Sukses

Oleh-oleh Kerjasama Dibawa Jokowi Usai Bertemu Joe Biden di Washington

Setelah bertemu Jokowi, Biden mengumumkan sederet program kerja sama iklim baru AS-Indonesia sebagai berikut.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan bilateral dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada Senin (13/11) waktu setempat.

Pertemuan yang dilangsungkan di Gedung Putih, Washington DC ini menghasilkan beberapa kesepakatan kemitraan baru di berbagai bidang, salah satunya terkait perlindungan dari krisis iklim.

"Indonesia dan Amerika Serikat akan terus menjalin kerja sama yang erat dalam Kemitraan Transisi Energi yang Adil (JETP), yang diumumkan pada KTT G20 tahun 2022 di Bali, yang akan mengurangi emisi dan mempercepat penerapan energi terbarukan di Indonesia," ungkap Gedung Putih dalam keterangan di laman resmi, dikutip Selasa (14/11/2023).

JETP memobilisasi USD 20 miliar pendanaan publik dan swasta untuk mendukung komitmen ambisius Indonesia terhadap perubahan iklim berdasarkan perjanjian tersebut.

Setelah bertemu Jokowi, Joe Biden mengumumkan sederet program kerja sama iklim baru AS-Indonesia sebagai berikut :

Energi dan Mineral Berkelanjutan

Gedung Putih menyebut, Biden akan mengumumkan nota kesepahaman (MOU) antara Departemen Luar Negeri AS dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengenai pengembangan energi dan mineral berkelanjutan.

"MOU ini memajukan kerja sama teknis mengenai lingkungan yang mendukung dan kerangka peraturan untuk membantu meningkatkan penggunaan sumber daya energi terbarukan, meningkatkan ketahanan dan keamanan jaringan listrik, meningkatkan teknologi untuk pertambangan dan pengolahan mineral yang bertanggung jawab, dan mendukung pembangunan sektor mineral penting yang rendah emisi di Indonesia, mendukung tujuan JETP," jelas Gedung Putih.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Jaringan Mini Energi Terbarukan

Di area ini, USTDA sepakat untuk bermitra dengan PLN dalam studi kelayakan jaringan mini energi terbarukan di lima lokasi terpencil di Indonesia bagian timur.

Dijelaskan, proyek JETP ini bertujuan mengembangkan strategi replikasi untuk penerapan jaringan listrik mini terbarukan yang lebih luas di seluruh kawasan.

Program ini akan dilaksanakan oleh perusahaan AS, TQ Automation dalam kemitraan publik-swasta dengan laboratorium nasional Departemen Energi AS di bawah Net Zero World Initiative.

Perencanaan Transisi Energi Bersih

Gedung Putih juga mengumumkan, Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) sepakat untuk mendukung perusahaan utilitas nasional Indonesia dalam mengembangkan rencana transisi energinya.

"Departemen Energi AS berencana bekerja sama dengan Indonesia melalui Net Zero World Initiative untuk mengevaluasi skenario penghentian penggunaan batu bara, penetapan harga energi terbarukan, dan pemodelan elektrifikasi," jelas kantor resmi Kepresidenan AS tersebut.

Kedua upaya tersebut bertujuan untuk mempercepat integrasi sumber energi baru dan terbarukan dan mendukung reformasi kebijakan berdasarkan Rencana Investasi dan Kebijakan Komprehensif JETP.

3 dari 4 halaman

Penangkapan dan Penyimpanan Karbon

Kesepakatan baru antar kedua negara menghasilkan Program Pengembangan Hukum Komersial AS dan Pusat Penangkapan dan Penyimpanan Karbon Indonesia dalam mengidentifikasi rancangan undang-undang dan peraturan untuk memajukan sektor penangkapan dan penyimpanan karbon.

Konektivitas Listrik di ASEAN

Gedung Putih mengatakanc USTDA berencana untuk mendukung studi kelayakan interkoneksi lintas batas untuk mendukung dua proyek interkoneksi jaringan listrik prioritas antara Indonesia dan Malaysia.

Studi kelayakan ini membantu pemanfaatan sumber daya energi terbarukan dengan lebih baik dan menerapkan kebijakan untuk memajukan tujuan energi bersih dan perlindungan iklim di seluruh ASEAN, sejalan dengan tujuan JETP.

Proyek ini merupakan kelanjutan dari Studi Rencana Induk Interkoneksi ASEAN yang didanai USAID untuk mendukung Jaringan Listrik ASEAN.

Penguatan Kualitas Udara di Asia Tenggara

Adapun kemitraan dengan World Resources Institute yang memperkuat kapasitas nasional Indonesia dalam mengelola kualitas udara dan mengurangi polusi udara.

Dengan mengadakan pendanaan tambahan, dapat mendorong kolaborasi lebih lanjut dengan mitra regional Malaysia dan Filipina melalui Program Katalis Udara Bersih USAID.

4 dari 4 halaman

Alternatif Energi Bersih untuk Pertumbuhan Industri

Departemen Energi AS dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia bermaksud untuk bermitra melalui Net Zero World Initiative dalam sebuah peta jalan yang mengidentifikasi alternatif energi ramah lingkungan yang layak untuk menggantikan pertumbuhan industri bertenaga batu bara,demikian keterangan Gedung Putihx

"Peta jalan tersebut mendorong terciptanya rantai pasokan baterai, semi-konduktor, dan nikel yang bersih dan bernilai tinggi yang memenuhi standar lingkungan hidup dan ketenagakerjaan kelas dunia, sejalan dengan tujuan JETP," paparnya.

Pengelolaan Sampah

USAID sepakat memberikan tambahan pendanaan hingga USD 7,5 juta untuk memperluas program pengelolaan sampah SELARAS ke setidaknya 14 kota di Indonesia.

Pendanaan tambahan ini diharapkan akan memperkuat tata kelola dan pembiayaan sektor, meningkatkan pemberian layanan, dan memperluas kemampuan pengurangan gas metana.

Investasi Pembangunan Berkelanjutan di Ibu Kota Nusantara

USTDA dan Departemen Perdagangan AS berencana mendanai misi perdagangan Indonesia ke Amerika dan misi pengembangan bisnis AS ke Indonesia untuk membahas praktik terbaik seiring dengan rencana Indonesia memindahkan ibu Kota.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.