Sukses

Saham BBRI Tercatat Naik 61,5 Kali Selama 20 Tahun Melantai di BEI, Ini Buktinya

Saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat meningkat 61,5 kali lipat dibandingkan dengan harga pada saat awal Initial Public Offering (IPO).

Liputan6.com, Jakarta Selama 20 tahun melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI tercatat meningkat 61,5 kali lipat dibandingkan dengan harga pada saat awal Initial Public Offering (IPO). Pasalnya pada saat IPO perdana, nilai saham BRI sebesar Rp875/saham dan per Juli 2023, harga saham menjadi Rp5.750/saham.

Direktur Utama BRI, Sunarso mengungkapkan bahwa BRI terus fokus untuk menciptakan value agar BRI dapat terus tumbuh secara berkelanjutan.

"Selain menciptakan value dari aspek ekonomi dan bisnis (economic values), BRI juga akan terus menghadirkan social values bagi seluruh lapisan masyarakat," ungkapnya.

"Kita harus menargetkan economic value, seperti pertumbuhan laba dan asset, yang pada akhirnya akan berdampak pada pertumbuhan dividen, serta peningkatan harga saham yang akan memberikan value kepada stakeholder," jelas Sunarso.

Selain itu, dirinya membeberkan, strategi BRI untuk terus tumbuh secara berkelanjutan ada dua. Sunarso menyebut, pertama, menaikkelaskan nasabah eksisting dengan berbagai program-program pemberdayaan dan pendampingan.

"Strategi kedua adalah mencari sumber pertumbuhan baru atau menyasar segmen ultra mikro melalui holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian," bebernya.

2 dari 3 halaman

Pencapaian BRI di BEI

Berikut adalah sejumlah pencapaian penting BBRI selama tercatat (listing) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang dua dekade:

Tahun 2003

BRI tercatat di BEJ dan Bursa Efek Surabaya (BES) pada 10 November 2003 dengan harga IPO Rp875 per saham dan menggunakan ticker BBRI. Dalam IPO, BBRI menawarkan 4,76 miliar saham, yang terdiri dari 3 miliar saham yang dimiliki Negara Republik Indonesia (RI) dan 1,76 saham baru.

Di akhir Desember 2003, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI mencapai Rp14,70 triliun.

Tahun 2007

Market cap BBRI menyentuh Rp100 triliun pada November 2007.

Tahun 2011

Pada 11 Januari 2011, BBRI melaksanakan pemecahan nilai nominal saham alias stock split dengan rasio atau perbandingan 1:2.

Tahun 2013-2014

BBRI menembus market cap Rp200 triliun pada kuartal I-2013.

Tahun 2015-2016

Market cap BBRI mencapai Rp300 triliun pada kuartal I-2015.

Tahun 2017

Pada 10 November 2017, seiring perayaan 14 tahun BRI di bursa, BBRI kembali melakukan stock split dengan rasio 1:5.

Tahun 2019

Berkat kinerja fundamental yang solid yang kemudian mendapat apresiasi dari investor, market cap BBRI menyentuh angka penting Rp500 triliun pada 2019.

Tahun 2020

Sepanjang 2020, pasar keuangan global terguncang akibat pandemi Covid-19. Saham BBRI juga ikut terimbas, kendati mengalami pemulihan yang relatif cepat.

3 dari 3 halaman

Pencapaian Makin Melesat

Tahun 2021

Masih dalam fase pemulihan pandemi, market cap BBRI kembali menembus angka Rp500 triliun di kuartal I-2021. BRI juga sukses menggelar aksi korporasi berupa penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue pada 2021.

Hal tersebut dilakukan seiring BRI membentuk Holding Ultra Mikro bersama Pegadaian dan PNM.

Total raihan rights issue jumbo BRI mencapai Rp95,9 triliun yang terdiri atas Rp54,7 triliun dalam bentuk partisipasi non tunai pemerintah berupa inbreng saham Pegadaian dan PNM, serta Rp41,2 triliun dalam bentuk cash proceed dari pemegang saham publik.

Pencapaian tersebut menorehkan sejarah sebagai right issue terbesar di kawasan Asia Tenggara, peringkat ketiga di Asia, dan nomor tujuh di seluruh dunia.

Tahun 2022

BBRI menembus pencapaian baru dalam hal market cap, yakni mencapai Rp700 triliun pada kuartal I dan IV-2022.

Tahun 2023

Kenaikan harga saham seiring dengan kinerja fundamental yang solid membuat BBRI berkali-kali menembus level tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Terbaru, di akhir Juli 2023, saham BBRI menembus level ATH pada perdagangan intraday 27 Juli 2023 di angka Rp5.750 per saham.

Level tertinggi tersebut kembali disentuh perdagangan intraday 1, 3, dan 8 Agustus 2023.

Dari aspek market cap, BBRI menembus level baru, yakni Rp800 Triliun di 2023, yakni di sekitar Mei. Kenaikan harga saham yang sempat menembus level ATH pada akhir Juli dan Agustus lalu, kapitalisasi pasar (market cap) BBRI pernah menyentuh pula level tertinggi, yakni mencapai Rp871,46 triliun pada saat intraday.

“Keberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun," ujar Sunarso.

"Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoy," imbuhnya.

 

(*)

Live dan Produksi VOD