkan suku bunga untuk mendukung mata uang mereka.

Meskipun Bloomberg Economics memperkirakan tidak ada perubahan dalam suku bunga kebijakan BNM, beberapa analis memperkirakan bank sentral akan mengumumkan langkah-langkah lain untuk menyelematkan Ringgit.

“Mungkin ada beberapa kebingungan yang menunjukkan bahwa BNM mewaspadai pergerakan Ringgit yang menyimpang terlalu jauh dari fundamental dan bersifat spekulatif," kata Vishnu Varathan, kepala ekonomi dan strategi di Mizuho Bank Ltd di Singapura.

BNM juga diprediksi dapat memberlakukan beberapa batasan sementara pada posisi valas, dan insentif untuk memarkir deposit valas dan investasi masuk, katanya.

 

3 dari 3 halaman

Suku Bunga

Sejak bulan Juli 2023, BNM telah mempertahankan suku bunga utama sebesar 3 persen. Langkah ini menempatkannya pada rekor diskon relatif terhadap batas atas suku bunga Fed Funds, yang membuatnya kurang menarik bagi investor berbasis dolar untuk membeli aset-aset dalam mata Ringgit.

"(Bagi Malaysia) sejumlah faktor mendukung penahanan tersebut, termasuk inflasi yang kembali mendekati rata-rata jangka panjang," menurut Tamara Henderson, ekonom Asia Tenggara di Bloomberg Economics.

"Kenaikan suku bunga tidak akan mengubah sentimen Ringgit. Namun, hal ini akan menambah hambatan pertumbuhan akibat kebijakan fiskal (Malaysia) yang lebih ketat dan melemahnya permintaan global," tambah dia.

Video Terkini