Sukses

Literasi Keuangan Jadi Kunci Stabilitas Ekonomi Daerah

Stabilitas ekonomi merupakan fondasi utama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat di suatu daerah.

Liputan6.com, Jakarta Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank DKI, menggelar workshop dengan tema Peran OJK Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Daerah.

Hal ini dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan khususnya bagi Taruna/Taruni dan serta Karyawan Bank DKI.

Direktur Teknologi & Operasional merangkap Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI, Amirul Wicaksono, menjelaskan tema Peran OJK Dalam Menjaga Stabilitas Ekonomi Daerah merupakan komitmen dan upaya edukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keuangan bagi generasi muda, yang nantinya mampu berperan aktif dalam membangun stabilitas ekonomi di daerah.

“Literasi keuangan merupakan kunci untuk mendukung stabilitas ekonomi daerah, oleh karena itu upaya untuk meningkatkan literasi keuangan harus menjadi prioritas dalam upaya mencapai stabilitas ekonomi yang berkelanjutan di tingkat daerah,” papar Amirul dikutip Selasa (31/10/2023).

Stabilitas ekonomi merupakan fondasi utama dalam mencapai kesejahteraan masyarakat di suatu daerah. Salah satu pilar penting dalam mencapai stabilitas ekonomi adalah literasi keuangan yang memainkan peran dalam mengurangi ketimpangan ekonomi di suatu daerah.

Sejalan dengan itu, dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi daerah, OJK Kantor Regional 1 Jakarta dan Banten memiliki program kemitraan dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan Banten yang dilaksanakan melalui TPAKD dengan beberapa program unggulan meliputi Green Economy/Financing, Desa Keuangan Inklusif, JakPreneur dan KEJAR.

 

2 dari 4 halaman

Ekonomi Daerah

Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi mengatakan Bank DKI mempercayai bahwa dalam menciptakan ekonomi daerah yang kuat dan berkelanjutan didasarkan pada tingkat literasi keuangan yang dimiliki masyarakat.

“Bank DKI berkomitmen untuk selalu bersinergi bersama OJK dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam menjaga stabilitas ekonomi daerah untuk memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta,” ujar Arie.

Sebelumnya dalam upaya mendorong literasi dan inklusi keuangan, Bank DKI telah aktif menyelenggarakan sejumlah kegiatan, diantaranya Pesta Rakyat Digital Island Bank DKI untuk memperkenalkan produk dan layanan digital di wilayah kepulauan seribu, program edukasi literasi keuangan dengan menyelenggarakan pelatihan kepada lebih dari 500 pelaku UMKM binaan (Jakpreneur) Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Sudin PPKUKM) Jakarta Timur, hingga partisipasi pada Puncak Acara Hari Indonesia Menabung 2023 di Provinsi Banten.

 

3 dari 4 halaman

Penyaluran Kredit Bank DKI Nyaris Rp 50 Triliun di Kuartal III 2023

Sampai dengan September 2023, penyaluran kredit Bank DKI tumbuh sebesar 6,90% menjadi Rp49,96 triliun, dari sebelumnya Rp46,73 triliun pada September 2022.

Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menyampaikan, pertumbuhan kredit dan pembiayaan sejalan dengan strategi bisnis yang konsisten pada segmen potensial, dengan fokus utama peningkatan portofolio pada segmen UMKM yang selaras dengan visi dan misi Perseroan.

“Upaya pengendalian kualitas kredit juga dilakukan melalui penagihan, restrukturisasi, maupun upaya penyelamatan kredit, sesuai ketentuan yang berlaku.” papar Romy dikutip Selasa (24/10/2023).

Pertumbuhan kredit utamanya didorong dari segmen ritel yang tumbuh sebesar 68,66% menjadi Rp1,66 triliun pada September 2023, dari posisi Rp986,30 miliar pada September 2022. Kredit mikro juga menunjukkan kinerja yang baik dengan pertumbuhan sebesar 42,86% menjadi Rp3,27 triliun pada September 2023, dari posisi Rp2,29 triliun pada September 2022.

Pertumbuhan segmen mikro dan ritel tersebut, telah mendorong peningkatan rasio kredit UMKM Bank DKI per September 2023 menjadi sebesar 9,87% dari sebelumnya tercatat sebesar 7,00% pada September 2022. Selain itu, kredit konsumer mencatat pertumbuhan positif atau sebesar 13,64% menjadi Rp21,58 triliun pada September 2023, dari posisi Rp18,99 triliun pada September 2022. 

Di sisi lain, strategi penyaluran kredit dengan skala lebih besar dilakukan secara selektif oleh Bank DKI, seperti kredit sindikasi yang tumbuh 10,91% menjadi Rp6,53 triliun pada September 2023, dari posisi Rp5,89 triliun pada September 2022.

 

4 dari 4 halaman

Kredit Komersial

Sementara itu, penyaluran segmen kredit komersial (termasuk term loan) pada September 2023 mencapai Rp15,54 triliun, sedangkan kredit menengah tercapai sebesar Rp1,37 triliun pada September 2023. Secara spesifik, pembiayaan untuk segmen syariah juga tumbuh 6,22% menjadi sebesar Rp7,70 triliun pada September 2023, dari sebelumnya Rp7,24 triliun di September 2022.

Dalam strategi ekspansi kredit, Perseroan tetap memprioritaskan pengelolaan risiko secara efektif dan pengawasan secara ketat untuk memastikan kualitas aset yang optimal.

Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross terjaga pada level rendah 1,83% dengan NPL Net sebesar 0,64% pada September 2023, yang menandakan kualitas kredit Bank DKI yang sehat. Bank DKI juga membentuk pencadangan yang memadai dengan Coverage Ratio pada level konservatif mencapai 219,96% pada September 2023.