Sukses

Harga Beras Hari Ini Melambung, Cabai Makin Pedas

Harga beras hari ini masih mahal ditemui di banyak daerah di Indonesia. Tak cuma itu, berbagai jenis cabai juga mengalami kenaikan.

Liputan6.com, Jakarta Harga beras mahal masih ditemui di banyak daerah di Indonesia. Tak cuma itu, berbagai jenis cabai juga mengalami kenaikan. Harga beras hari ini dan cabai ini menjadi komoditas pangan yang sellau dipantau masyarakat.

Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga beras kelas premium sempat tembus di Rp 14.990 per kilogram (kg) pada Sabtu (4/11/2023), kemarin. Namun, per Minggu (5/11/2023) pagi, baru sebagian provinsi yang meng-update harga tersebut.

Sementara itu, harga beras medium sempat bertengger di harga rata-rata Rp 13.210 per kg. Padahal beras medium punya acuan Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp 10.900 per kg, dan HET beras premium Rp 13.900 per kg, sesuai dengan zona daerah.

Sementara itu, harga cabai merah keriting terpantau mengalami kenaikan dengan rata-rata harga cabai Rp 55.800 per kg. Harga cabai rawit merah terpantau semakin 'pedas'. Kini, harga cabai rawit merah tembus Rp 71.200 per kg. Untuk DKI Jakarta, tembus hingga Rp 86.980 per kg.

Catatan Harga di PIHPS

Sementara itu, mengacu Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga beras medium sebesar Rp 14.700 per kg rata-rata nasional. Harga beras premium sebesar Rp 15.950 per kg.

Lalu, harga cabai merah besar Rp 49.600 per kg, cabai merah keriting Rp 58.550 per kg. Kemudian, cabai rawit hijau Rp 56.200 per kg dan cabai rawit merah tembus Rp 76.150 per kg.

 

2 dari 4 halaman

Biang Kerok Inflasi

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Oktober 2023 mencapai 0,17 persen secara month to month (mtm). Angka inflasi ini lebih tinggi dari September 2023 sebesar 0,19 persen.

"Namun, inflasi Oktober lebih tinggi secara year on year (yoy) mencapai 2,56 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/11/2023).Berdasarkan kelompok pengeluaran, inflasi Oktober 2023 terbesar disumbangkan oleh sektor transportasi sebesar 0,55 persen. Atau dengan andil 0,07 persen.

Kemudian, komoditas beras tercatat sebagai komoditas terbesar penyumbang inflasi Oktober sebesar 1,72 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,06 persen. Disusul komoditas cabai rawit dengan andil inflasi 0,03 persen, dan tarif angkutan udara 0,02 persen.

"Beras merupakan penyumbang inflasi terbesar secara tiga bulan berturut-turut (Agustus-Oktober) mencapai 1,72 persen," tegas Pudji.

Pudji menyebut, inflasi akibat harga beras masih terjadi di sebanyak 82 kota. Namun, 2 kota lainnya mengalami deflasi dan 1 kota lainnya mencatatkan stabil.

 

3 dari 4 halaman

Stok Beras Buog

Badan Urusan Logistik (BULOG) memastikan bahwa stok cadangan beras pemerintah aman hingga tahun 2024 mendatang. Hal itu bisa dimungkinkan karena BULOG mendapatkan tambahan penugasan impor beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton.

Direktur Supply Chain dan Pelayanan Publik Perum BULOG, Mokhamad Suyamto mengatakan bahwa stok beras yang dikuasai BULOG saat ini ada sebanyak 1,45 juta ton. Dirinya menjelaskan, dengan tambahan baru penugasan impor dari pemerintah ini jumlahnya semakin kuat untuk kebutuhan penyaluran sampai dengan tahun depan guna mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat.

"Di tengah situasi yang sangat sulit mendapatkan beras impor, BULOG sudah berhasil mendapatkan kontrak sebesar 1 juta ton dari kuota tambahan penugasan importasi beras dari pemerintah sebanyak 1,5 juta ton," katanya.

"Walaupun pemerintah memberikan tambahan kuota penugasan impor kepada Perum BULOG sebanyak 1,5 juta ton namun pelaksanaannya akan disesuaikan dengan kebutuhan penyaluran di dalam negeri," jelas Suyamto.

 

4 dari 4 halaman

Impor Beras

Suyamto mengungkapkan bahwa terkait asal negara impor, BULOG akan melaksanakan penugasan importasi beras ini dari negara mana saja yang memungkinkan dan memenuhi semua standar persyaratan.

"Saat ini kita sudah kontrak dengan beberapa negara yang produksinya masih banyak yaitu Thailand, Vietnam, Pakistan dan Myanmar. Selanjutnya kita juga akan menjajaki dengan India dan Kamboja maupun negara lainnya yang memungkinkan dan memenuhi persyaratan," ungkapnya.

Selain itu, Suyamto mengatakan bahwa pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras saat ini. Ia menyebut, terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti El Nino dan situasi dalam negeri yang baru memasuki musim tanam.

"Masyarakat tidak perlu khawatir, pemerintah melalui BULOG menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali," katanya.