Sukses

USD Melemah Meski Inflasi AS Mereda, Rupiah Bakal Menguat ke 15.570 Kamis Besok

Rupiah ditutup menguat 160 point dalam penutupan pasar sore ini, Rabu 15 November 2023.

Liputan6.com, Jakarta Indeks dolar Amerika Serikat (USD) melemah pada Rabu, 15 November 2023.

Pelemahan USD terjadi menyusul data inflasi indeks harga konsumen (CPI) AS tumbuh lebih rendah dari perkiraan pada bulan Oktober.

Hal ini mendorong spekulasi The Fed akan memiliki sedikit dorongan untuk menaikkan suku bunga lebih lanjut. Inflasi AS yang stagnan telah menjadi tantangan utama bagi The Fed dalam mempertahankan sikap hawkishnya, terutama setelah inflasi meningkat lebih dari perkiraan pada bulan Agustus dan September.

Hingga Oktober 2023, inflasi AS masih berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.

"Namun mengingat The Fed memberi isyarat bahwa kenaikan suku bunga di masa depan sebagian besar akan bergantung pada jalur inflasi, pembacaan bulan Oktober mengurangi ekspektasi kenaikan suku bunga," kata Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi dalam paparan tertulis pada Rabu (15/11/2023).

"Namun, suku bunga AS kemungkinan akan tetap lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama," sambungnya.

Dalam beberapa waktu terakhir, Ketua The Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya telah mencoba untuk melawan ekspektasi bahwa bank sentral AS telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunganya yang agresif.

Menurut alat FedWatch CME, kontrak berjangka menunjukkan lebih dari 68 persen kemungkinan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pinjaman semalam sebesar 25 basis poin atau lebih pada Mei 2024 mendatang.

Di Asia, aktivitas ekonomi Tiongkok pada Oktober 2023 meningkat. Kinerja ini ditopang oleh output industri yang tumbuh lebih cepat dan pertumbuhan penjualan ritel melebihi ekspektasi,

"Ditambah dengan suntikan likuiditas besar-besaran sebesar 600 miliar yuan (USD 83 miliar) oleh Bank Rakyat Tiongkok juga meningkatkan sentimen, di tengah tanda-tanda ketahanan ekonomi terbesar di Asia," papar Ibrahim.

Rupiah Menguat pada Rabu, 15 November 2023

Rupiah ditutup menguat 160 point dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat menguat 210 point dilevel Rp. 15.534 dari penutupan sebelumnya di level Rp.15.694.

Sedangkan untuk perdagangan besok, Ibrahim memprediksi Rupiah akan fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp. 15.490- Rp. 15.570.

2 dari 3 halaman

Neraca Perdagangan Indonesia pada Oktober 2023

Neraca Perdagangan Indonesia periode Oktober 2023 tercatat mengalami surplus sebesar USD 3,48 miliar. Angka ini sesuai dengan ekspektasi pasar.

Surplus ini pun lebih tinggi dibandingkan September 2023 yang mencapai USD 3,42 miliar.

Surplus ini ditopang oleh ekspor yang lebih tinggi senilai USD 22,15 miliar, sementara impor USD 18,67 miliar.

"Dengan neraca perdagangan kembali surplus maka Indonesia sudah membukukan surplus selama 42 bulan beruntun," Ibrahim menyoroti.

Selain itu, surplus 42 bulan terakhir di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) diyakini akan menyamai pencapaian Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Surplus perdagangan pernah mencapai 42 bulan di era SBY yakni Oktober 2004 hingga Maret 2008.

3 dari 3 halaman

Utang Luar Negeri RI

Sebelumnya, Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada triwulan III-2023 turun dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Ibrahim merinci, ULN Indonesia pada akhir triwulan III 2023 tercatat sebesar USD 393,7 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada akhir triwulan II 2023 yang mencapai USD 396,5 miliar.

"Penurunan posisi ULN ini terutama bersumber dari ULN sektor publik," jelasnya.

Secara tahunan, ULN Indonesia mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1% (yoy), melanjutkan kontraksi pada triwulan sebelumnya sebesar 1,2% (yoy).

Dibandingkan triwulan lalu, ULN pemerintah juga menurun.

Posisi ULN pemerintah pada akhir triwulan III 2023 tercatat sebesar USD 188,3 miliar, turun dibandingkan dengan posisi triwulan sebelumnya sebesar USD 192,5 miliar, atau secara tahunan tumbuh sebesar 3,3% (yoy).