Sukses

Bahlil Pastikan Proses Divestasi Saham Vale Tak Berjalan Alot: Hampir Selesai

Besaran saham dari PT Vale Indonesia yang akan didivestasikan hingga saat ini sebesar 14 persen. Tetapi Menteri Bahlil mengakui belum ada tambahan saham melebihi 14 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia memberikan informasi terbaru proses divestasi saham PT Vale Indonesia Tbk. Menurutnya pembicaraan mengenai divestasi tersebut tak berjalan alot. Keputusan divestasi tersebut saat ini berada ditangan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Mind ID.

"Nggak alot (proses divestasi) sudah hampir selesai. Divestasinya diatur oleh Kementerian BUMN dan Mind ID," ujar Bahlil saat ditemui, Jakarta, Rabu (8/11/2023).

Besaran saham dari PT Vale Indonesia yang akan didivestasikan hingga saat ini sebesar 14 persen. Tetapi ia mengakui belum ada tambahan saham melebihi 14 persen.

"Saham nambahnya 14 persen, kalau tidak salah divestasi. Belum, belum (tambahan saham di atas 14 persen)," ungkap dia.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap kabar terbaru terkait rencana divestasi saham Vale Indonesia ke tangan Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID. Dia mengaku masih mempelajari lebih jauh terkait hal tersebut.

Erick menegaskan tak mau proses divestasi ini sebatas besaran porsi saham, tapi kendalinya masih dipegang pihak asing. Mengingat, Vale Indonesia sudah lama menggarap nikel Indonesia.

"Kemarin divestasi Valle ada dua yang sedang kita lihat, yang divestasi itu seperti apa kue-nya ya jangan sampai yang didivestasi itu hanya pinggir-pinggir-pinggir, tetapi yang di tengahnya tetap dikontrol terus tidak ada efisiensi untuk kita mau me-mining ke depan," ujarnya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Sabtu (28/10/2023).

"Nah itu yang sama kita jangan terus iya iya aja tetapi sebenarnya tidak tidak. Jadi saya harus pelajari dulu," sambungnya.

Dia menerangkan, pemerintah terbuka untuk menguasai saham apakah 34 persen atau 51 persen usai divestasi. Tapi, dia enggan kalau hal itu hanya sekadar pengalihan saham tanpa ada kuasa pengendalian.

"Jangan sampai yang divestasi ini sebuah ke-setengah hatian," ungkapnya.

Erick menyebut, pemanfaatan nikel, kobalt, dan mangan membawa keunggulan tersendiri untuk negara empat musim. Meski, ada pemanfaatan lithium, fosfat hingga Ion yang digarap BYD.

Reporter: Ayu

Sumber: Merdeka.com

 

2 dari 2 halaman

Tak Mau Buru-Buru

Erick menegaskan, pihaknya masih akan mempelajari lebih jauh soal kesepakatan divestasi nantinya. Disamping itu, dia juga membuka peluang kerja sama lainnya yang membawa manfaat.

"Jadi kita sedang pelajari mengenai hal-hal Vale, kita mendorong kerjasama Vale dengan Ford dengan Volkswagen. Tapi juga kita jangan Menutup Mata Kalau memang divestasi Vale-nya itu baik di lahan yang diberikan kembali kepada negara tapi kalau ownership kita, oke kita cari hal-hal yang positif kedepan," bebernya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Ad Interim ini juga menyampaikan kalau pihaknya tak mau diburu-buru. Meski, diketahui kalau kontrak Vale Indonesia akan habis pada 2025 mendatang. Dia juga belum bisa memastikan apakah proses divestasi dilakukan tahun ini.

"Ya tidak apa-apa. Kita yang negara kenapa diburu-buru? Mereka yang perlu kita kok," pungkas Erick Thohir.

Video Terkini