Liputan6.com, Jakarta Harga cabai terpantau semakin mahal di sejumlah daerah. Bahkan, di DKI Jakarta dan Jawa Barat, harga cabai rata-rata mencapai Rp 100 ribu dalam beberapa hari terakhir.
Harga cabai mahal juga terjadi di daerah lainnya selain dua provinsi tadi. Tercatat, pergerakan harganya tak terlalu tinggi dari satu waktu ke waktu lainnya.
Baca Juga
Mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga cabai rawit merah di DKI Jakarta sebesar Rp 90.200 per kilogram. Harga tertinggi ada di Jakarta Pusat dan Jakarta Barat dengan patokan harga Rp 100.000 per kg.
Advertisement
Tren yang sama terjadi di Jawa Barat. Harga rata-rata cabai sekitar Rp 83.600 per kg. Harga tertinggi ada di Majalengka dan Kota Bandung dengan patokan Rp 100.000 per kg, diikuti Cirebon-Tasikmalaya dengan Rp 90.000 per kg.
Harga Cabai Tembus Rp 120 Ribu
Harga cabai makin pedas di Kepulauan Bangka Belitung dengan harga rata-rata cabai sebesar Rp 105.520 per kg. Harga tertinggi ada di Pangka Pinang dan Bangka Barat dengan Rp 120.000 per kg dan Rp 117.000 per kg.
Harga cabai Rp 100 ribu per kg pun terjadi di sebagian kawasan di Papua, sebagian Sulawesi, dan sebagian Kalimantan.
Sementara itu, untuk harga cabai merah keriting mengalami tren yang serupa. Di beberapa daerah seperti DKI Jakarta tembus dengan rata-rata Rp 83.830 per kikogram. Kemudian Jawa Barat yang tembus Rp 80.000 per kg.
Tembus Rp 110 Ribu
Tembus Rp 110 Ribu
Sebelumnya, Harga cabai rawit sangat pedas di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Harga cabai rawit di daerah tersebut melambung tinggi hingga tembus Rp 110 ribu per kilogram (kg).
"Biasanya harga cabai setan sekitar Rp 60 ribu per kg, tapi belakangan sudah naik menjadi Rp 110 ribu per kg," kata Rika, seorang pedagang di pasar Bintan Center, Tanjungpinang, dikutip dari Antara, Sabtu (11/11/2023).
Tak berbeda jauh, harga cabai merah keriting dan cabai rawit hijau juga ikut naik mencapai Rp 90 per kilogram dari yang biasanya sekitar Rp 80 ribu per kilogram.
Kenaikan harga cabai tersebut dipicu pasokan yang makin minim dipengaruhi produksi cabai di daerah penghasil belakangan berkurang akibat gagal panen.
Selain itu, sambungnya, kenaikan juga terjadi akibat tinggi biaya logistik pengiriman cabai dari daerah penghasil ke Tanjungpinang, baik melalui transportasi laut maupun udara.
"Pasokan cabai kita sangat bergantung dari luar daerah, seperti Pulau Jawa hingga Sumatera Barat," ujar Rika.
Advertisement
Cari Solusi
Menanggapi hal ini, Penjabat Wali Kota Tanjungpinang, Hasan, mengatakan telah mencari solusi untuk menstabilkan harga cabai di pasaran.
Salah satunya, kata Hasan, melalui subsidi biaya transportasi pengiriman cabai dari daerah penghasil melalui anggaran belanja tidak terduga (BTT) Pemkot Tanjungpinang. Dengan begitu pasokan dan harga cabai di Tanjungpinang diharapkan aman dan stabil.
Menurut Hasan biaya pengiriman sangat berpengaruh terhadap harga cabai di Tanjungpinang. Pasalnya 99 persen kebutuhan cabai di Tanjungpinang dipasok dari luar daerah yang dikirim melalui kapal laut hinggga pesawat terbang.
"Kita sudah panggil distributor cabai untuk bersama-sama melakukan intervensi terhadap kenaikan harga cabai saat ini, misalnya itu dengan mensubsidi biaya logistik pengirimannya," ujar Hasan.
Produksi Turun
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait penyebab kenaikan harga cabai rawit merah lebih dari Rp 100.000 per kilogram (kg) di sejumlah daerah.
Arief menyebut, produksi semua jenis cabai memang tengah mengalami penurunan akibat El Nino. Kondisi ini diperparah oleh sejumlah sentra produksi yang belum memasuki musim panen raya.
"Saat ini produksi semua jenis cabai memang tengah mengalami penurunan akibat El Nino dan saat ini belum memasuki panen raya," kata Arief dalam keterangannya di Jakarta, Ranu (8/11).
Berdasarkan informasi dari pedagang, harga cabai rawit merah rata-rata di jual Rp 70.000 per kg di Pasar Induk Kramat Jati. Sedangkan, harga cabai rawit di pasar tradisional atau pengecer dijual lebih tinggi sekitar Rp80.000 sampai Rp90.000 per kg.
"Bahkan di sejumlah daerah sudah tembus lebih dari Rp 100.000 per kilogram," ungkap Arief.
Untuk menekan harga jual, pihaknya mendatangkan sebanyak 2,4 Ton (80 coly) cabai rawit merah yang dikirim dari Petani Sulawesi Selatan ke Jakarta pada Minggu (5/11).
Advertisement