Liputan6.com, Jakarta - Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengaku ada peningkatan jumlah penumpang maskapai menjelang konser Coldplay di Jakarta. Namun, peningkatan yang terjadi dinilai tak terlalu signifikan.
Diketahui, grup band asal Inggris, Coldplay menggelar konser di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Konser ini mendapat minat yang cukup tinggi dari para penggemar di Indonesia.
Baca Juga
"Ada peningkatan, tapi nggak terlalu signifikan," kata Irfan saat ditemui di DPR RI, Jakarta, Rabu (15/11/2023).
Advertisement
Irfan tidak merinci persentase kenaikan jumlah penumpang maskapai pelat merah itu. Dia menduga banyak basis penggemar Coldplay dari Jakarta atau lebih hadir di Jakarta sejak jauh hari sebelum pelaksanaan konser.
"Nggak banyak sih, ya ada satu dua penerbangan, keliatannya lebih banyak yang di Jakarta, kedua mungkin meraka pada jauh jauh hari," tuturnya.
Dia berkelakar peningkatan tak signifikan karena konser Coldplay hanya berlangsung satu hari. Berbeda halnya jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama.
"Tapi oke, ini juga nggak terlalu ada peningkatan karena kan ini cuma sekali, mungkin kalo tahun depan Coldplay maen seminggu, lebih terasa," kata dia.
Fakta Menarik Coldplay
Sebelumnya, Coldplay untuk pertama kalinya menyambangi dan akan segera menghibur para fans-nya di Indonesia pada Rabu malam di Stadion Gelora Bung Karno, Konser Coldplay di Jakarta ini merupakan bagian dari tur bertajuk "Music of The Spheres World Tour 2023".
Berikut sejumlah fakta menarik terkait Coldplay dikutip dari Antara, Rabu (15/11/2023).
Pertama Dibentuk
Coldplay adalah sebuah band rock alternatif asal Inggris, yang dibentuk di London pada tahun 1997. Mereka beranggotakan Chris Martin (vokal, gitar, piano), Guy Berryman (bass), Jonny Buckland (lead guitar) dan Will Champion (drum).
Mereka bertemu satu sama lain pada bulan September 1996 di Ramsay Hall (aula tempat tinggal) di University College London.
Pernah punya 5 Personel
Legenda tenis Roger Federer dikabarkan pernah menjadi personel kelima dari Coldplay, memainkan perkusi.
Sang vokalis Chris Martin pernah memperkenalkan Federer sebagai mantan anggota band, pada sebuah konser di Swiss.
"Pada tahun 1996 kami memiliki lima anggota, dengan anggota kelima memainkan perkusi. Dia bersama kami sekitar tiga bulan, dan kemudian dia berkata, 'Saya akan menjadi pemain tenis terhebat sepanjang masa'," ujar Chris.
Â
Advertisement
Mendukung Palestina
Coldplay sudah sejak lama menyatakan dukungannya untuk Palestina. Setidaknya, dukungan pertama mereka terlihat pada tahun 2011 silam.
Saat itu, akun resmi Coldplay di Facebook menyerukan kepada pengikutnya untuk mendengarkan lagu berjudul "Freedom for Palestine", sebuah lagu yang diinisiasi gerakan One World.
Unggahan tersebut kemudian menuai pro kontra antara penggemar pro-Palestina dan pro-Israel, hingga akhirnya diblokir oleh pihak Facebook setelah menerima banyak pengguna melaporkannya sebagai konten "abusive".
Lagu "Arabesque" juga merupakan hasil kolaborasi dengan musisi asal Palestina bernama Le Trio Joubran.