Sukses

Pengembangan Lumbung Pangan Merauke Terhambat Zat Besi, Kok Bisa?

Menurut Moeldoko, padi yang ditanam tidak dapat tumbuh optimal sebab zat besi yang terkandung di dalam tanah mempengaruhi PH atau tingkat keasaman tanah di wilayah setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Program lumbung pangan nasional di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua, terhambat karena kandungan zat besi yang relatif tinggi. Hal ini diungkapkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.

Moeldoko kandungan zat besi yang tinggi di Lumbung Pangan Merauke ini mempengaruhi tingkat kesuburan lahan. "Kalau sementara ini saya lihat memang besinya tinggi di sana, harus ada unsur yang menetralisir," kata Moeldoko dikutip dari Antara, Senin (6/11/2023).

Ia mengatakan program Merauke sebagai lumbung pangan nasional yang digulirkan pemerintah sejak 2010 hingga kini belum menunjukkan kemajuan yang berarti.

Menurut Moeldoko, padi yang ditanam tidak dapat tumbuh optimal sebab zat besi yang terkandung di dalam tanah mempengaruhi PH atau tingkat keasaman tanah di wilayah setempat.

"Tanah itu kalau ada zat besinya agak mempengaruhi PH, sehingga tanaman itu menjadi kuning. Nah nggak begitu subur banget," katanya.

Moeldoko mengatakan upaya untuk merealisasikan Merauke sebagai lumbung pangan nasional membutuhkan upaya keras pemerintah untuk menetralisasi zat besi yang terkandung di dalam tanah.

"Untuk kondisi itu kan mesti didalami, kenapa Merauke dari dulu tidak bisa bertumbuh dengan baik dalam pengembangan agrifood-nya? apakah ada sesuatu? ini perlu dipikirkan," kata Moeldoko.

Rencana Arifin Panigoro 

Meoldoko mengatakan pengusaha nasional Arifin Panigoro pernah datang untuk memanen padi dari sawah modern yang ia kembangkan di Merauke, Provinsi Papua, pada 2015.

Pemilik Medco Group itu mengembangkan sawah seluas lima ribu hektare di Merauke dengan konsep modern, seperti yang sudah diterapkan di negara-negara lain seperti Vietnam, Thailand, dan Amerika Serikat.

Semua alat yang digunakan dari menanam benih sampai panen pun menggunakan teknologi yang mutakhir.

"Dulu pernah kan Pak Arifin Panigoro ke sana, akhirnya nggak tahan dia. Saya pernah ke sana dulu," kata Moeldoko

Dalam kesempatan itu Moeldoko menyampaikan laporan rutin kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mewaspadai siklus tanaman padi di Indonesia yang mengalami kecenderungan penurunan produksi pada Desember dan Januari.

"Kami selalu laporkan kepada Presiden pada bulan-bulan Januari perlu diwaspadai, karena kebiasaannya turun (produksi). Ini grafik nasionalnya begitu, sudah beberapa tahun memang begitu pada bulan Desember, Januari, grafiknya turun. Nanti pelan-pelan naik Februari, puncaknya di April nanti itu panen raya," kata Moeldoko.

2 dari 3 halaman

Investor Food Estate Merauke Bakal Dapat Insentif Fiskal

Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pemerintah akan memberikan insentif fiskal bagi investor yang berminat membangun proyek food estate atau lumbung pangan terintegrasi di Merauke, Papua Selatan. Saat ini proyek tersebut sudah ditetapkan menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).

“Kalau KEK sebenarnya dalam konteks ini lebih kepada insentif fiskal, supaya nanti, kalau ada orang yang berminat investasi di sana tentunya ya secara insentif fiskalnya sudah ikut paket KEK. Jadi nanti KEK pangan dan energi,” kata pria yang akrab disapa dengan Tiko ini, dikutip dari Antara, Selasa (10/10/2023).

Food estate Merauke akan dikelola seperti halnya Kawasan Industri Batang, Jawa Tengah, yakni dikelola pemerintah namun dengan melibatkan swasta untuk membangun sejumlah industri di kawasan tersebut.

Pemerintah dalam rapat pada Selasa ini menetapkan food estate” Merauke sebagai Kawasan Ekonomi Khusus untuk produksi padi dan tebu.

Tiko mengatakan kemungkinan besar BUMN pangan seperti PT PTPN Persero akan terlibat dalam pengelolaan “food estate” Merauke itu.

Luas lahan KEK food estate Merauke diperkirakan bisa mencapai dua juta hektar. Namun, dalam tahap awal, pembangunan “food estate” di Merauke akan mencakup 200 ribu hektar.

3 dari 3 halaman

Tidak Semudah Dibayangkan

Presiden Joko Widodo sebelumnya menekankan bahwa pembangunan lumbung pangan atau food estate tidak semudah yang dibayangkan, karena produksi pada kali pertama biasanya gagal.

Jokowi menyatakan tetap akan membangun lumbung pangan untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

"Itu cadangan, baik cadangan strategis maupun nanti kalau melimpah betul, enggak apa-apa untuk ekspor karena negara lain membutuhkan. Sehingga dalam rangka ke sana, kalau supaya tahu membangun food estate, membangun lumbung pangan itu tidak semudah yang bapak ibu bayangkan," kata Jokowi pada 18 Agustus 2023.

Menurut Jokowi, lumbung pangan menjadi salah satu solusi untuk mengantisipasi krisis pangan yang mengancam produksi, mengingat negara-negara kawasan dan global sedang menghadapi krisis tersebut.

Indonesia pada tahun ini dilanda penurunan produksi pangan karena cuaca ekstrem El Nino. Untuk komoditas beras, pemerintah memperkirakan akan terjadi penurunan hingga 1,2 juta ton dari target produksi 30 juta ton.

Pemerintah menyatakan akan mengoptimalkan produksi pangan pada musim tanam selanjutnya guna menangkal krisis pangan, sekaligus mengamankan kuota impor untuk menjamin pasokan pangan di dalam negeri.