Sukses

Kaya Sumber Pangan, RI Kurangi Ketergantungan Konsumsi Beras

Ratusan jenis sumber pangan tumbuh di Indonesia. Saking kayanya, negara ini masuk dalam jajaran terbesar nomor dua di dunia dengan keanekaragaman hayati.

Ratusan jenis sumber pangan tumbuh di Indonesia. Saking kayanya, negara ini masuk dalam jajaran terbesar nomor dua di dunia dengan keanekaragaman hayati atau biodiversity.

Menurut catatan Kementerian Pertanian (Kementan), Indonesia mempunyai 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, 110 jenis rempah-rempah dan bumbu.

Di samping itu, sumber karbohidrat mencapai 77 jenis, sumber lemak dan minyak 75 jenis, 26 jenis kacang-kacangan serta 40 jenis bahan minuman.

Kepala Pusat Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Badan Ketahanan Pangan (BPK) Kementerian Pertanian (Kementan), Sri Sulihanti mengungkapkan kekayaan hayati tersebut belum dimanfaatkan secara optimal.

"Untuk itu, pentingnya pemerintah mengembangkan diversifikasi pangan berbasis bahan baku pangan lokal, seperti aneka umbi, jagung atau sagu demi mengurangi ketergantungan terhadap konsumsi beras sesuai arahan Presiden," katanya dalam acara dialog publik Beras Analog Ketahanan Pangan Berkelanjutan di Jakarta, Selasa (26/3/2013).

Dalam hal ini, lanjut dia, Kementan menggadang upaya yang bakal diterapkan guna meningkatkan keanekaragaman pangan.

Diantaranya adalah peningkatan diversifikasi pangan sesuai karakteristik daerah, serta kegiatan penyuluhan ke berbagai daerah di Indonesia.

"Kami juga akan melakukan strategi pengembangan agroindustri tanaman pangan, hortikultura, susu dan daging, penelitian bahan pangan lokal serta sebagainya," ucap dia.

Implementasi ini, Sri bilang, menghadapi tantangan besar, antara lain masih tingginya konversi lahan pertanian mencapai 70 ribu-100 ribu hektar (ha) per tahun.

"Tantangan lain adalah laju pertumbuhan penduduk sampai dengan 1,49% per tahun, dan kondisi iklim yang tak menentu akibat global warming," pungkasnya.

Seperti diketahui, konsumsi beras atau nasi masyarakat Indonesia ditargetkan berkurang minimal 1,5% per kapita setiap tahun.

Hingga akhir 2012, konsumsi beras tanah air per kapita telah menyusut dari 139 kilogram (kg) per tahun menjadi 102 kg per tahun. Sedangkan rata-rata konsumsi beras setiap tahun di dunia hanya 60 kg. (Fik/Ndw)