Sukses

Belanja Politik Bakal Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Selain belanja pemilu, pertumbuhan ekonomi di 3 bulan terakhir ini akan banyak disumbang oleh belanja pemerintah. Dia memperkirakan di sisa 2023, pemerintah akan menggelontorkan anggarannya sekitar Rp 250 triliun sampai Rp 350 triliun.

Liputan6.com, Jakarta  Tahun politik sudah dimulai dengan pendaftaran bakal calon presiden (bacapres) dan bakal calon wakil prsiden (bacawapres) di Komisi Pemilihan Umum (KPU). Seiring berjalannya proses politik hingga pencoblosan tahun depan ini diperkirakan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional. 

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM), Bank Indonesia, Erwindo Kolopaking mengatakan bahwa permintaan sektor distribusi komunikasi mengalami peningkatan, misalnya iklan, poster, sablon. 

“Menjelang pemilu akan ada permintaan buat iklan, poster dan sektor-sektor terkait akan meningkat, misalnya sektor percetakan dan juga sablon akan mengalami kenaikan,” kata Erwindo di Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (11/11/2023). 

Bahkan dampaknya sudah mulai terlihat sejak 3 bulan atau 1 kuartal sebelum pelaksanaan pesta demokrasi 5 tahunan. Sebagaimana diketahui hari pencoblosan pemilu dan pilpres jatuh pada 14 Februari 2024. Sehingga dampaknya mulai akan terasa sejak triwulan terakhir 2023. 

“Sektor ini 1 triwulan sebelum pemilu akan meningkat,” kata Erwindo.

Belanja Pemerintah

Selain belanja pemilu, pertumbuhan ekonomi di 3 bulan terakhir ini akan banyak disumbang oleh belanja pemerintah. Dia memperkirakan di sisa 2023, pemerintah akan menggelontorkan anggarannya sekitar Rp 250 triliun sampai Rp 350 triliun. 

“Kalau akhir tahun ini minimal Rp 250 triliun sampai Rp 350 triliun di akhir tahun, ini nanti akan mengalir ke bank dan instrumen yang dimiliki pemerintah dan ini bisa menaikkan Dana Pihak Ketiga (DPK),” kata dia. 

Harus diakui, belanja pemerintah memang menjadi salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini sebagaimana yang terjadi pada triwulan ke-2 tahun ini pertumbuhan bisa mencapai 5,17 persen. Sementara pertumbuhan ekonomi triwulan ke-3 melambat dengan posisi 4,94 persen.

Tingginya pertumbuhan tersebut tidak lepas dari pemberian THR dan gaji ke-13 yang ditarik ke triwulan II dari sebelumnya di triwulan III pada tahun sebelumnya. 

“Kita akui, faktor pendorong ekonom ini konsumsi pemerintah, di triwulan kedua kemarin ada kenaikan PDB karena gaji pekerja pemerintah diberikan lebih awal. Jadi efeknya ini ke sana,” kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

2 dari 3 halaman

Jokowi Tentang Pilpres 2024: Harusnya Pertarungan Ide, Bukan Perasaan

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyesalkan pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 diisi oleh pertarungan perasaan. Padahal, kata Jokowi, seharusnya Pemilu 2024 diisi oleh pertarungan ide dan gagasan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam HUT ke-59 Partai Golkar di DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Senin (6/11/2023). Dalam acara ini, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto.

"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," kata Jokowi dalam sambutannya.

"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti kemana-mana," sambungnya.

Jokowi pun menyinggung kondisi politik yang terjadi di Indonesia, menjelang pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Dia menilai politik saat ini banyak diisi oleh drama dan sinetron.

"Saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya (drama korea), terlalu banyak sinetronnya. Sinetron yang kita lihat," jelasnya.

Jokowi mengajak semua masyarakat maupun tokoh politik memiliki pandangan yang sama bahwa kompetisi politik merupakan hal wajar dalam demokrasi. Dia menyebut hal yang wajar apabila seseorang ingin menang Pemilu atau Pilpres 2024.

3 dari 3 halaman

Jokowi Ingin Demokrasi yang Berkualitas

"Saya ingin kita semuanya memiliki pandangan yang sama, memiliki pandangan yang sama bahwa dalam demokrasi yang namanya kompetisi politik itu biasa, itu wajar. Keinginan untuk menang itu juga boleh-boleh saja itu juga wajar. Bertanding untuk menang itu juga hal yang sangat wajar," ujar Jokowi.

Kendati begitu, dia meminta semua pihak tetap menunjukkan demokrasi yang berkualitas. Jokowi tak mau Pemilu 2024 disii dengan saling memecah belah, menjelekkan, dan memfitnah

"Tetapi hal yang harus tetap kita tunjukkan adalah demokrasi yang berkualitas, demokrasi yang tidak memecah belah. Demokrasi yang tidak saling menjelekkan dan saling memfitnah," tutur dia.

"Demokrasi yang ingin kita bangun adalah demokrasi yang membangun. Yang menghasilkan solusi terhadap masalah masalah bangsa, yang menghasilkan strategi, strategi untuk kemajuan bangsa," imbuh Jokowi.

EnamPlus