Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, mengungkapkan sangat bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III-2023 masih tumbuh positif yakni 4,94 persen.
"Alhamdulillah tadi sudah disampaikan oleh BPS pertumbuhan ekonomi kita tumbuh 4,94 persen secara year on year atau 5,05 persen setahun," kata Airlangga Hartarto dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).
Baca Juga
Airlangga melaporkan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh solidnya permintaan domestik, yang tercermin oleh konsumsi rumah tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), serta kuatnya konsumsi domestik yang dilihat dari indeks keyakinan konsumen yang masih di level 121,7 per September 2023.
Advertisement
Sementara itu, disisi pengeluaran, konsumsi rumah tangga menjadi kontributor tertinggi terhadap perekonomian Indonesia kuartal III-2023 yakni sebesar 52,62 persen, yang didukung oleh laju inflasi yang bisa dikendalikan.
"Ditambah lagi tentu pertumbuhan PMTB yang berkontribusi mendekati 30 persen yaitu 29,68 termasuk komponen barang modal bangunan yang menggerakkan sektor konstruksi, dan harga komoditas memperngaruhi terhadap net ekspor yang mengalami penurunan walaupun ekspor jasa atau jasa pariwisata mengalami kenaikan," jelasnya.
Lanjut, untuk sisi permintaan domestik sektoral, BPS mencatat sektor industri pengolahan kontribusinya sebesar 18,75 persen dan tumbuh diatas pertumbuhan ekonomi yaitu 5,20 persen.
"Kuatnya industri pengolahan juga sejalan dengan PMI yang ekspansif selama 26 bulan berturut-turut, di bulan Oktober kemarin di 51,5," ujarnya.
Adapun berdasarkan data BPS, lapangan usaha yang berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi kuartal III-2023 adalah industri pengolahan yang tumbuh 5,20 persen yang memberikan andil 18,75 persen. Pertanian tumbuh 1,46 persen dan andil 13,57 persen, perdagangan tumbuh 5,08 persen, dan andil 12,96 persen, pertambangan tumbuh 6,95 persen dan andil 10,18 persen, dan kontruksi tumbuh 6,39 persen dan andil 9,86 persen.
Sementara, lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi adalah transportasi dan pergudangan dengan 14,74 persen, jasa lainnya 11,14 persen, serta akomodasi makan minum berhasil tumbuh 10,90 persen.
"Sektor juga yang baik adalah transportasi pergudangan pertumbuhannya juga diatas pertumbuhan ekonomi yaitu 14,74 persen, dan juga akomodasi dan makan minum juga mencerminkan kepercayaan terhadap ekonomi dalam negeri," pungkasnya.
Ekonomi Indonesia Cuma Tumbuh 4,94 Persen di Kuartal III-2023, Ini Penyebabnya
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2023 mencapai 4,94 persen secara year on year (yoy).
"Triwulan III-2023 atau secara year on year ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 4,94 persen," kata Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers pengumuman pertumbuhan ekonomi kuartal II-223, Senin (6/11/2023).
Sementara, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 bila dibandingkan dengan triwulan II-2023 atau selama Q to Q tumbuh sebesar 1, 60 persen.
Amalia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut dipengaruhi oleh melambatnya perekonomian global, terjadinya perubahan iklim dan menurunnya harga komoditas ekspor unggulan.
"Resiliensi ekonomi Indonesia kembali tercermin melalui pertumbuhan ekonomi sebesar 4,94 persen dan secara kumulatif Indonesia ekonominya tumbuh sebesar 5,05 persen (c to c)," ujarnya.
Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal III-2023 atas dasar harga berlaku sebesar mencapai Rp 5.296 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 Rp 3.124,9 triliun.
"Berdasarkan besaran produk domestik bruto atau PDB pada triwulan III- 2023 atas dasar harga berlaku adalah sebesar Rp 5.296 triliun, atas dasar harga konstan sebesar Rp 3.124,9 triliun," ujarnya.
Advertisement
Peristiwa Besar yang Mempengaruhi
Lebih lanjut, Amalia membeberkan beberapa peristiwa yang mempengaruhi perekonomian dalam negeri, yaitu kondisi beberapa negara mitra dagang utama Indonesia tetap tumbuh meskipun pada umumnya pada kuartal III-2023 relatif lebih lambat dibandingkan kuartal II seperti Tiongkok dan India.
Kemudian, penurunan harga komoditas global juga berpengaruh ke komoditas ekspor unggulan Indonesia, seperti minyak kelapa sawit (CPO), nikel dan batu bara.
Sedangkan, dari dalam negeri pertumbuhan ekonomi indonesia didorong oleh aktivitas domestik, yakni peningkatan mobilitas dan peningkatan pariwisata.
Selanjutnya, "daya beli masyarakat masih terlihat stabil, ini diindikasikan dengan inflasi yang terkendali indeks penjualan eceran riil yang tumbuh, penjualan domestik sepeda motor naik dan nilai transaksi uang elektronik dan kartu kredit juga tumbuh," pungkasnya.Â