Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia turun lebih dari 1% pada perdagangan Jumat dan menuju penurunan mingguan kedua berturut-turut. Pelemahan harga emas di Jumat dan pekan ini didorong berkurangnya permintaan instrumen investasi safe haven.
Harga emas dunia juga turun setelah Gubernur Bank Sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) Jerome Powell dalam pidatonya memberikan sinyal hawkish untuk suku bunga. Artinya, ada kemungkinan bunga acuan Fed akan naik lagi.
Baca Juga
Mengutip CNBC, Sabtu (11/11/2023), harga emas di pasar spot turun 1,1% menjadi USD 1.936,09 per ounce pada pukul 14.38 ET dan turun 2,8% dalam sepekan. Ini adalah angka penurunan terburuk yang dicetak dalam enam minggu terakhir.
Advertisement
Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup turun 1,6% pada USD 1.937,70 per ounce.
“Jerome Powell mengeluarkan pernyataan hawkish adalah alasan utama pelemahan emas minggu ini. Hal ini juga dirusak oleh meningkatnya selera risiko investor selama beberapa minggu terakhir,” kata analis City Index Fawad Razaqzada.
Harga emas batangan telah kehilangan sekitar USD 70 sejak mencapai level di atas USD 2.000 pada minggu lalu karena meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Pejabat Federal Reserve, termasuk Powell, mengatakan pada hari Kamis bahwa mereka masih tidak yakin bahwa suku bunga akan cukup tinggi untuk menyelesaikan perjuangan melawan inflasi.
Patokan imbal hasil Treasury AS jangka waktu 10 tahun dan indeks dolar AS menuju kenaikan mingguan, membuat emas yang tidak memberikan imbal hasil menjadi kurang menarik bagi investor.
“Emas akan terus diperdagangkan sideways ke level lebih rendah dalam waktu dekat kecuali kita melihat peningkatan peristiwa geopolitik, laporan ekonomi AS yang lemah, atau jika The Fed menyarankan untuk menaikkan suku bunga,” kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.
Permintaan Emas Fisik India
Adanya festival besar meningkatkan permintaan emas fisik di India, namun pembelian dilaporkan sedikit lebih rendah dibandingkan tahun lalu karena harga yang lebih tinggi membuat beberapa pelanggan enggan memborong logam mulia.
Paladium jatuh ke posisi terendah dalam lima tahun terakhir di bawah USD 1.000 per ounce, mempercepat penurunan yang dipicu oleh ekspektasi surplus akibat pesatnya penyebaran kendaraan listrik dan produsen mobil yang memilih platinum yang lebih murah untuk autokatalis.
Paladium tergelincir 2,8% menjadi USD 964,25 per ounce.
Sedangkan Platinum turun 2% menjadi USD 842,34, berada di jalur pelemahan minggu terburuk sejak pertengahan tahun 2021.
Kedua logam tersebut digunakan oleh pembuat mobil dalam perangkat untuk mengurangi emisi mesin.
Advertisement