Sukses

Begini Kondisi APBN di Kuartal III 2023, Pendapatan Hingga Surplus Anggaran

Kinerja APBN instrumen fiskal tetap terjaga baik dengan posisi surplus.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) terjaga positif sampai dengan triwulan III 2023.

“Pendapatan negara masih tumbuh positif meskipun mulai menunjukkan tren perlambatan seiring dengan moderasi harga-harga komoditas, dan perlambatan perekonomian dan perekonomian global. Sehingga hal ini perlu diwaspadai dan diantisipasi,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KSSK pada Jumat (3/11/2023).

“Kinerja Belanja Negara juga tetap ekspansif. Hal ini untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi kita, mendukung berbagai agenda pembangunan, dan untuk terus menjaga daya beli masyarakat,” tuturnya.

Menkeu memaparkan, kinerja APBN instrumen fiskal tetap terjaga baik dengan posisi surplus dari keseimbangan primer mencapai Rp. 389,7 triliun dan surplus anggaran total sebesar Rp. 67,7 Triliun. “Ini artinya surplusnya 0,32 persen dari Produk Domestik Bruto,” bebernya.

Selanjutnya, pendapatan negara melambat namun masih tumbuh positif 3,1 persen yaitu mencapai realisasi Rp, 2.035,6 Triliun. “Artinya 82,6 persen dari target pendapatan negara di APBN telah terkumpul pada triwulan III,” jelas Menkeu.

Kemudian ada penerimaan perpajakan yang telah mencapai Rp. 1.583,3 Triliun, atau mencapai 78,3 persen dari target APBN.

“Penerimaan perpajakan ini tumbuh 2,6 persen year-on-year,” kata Menkeu. Dijelaskannya, pertumbuhan ditopang terutama oleh pajak penghasilan non migas atau PPH non migas yang tumbuhnya masih cukup kuat, yaitu 6,7 persen year-on-year.

“PPN dalam negeri juga menunjukkan pertumbuhan yang masih cukup kuat, yaitu 6,4 persen year-on-year,” ucapnya.

 

2 dari 2 halaman

Penerimaan Pajak

Dari sisi sektoral, kinerja penerimaan perpajakan terutama ditopang oleh penerimaan dari sektor pertambangan, jasa keuangan, dan asuransi , serta transportasi dan pergudangan.

Kinerja penerimaan perpajakan terutama dipengaruhi oleh penguatan pemulihan aktivitas ekonomi, di tengah terjadinya perlambatan atau moderasi dari harga-harga komoditas.

Dari sisi penerimaan negara bukan pajak, realisasi PNBP mencapai Rp 451,5 triliun. Realisasi PNBP ini sudah melewati target APBN yaitu 102,3 persen, lanjut Sri Mulyani, seraya menambahkan bahwa angka ini artinya PNBP tumbuh 4,6 persen yoy.

Kontributor utama PBNP dari sumber daya alam non migas yang masih membukukan pertumbuhan 52,3 persen year on Year. Sementara PNBP dari kekayaan negara yang dipisahkan tumbuh lebih tinggi lagi yaitu 74,2 persen yoy

Di tengah situasi ekonomi dan komoditas yang termoderasi, pertumbuhan PNPB dari sumber daya alam ini dipengaruhi oleh tarif iuran dari produksi atau royalti yang meningkat sesuai peraturan baru.

Sementara PNBP yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan dipengaruhi oleh setoran dividen dari BUMN, khususnya BUMN sektor perbankan.

Sri Mulyani juga mengungkapkan, rasio utang pemerintah terhadap PDB pada akhir triwulan III 2023 terjaga di tingkat 37,95 persen, agak menurun dari periode sebelumnya.