Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bertemu dengan jutawan dan filantropis George Soros di Bali, Selasa. Pertemuan yang bukan pertama kalinya bagi presiden ini membahas kelanjutan kerja sama Indonesia-Norwegia mengenai REDD+ (Pengurangan Emisi dari Degradasi dan Deforestasi).
"(Pertemuan dengan Soros) lebih pada kelanjutan kerja sama kita dengan Norwegia, REDD+, dan juga kaitannya dengan moratorium," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang ikut mendampingi Presiden Yudhoyono dalam pertemuan itu.
Pertemuan itu dilakukan menjelang pelaksanaan pertemuan keempat panel tingkat tinggi mengenai agenda pembangunan pasca 2015 yang akan dipimpin oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron. Pada kesempatan kali ini, PM Inggris menyatakan tidak hadir namun akan memberikan pandangannya melalui video conference.
Menurut Hatta, Soros sepakat jika moratorium lahan gambut dan hutan primer tetap menjadi perhatian. Saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan tersebut untuk wilayah gambut di Kalimantan Tengah. "Itu sebagai contoh provinsi kita," katanya.
Pemerintah menegaskan, REDD+ bagus untuk menahan laju pengrusakan hutan sekaligus mengupayakan agar masyarakat tetap bisa hidup tanpa hutan rusak.
Presiden bukan pertama kalinya bertemu dengan Soros yang menjabat sebagai penasihat Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk perubahan iklim. Sebelumnya Presiden pernah bertemu dengan Soros di Tampak Siring dan New York.
Selain melakukan pertemuan dengan Soros, Presiden Yudhoyono juga menerima kunjungan kehormatan ekonom Amerika Serikat Jeffrey Sachs dan Putri Maxima dari Kerajaan Belanda. (Ant/Shd)
"(Pertemuan dengan Soros) lebih pada kelanjutan kerja sama kita dengan Norwegia, REDD+, dan juga kaitannya dengan moratorium," kata Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa yang ikut mendampingi Presiden Yudhoyono dalam pertemuan itu.
Pertemuan itu dilakukan menjelang pelaksanaan pertemuan keempat panel tingkat tinggi mengenai agenda pembangunan pasca 2015 yang akan dipimpin oleh Presiden Yudhoyono, Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf dan PM Inggris David Cameron. Pada kesempatan kali ini, PM Inggris menyatakan tidak hadir namun akan memberikan pandangannya melalui video conference.
Menurut Hatta, Soros sepakat jika moratorium lahan gambut dan hutan primer tetap menjadi perhatian. Saat ini pemerintah telah menerapkan kebijakan tersebut untuk wilayah gambut di Kalimantan Tengah. "Itu sebagai contoh provinsi kita," katanya.
Pemerintah menegaskan, REDD+ bagus untuk menahan laju pengrusakan hutan sekaligus mengupayakan agar masyarakat tetap bisa hidup tanpa hutan rusak.
Presiden bukan pertama kalinya bertemu dengan Soros yang menjabat sebagai penasihat Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon untuk perubahan iklim. Sebelumnya Presiden pernah bertemu dengan Soros di Tampak Siring dan New York.
Selain melakukan pertemuan dengan Soros, Presiden Yudhoyono juga menerima kunjungan kehormatan ekonom Amerika Serikat Jeffrey Sachs dan Putri Maxima dari Kerajaan Belanda. (Ant/Shd)