Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk mengerem penanaman modal di IKN dari luar negeri atau investor asing. Pernyataan ini keluar saat meninjau pembangunan sejumlah sarana dan prasarana di Nusantara pada pekan lalu. Â
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia pun menjelaskan maksud dari Presiden Jokowi ini. Menurutnya, Jokowi memprioritaskan investor-investor dalam negeri untuk ikut membangun IKN.Â
Baca Juga
"Kita berikan prioritas itu yg dimaksud, buka berarti kita tidak membuka untuk asing, biar aja dulu dalam negeri," kata Bahlil dalam acara Anugrah Layanan Investasi (ALI) 2023, Jakarta, Rabu (8/11/2023).Â
Advertisement
Bahlil menyampaikan bahwa pemerintah masih membuka kesempatan kepada para investor asing yang ingin berinvestasi dalam pembangunan IKN.Â
"Prioritas kedua baru asing, itu yang maksud Pak Jokowi," imbuhnya.Â
Ia menyebut saat ini sudah masuk sebanyak 200 lebih leter of intent (Lol) telah diterima oleh pemerintah yang berasal dari investor asing hingga investor dalam negeri.Â
"200 lebih sudah ada. Insya allah lah (investor dalam negeri), buktinya bangun terus kan groundbreaking jalan terus kan. yang pesimis itu kalian, aku mah optimis," tutup Bahlil.Â
Reporter:Â Siti Ayu Rachma
Sumber: Merdeka.com
300 Investor Asing Antre Tanam Modal ke IKN
Sebelumnya, Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) disebut-sebut makin banyak peminatnya. Baik lurikan investordomestik maupun asing.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, ada sekitar 300 Letter of Intent (LoI) atau peminat yang mau investasi di IKN. Namun, realisasinya masih ditunda dahulu karena diminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) mementingkan investor domestik.
"Beliau sampaikan ada 300-an sekian LoI yang ditandatangani Badan Otorita IKN. Diantaranya ada 130 dari Singapura, beberapa dari Thailand. Tapi sekarang itu direm dulu karena diutamakan dari dalam negeri," bebernya saat ditemui, ditulis Minggu (5/11/2023).
Jokowi sebelumnya mengungkap ada banyak negara yang berminat investasi. Seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Uni Emirat Arab (UEA).
Diketahui, Jokowi meminta arus investasi dari investor asing ditahan lebih dulu. Dia ingin ada ruang bagi pengusaha lokal untuk turut berkontribusi membangun IKN.
Sementara, Basuki mengamini ada banyak proyek pengusaha lokal yang mulai dibangun. Dia mencatat, hingga Desember 2023 nanti saja akumulasi investasinya mencapai Rp 45 triliun.
"Itu semua (investor) dalam negeri. Jadi yang luar negeri beliau minta direm dulu, diutamakan dalam negeri," tegas Menteri PUPR.
Advertisement
Banjir Peminat
Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) Nusantara menyebutkan bahwa Presiden Joko Widodo mengerem investor asing yang ingin menanamkan modalnya IKN karena terlalu banyak yang berminat masuk dan karena ia ingin mengutamakan investor nasional.
Keterangan OIKN di Samarinda, Sabtu, menyebutkan pemerintah selalu memprioritaskan investor nasional dalam berinvestasi di IKN.
Sedikitnya ada 130 investor dari Singapura telah datang dan melihat langsung IKN beberapa bulan lalu, kemudian ada investor dari Korea Selatan, Jepang, Malaysia, hingga Persatuan Emirat Arab yang juga ingin berinvestasi.
"Tapi kami memang rem dulu. Saya sampaikan ke Kepala Otorita IKN, rem untuk yang dari luar, berikan kesempatan, kalau bisa digabungkan dengan dari dalam sehingga zona-zona yang sudah direncanakan, semuanya akan terisi," kata Presiden dikutip dari Antara, Sabtu (4/11/2023).
Hal itu dikatakan Presiden saat memimpin peletakan batu pertama proyek superblok bernama 'Pakuwon Nusantara' di lahan campuran (mixed use land) IKN, bersama Otorita IKN dan PT Pakuwon Jati Tbk, melalui entitas PT Pakuwon Nusantara Abadi (PNA).
Peletakan batu pertama ini dilakukan pada Rabu (1/11/2023) di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN, dengan nilai investasi sebesar Rp5 triliun.
Pakuwon Nusantara merupakan salah satu investor dari rangkaian peletakan batu pertama yang dilaksanakan pada 1-2 November 2023, dengan total investasi kali ini saja sebesar Rp12 triliun.
"Saya senang, ini PT Pakuwon sudah mendahului membangun. Saya sangat menghargai, mengapresiasi dan kita harapkan ini akan memberikan gelombang lain bagi investor nasional," ujarnya.