Liputan6.com, Jakarta PT Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Self Regulatory Organization (SRO) kembali menyelenggarakan Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2023 dengan tema 'Aku Investor Saham’ pada Oktober 2023 lalu.
Direktur Teknologi & Operasional Bank DKI merangkap Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Utama Bank DKI, Amirul Wicaksono merasa antusias atas terjalinnya sinergi antara BEI, SRO dan industri perbankan dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal melalui edukasi.
Baca Juga
”Sebagai langkah awal, kami wujudkan melalui pendirian Galeri Investasi Digital, secara seremonial dilakukan dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara Bank DKI, BEI dan PT CGS-CIMB Sekuritas Indonesia, yang merupakan sarana mengakses informasi pasar modal serta memudahkan akses investasi bursa saham bagi basis pegawai/karyawan, serta nasabah/ investor.” jelas Amirul.
Advertisement
Galeri Investasi Digital merupakan Galeri Investasi secara digital dan tidak mensyaratkan adanya fasilitas berupa ruangan khusus.
Tujuan didirikannya Galeri Investasi Digital diantaranya mengenalkan pasar modal sejak dini, memberikan pemahaman dan praktik investasi di pasar modal, mempermudah akses data publikasi mengenai perkembangan pasar modal, serta sebagai salah satu sarana bertransaksi pasar modal secara langsung. Selain itu, Galeri Investasi Digital dapat pula melakukan kegiatan secara offline/tatap muka sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Senada dengan itu, Sekretaris Perusahaan Bank DKI, Arie Rinaldi merasa inisiatif mendirikan Galeri Investasi Digital Bank DKI merupakan langkah inovatif dan progresif dalam memperkenalkan beragam produk investasi pasar modal bagi para nasabah dan masyarakat luas.
”Bank DKI berharap Galeri Investasi Digital ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi karyawan, nasabah dan masyarakat, diantaranya dengan melakukan investasi di pasar modal dapat mendorong kesejahteraan finansial masyarakat sehingga berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.” imbuh Arie.
Arie juga turut mengajak karyawan dan nasabah untuk mengunjungi Galeri Investasi Digital Bank DKI untuk merasakan sendiri manfaatnya dalam pengetahuan dan pengelolaan produk investasi yang dimiliki.
Jelang Tahun Politik, Mandiri Capital Selektif Beri Modal ke Startup
PT Mandiri Capital Indonesia (MCI), perusahaan modal ventura di bawah Mandiri Group memiliki strategi dalam menghadapi dampak politik di tahun depan terhadap penanaman modal di perusahaan startup yang ada di tanah air.
Direktur Investasi Mandiri Capital Indonesia Dennis Pratistha, mengatakan, perusahaan yang dikelolanya ini selalu selektif ketika akan menanamkan modal atau berinvestasi kepada perusahaan startup, apalagi menjelang tahun politik.
"Kita dari awal strategi kita tidak berubah, kita selalu selektif," kata Dennis saat ditemui di Menara Mandiri, Jakarta, Kamis (9/11/2023).
Dennis menegaskan, Mandiri Capital bukan investor yang Fear Of Missing Out (FOMO) terhadap situasi yang sedang ramai. Melainkan, dari dulu Mandiri Capital selalu selektif dalam menanamkan modal kepada perusahaan startup.
Bahkan, pihaknya pun selalu melihat kondisi perusahaan startup-nya terlebih dahulu. Apakah perusahaan startup tersebut potensial atau sebaliknya.
"Seperti yang saya highlight tadi kita hanya invest ke perusahaan-perusahaan yang potensial untuk reach profitability, kita bukan investor yang fomo, kita bener-bener very selektif ke companies yang bisa bener-bener subsiten," ujarnya.
Lebih lanjut, sama halnya dengan menyambut tahun politik di 2024 nanti. Dennis pun tak menampik, banyak pakar dan ahli ekonomi yang menyebut bahwa tahun depan akan banyak investor yang wait and see atau lebih berhati-hati ketika akan berinvestasi, termasuk Mandiri Capital.
"Tahun depan yang merupakan tahun politik kita tetap akan melakukan yang selektif untuk investasi, tidak merubah strategi kita, cara kita menganalisa dan apa kita lihat sama," pungkasnya.
Advertisement
Jurus Bank Mandiri Antisipasi Risiko Pelemahan Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah menyiapkan sejumlah strategi dalam rangka mengantisipasi risiko pelemahan Rupiah.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menilai pelemahan Rupiah bakal memberikan pengaruh terhadap peningkatan risiko kredit pada debitur dengan pinjaman dalam valuta asing atau valas. Sehingga, dengan kondisi pelemahan Rupiah ini membuat beban dari debitur membengkak.
"Sedangkan di sisi banking sektor, pelemahan Rupiah memang berpotensi meningkatkan risiko kredit pada debitur dengan pinjaman dalam valuta asing, karena secara ekuivalen Rupiah nilai kewajiban debitur semakin besar," kata dia dalam Konferensi Pers Paparan Kinerja Kuartal III 2023 Bank Mandiri, Senin (30/10/2023).
Menurut ia, bank perlu melakukan monitor secara disiplin terhadap debitur valas yang pendapatannya dalam Rupiah untuk memastikan kemampuan membayar (repayment capacity) dari debitur.
Kemudian, Bank Mandiri juga mendorong pertumbuhan dalam kredit Rupiah. Oleh sebab itu, pertumbuhan kredit Rupiah secara bank only lebih tinggi dibandingkan kredit valas yang mencapai 13,1 persen year on year (YoY).
"Terkait pendanaan valas, Bank Mandiri sebagai bank wholesale terus mengoptimalkan potensi dari nasabah eksportir dengan penyediaan berbagai solusi finansial melalui platform Kopra termasuk pemanfaatan instrumen Devisa Hasil Ekspor (DHE). Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) valas Bank Mandiri tumbuh sangat baik sebesar 9,83 persen yoy secara bank only mencapai USD 14,9 miliar," kata dia.