Liputan6.com, Jakarta Guna mengoptimalkan distribusi pupuk subsidi, Kementerian Pertanian terus memperkuat program I-Pubers. I-Pubers merupakan aplikasi integrasi pupuk bersubsidi untuk memudahkan petani menebus pupuk.
Melalui aplikasi tersebut, akuntabilitas dan transparansi dalam penyaluran pupuk bersubsidi semakin meningkat. Selain itu, I-Pubers juga dapat merinci kuota alokasi pupuk bersubsidi secara lengkap.
Baca Juga
"I-Pubers ini mengoneksikan aplikasi yang sudah ada seperti data petani dan kebutuhan pupuk dengan data transaksi. Sehingga ketika petani melakukan transaksi penebusan Pupuk bersubsidi di Kios, data kuota Pupuk yang bersangkutan akan berkurang. Begitupula jika petani tidak terdaftar, maka tidak bisa menebus Pupuk subsidi," jelas Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil.
Advertisement
"Data transaksi dari I-Pubers juga terintegasi pada pelaporan, sehingga bisa ditelusuri jumlah petani, kapan menebus pupuk bersubsidinya, kuota alokasi pupuk secara mendetail," imbuhnya.
Ali Jamil menyebut, aplikasi I-Pubers telah mengubah proses administrasi di kios secara signifikan. Menurutnya, sebelumnya banyak formulir kertas digunakan dalam proses penebusan, tetapi sekarang administrasi tercatat secara langsung dalam aplikasi.
"Petani tidak perlu lagi menebus dengan kelengkapan administratif dengan fotokopi KTP, form penebusan. Cukup bawa KTP kemudian bertransaksi, berfoto saat transaksi dan tanda tangan di aplikasi," sebutnya.
Upaya Mitigasi Penyaluran
Ali Jamil mengungkapkan bahwa aplikasi I-Pubers bukanlah aplikasi untuk meminimalisir kekurangan pupuk, tetapi upaya mitigasi penyimpangan penyaluran.
"Ketika semua aplikasi terkoneksi pun, human error saat penginputan bisa ditekan secara maksimal sehingga pembayaran subsidi oleh Pemerintah bisa dilakukan lebih transparan," ungkapnya.
"Bisa dibilang, I-Pubers, menjadi upaya agar pupuk bersubsidi tepat salur, tepat sasaran langsung kepada petani yang memang membutuhkan," imbuh Ali Jamil.
Selain itu, dirinya menyebut bahwa pihaknya telah menyiapkan link website agar petani seluruh Indonesia bisa melihat langsung alokasi kuota pupuk bersubsidi yang didapatkan hingga sisa alokasinya.
"Link ini komplet, mencakup nama by name by address, dari desa, kecamatan, kabupaten, hingga provinsi," ungkap Ali Jamil.
Selain itu, ia juga menjelaskan, verifikasi penyaluran pupuk bersubsidi dilakukan berjenjang dan diawasi oleh berbagai pihak.
"Mulai dari kecamatan, kabupaten semua dilakukan verifikasi oleh petugas seperti koordinator penyuluh, Kepala Seksi Penyuluhan dan Kasie Pupuk dan Pestisida, Kabid Penyuluhan, Kabid Pupuk, Kepala Dinas hingga Bupati," jelas Ali Jamil.
Â
Advertisement
Perbaikan Sistem Penyaluran
Tim Satgas Pencegahan Korupsi Polri, Yudi Purnomo Harahap memberikan apresiasi kepada Kementan karena telah menciptakan I-Pubers sebagai bentuk upaya mitigasi penyaluran pupuk.
"Perbaikan sistem penyaluran secara terus menerus menjadi kunci meminimalisir penyimpangan penyaluran barang negara, khususnya pupuk bersubsidi," ujarnya.
"I-Pubers saya lihat merupakan inovasi baru dari Kementan untuk jawaban dari perbaikan sistem penyaluran pupuk bersubsidi, tapi masih perlu kita lihat apakah sistem ini efektif setelah diaplikasikan," jelas Yudi.
Â
(*)