Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina (Persero) mengubah harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023. Harga BBM turun hari ini untuk sejumlah jenis bahan bakar yang dijual di SPBU Pertamina seperti Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Sedangkan harga BBM Pertamina jenis Pertalite yang merupakan BBM subsidi tetap dipatok Rp 10.000 per liter.Â
Baca Juga
Dilansir dari laman resmi Pertamina, Selasa (31/10/2023), harga BBM Pertamax resmi turun menjadi Rp 13.400 jika dibandingkan dengan periode Oktober 2023 yang dijual Rp 14.000 per liter. Harga ini berlaku untuk wilayah Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur.
Advertisement
Sementara harga pertamax untuk wilayah Aceh, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur turun menjadi Rp 13.700 per liter.
Selain itu, Pertamax Turbo juga mengalami penurunan menjadi Rp 15.500 per liter dari sebelumnya Rp 16.600 per liter. Lalu, harga BBM Dexlite juga turun menjadi Rp 16.950 per liter dari sebelumnya Rp 17.200 per liter.
Harba BBM turun juga terjadi untuk harga Pertamina DEX menjadi Rp 17.750 per liter dari sebelumnya Rp 17.900 per liter.Â
Pertamina juga menawarkan BBM jenis baru yaitu Pertamax Green 95. Pertamax ini adalah BBM yang ada kandungan ethanol. Saat ini Pertamax Green 95 baru dijual terbatas yaitu di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Untuk harga Pertamax Green 95 dibanderol Rp 15.000 per liter.
Berikut Daftar Harga BBM Pertamina 1 November 2023
Harga BBM Pertalite
- Seluruh Indonesia Rp 10.000 per liter
Harga BBM Pertamax (RON 92)
- Rp 13.100 (Free Trade Zone/FTZ Batam)
- Rp 12.600 (FTZ Sabang)
- Rp 13.700 (Aceh, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 13.400 per liter (Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur)
- Rp 14.000 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
- Rp 14.300 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu)
Dexlite (CN 51)
- Rp 15.300 per liter (FTZ Sabang)
- Rp 16.100 per liter (FTZ Batam)
- Rp 16.950 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 17.300 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat)
- Harga BBM Dexlite Rp 17.650 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Kodya Batam (FTZ), Bengkulu)
Â
Harga BBM Lainnya
Harga BBM Pertamax Turbo (RON 98)
- Rp 14.600 per liter (FTZ Batam)
- Rp - per liter (FTZ Sabang)
- Rp 15.500 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 15.800 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat)
- Rp 16.100 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu).
Harga BBM Pertamina Dex (CN 53)
- Rp 16.800 (FTZ Batam)
- Rp 17.750 per liter (Aceh, Jabodetabek, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur)
- Rp 18.100 per liter (Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Lampung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Papua Barat)
- Rp 18.450 per liter (Riau, Kepulauan Riau, Bengkulu).
Harga BBM Pertamax Green 95
- Rp 15.000 per liter (DKI Jakarta dan Jawa Timur)
Advertisement
Waspada Harga Minyak Tembus USD 100 per Barel Imbas Perang Hamas-Israel
Perang Hamas-Israel yang terus memanas disebut akan mengerek harga minyak dunia makin tinggi. Alhasil, kondisi ekonomi global juga akan terpengaruh, imbas harga minyak yang melambung.
Ekonom dari Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita mengatakan kemungkinan tersebut. Bahkan, ada dua jalur minyak dunia yang akan terdampak.
"Perang Hamas-Israel jika terus berkembang memang bisa mendisrupsi jalur pasokan minyak dunia, baik dari Persian Gulf ke Asia maupun dari Mediterania ke Eropa," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa (31/10/2023).
Dia mengatakan akan terjadi perang proxy antara pihak di kubu Israel seperti Amerika Serikat dan negata barat. Serta, kubu pembela Palestina di lingkaran non-barat seperti Iran, China, Rusia, dan Timur Tengah.
Dia menjelaslqn, jika Israel terus menggempur Gaza tanpa henti, ada kemungkinan Iran masuk secara tidak langsung. Misalnya mengganggu jalur pasokan migas yang akan mengereknya ke level USD 100 per barel.
"Iran bisa saja mulai terlibat secara tidak langsung dengan mengganggu jalur pasokan migas di Persian Gulf ke Asia atau Eropa, yang bisa menyebabkan kelangkaan pasokan dan mengerek harga minyak mentah ke level 100 USD per barel, bahkan bisa lebih," jelasnya.
Ancaman Arab Saudi
Tak cuma itu negara Arab seperti Arab Saudi dan anggota OPEC bisa saja mengurangi produksi sebagai bentuk protes ke AS yang mendukung Israel.
"Seperti yang terjadi di saat perang Yom Kippur 1973, di mana harga minyak dunia naik tajam, dan ekonomi Amerika langsung dilanda Great Inflation," ungkap Ronny.
Â
Belum Mandiri Migas
Lebih lanjut, Ronny memandang dampak ke negara mitra AS. Jika kenaikan harga minyak dunia itu terjadi, mungkin saja AS tak terdampak karena sudah mandiri dari sisi migas.
Hanya saja, negara mitranya yang tidak mandiri. Sebut saja ada Uni Eropa, Jepang, Korea Selatan, Australia dan lainnya yang tidak mandiri secara migas.
"Artinya imbasnya akan mengenai banyak negara mitra strategis Amerika juga, yang tentunya tak diinginkan oleh Amerika, mengingat Amerika sendiri tak mampu menjadi alternatif penyedia BBM untuk semua mitra strategisnya," urainya.
"Dengan kata lain, Amerika pasti tak menginginkan banyak negara berpaling ke Rusia yang menyediakan BBM murah di pasar global," tegasnya.
Â
Advertisement