Liputan6.com, Jakarta Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kembali melanda raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Amazon. Kali ini, PHK terjadi pada karyawan Amazon di unit gaming.
Melansir BBC, Rabu (14/11/2023) Amazon menjadi perusahaan terbaru yang melakukan PHK di industri game, memangkas 180 karyawan di tengah restrukturisasi.
Baca Juga
Amazon, yang memiliki situs streaming game Twitch, juga menutup salurannya sendiri di platform tersebut setelah kesulitan mendapatkan popularitas.
Advertisement
Dalam sebuah email kepada stafnya, Amazon mengatakan PHK tersebut merupakan bagian dari upaya restrukturisasi.
"Setelah restrukturisasi awal kami pada bulan April, menjadi jelas bahwa kami perlu lebih memfokuskan sumber daya kami pada area yang memiliki potensi pertumbuhan tertinggi untuk memajukan bisnis kami," tulis wakil presiden Amazon, Games Christoph Hartmann dalam pesan tersebut.
Namun dia juga mengatakan perusahaannya sedang merekrut posisi lain di divisi game.
PHK di Amazon
PHK di Amazon terjadi di tengah banyaknya pemberhentian karyawan di industri teknologi AS di tahun 2023, dengan Amazon sendiri yang telah memangkas lebih dari 25.000 pekerjanya.
Ini adalah pemutusan hubungan kerja terbaru yang menimpa industri game pada tahun 2023, yang telah menyebabkan sekitar 6.500 orang kehilangan pekerjaan.
Hal ini terjadi meskipun tahun ini adalah tahun peluncuran game-game terkenal dari waralaba termasuk Zelda, Spider-Man, dan Mario Bros.
Dalam enam bulan terakhir, perusahaan game termasuk pembuat Fortnite Epic Games, pengembang Assassin's Creed Ubisoft Montreal, dan pencipta Pokemon Go Niantic semuanya telah mengumumkan Pemutusan Hubungan Kerja.
Didirikan pada 2012
Sebagai informasi, Amazon Games didirikan pada tahun 2012.
Unit game ini awalnya membuat game untuk perangkat seluler, namun sejak itu berkembang menjadi game yang lebih besar termasuk game online New World dan Lost Ark.
Pada tahun 2022, perusahaan mengumumkan akan menerbitkan game pemain tunggal baru berdasarkan franchise ikonik Tomb Raider, dan pada bulan Mei dikatakan bahwa mereka sedang mengembangkan game berdasarkan Lord of the Rings.
Christopher Dring, kepala situs berita game GamesIndustry.biz, mengatakan hilangnya pekerjaan di industri game akibat dari perekrutan massal yang terjadi pada awal pandemi pada tahun 2020.
"Saat orang-orang terjebak di rumah, mereka beralih ke video game, tidak hanya untuk hiburan tetapi juga untuk terhubung dan bermain bersama,” katanya.
Advertisement
Perusahaan Miliarder Jeff Bezos Dilanda Badai PHK Lagi, Kali Ini Amazon Music
Raksasa teknologi asal Amerika Serikat, Amazon kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK kali ini berdampak lada tenaga kerja di unit musik Amazon, menurut keterangan perusahaan pada hari Rabu (8/11).
Mengutip Fox News, Kamis (9/11/2023) sumber terkait kabar PHK di Amazon mengatakan bahwa beberapa karyawan Amazon Music dari Amerika Latin, Amerika Utara, dan Eropa telah diberitahu bahwa posisi mereka telah diberhentikan.
Juru bicara Amazon membenarkan adanya PHK di divisi tersebut namun menolak mengungkapkan jumlah karyawan yang diberhentikan.
"Kami telah memantau dengan cermat kebutuhan organisasi kami dan memprioritaskan apa yang paling penting bagi pelanggan dan kesehatan bisnis kami dalam jangka panjang,” kata juru bicara tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Beberapa peran telah dihilangkan di tim Amazon Music. Tetapi kami akan terus berinvestasi di Amazon Music," jelasnya.
PHK tersebut merupakan yang terbaru dari serangkaian pemangkasan yang dilakukan Amazon selama setahun terakhir, yang berdampak pada lebih dari 27.000 karyawan di raksasa ritel e-commerce tersebut.
Miliarder Jeff Bezos
Perusahaan yang didirikan miliarder Jeff Bezos itu melakukan banyak perekrutan selama pandemi ini, namun Presiden dan CEO Andy Jassy memperingatkan karyawannya tahun lalu bahwa jumlah tenaga kerja akan dipangkas dan PHK akan berlanjut hingga tahun 2023.
Dalam laporan pendapatan terbarunya bulan lalu, Amazon mengungkapkan kenaikan pendapatan sebesar 13 persen menjadi USD 143,1 miliar untuk kuartal ketiga, melampaui perkiraan Wall Street sebesar USD 141,41 miliar.
Raksasa e-commerce ini juga memperkirakan peningkatan pendapatan liburan pada akhir tahun 2023.
"Perlambatan yang dialami raksasa ritel tahun lalu tampaknya sudah mulai terlihat karena mereka telah memulai pemotongan biaya yang signifikan sepanjang tahun ini dan mempertajam fokusnya pada bidang pertumbuhan utama," kata analis Insider Intelligence Zak Stambor, dalam reaksinya terhadap pendapatan tersebut.
Advertisement