Sukses

Bos Garuda Indonesia Hitung Kenaikan Biaya Penerbangan Haji 4,7 Persen, Begini Rinciannya

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menghitung ada kenaikan 4,7 persen untuk ongkos penerbangan ibadah haji pada 2024 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menghitung ada kenaikan 4,7 persen untuk ongkos penerbangan ibadah haji 2024 mendatang. Ini paling banyak dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Irfan menyebut, pada perhitungan sementara kali ini, pihaknya menggunakan asumsi kurs rupiah Rp 16.000 per dolar AS. Lewat asumsi ini, sejumlah biaya bakal naik dibandingkan dari tahun sebelumnya dengan kurs Rp 15.150 per dolar AS.

"Memang bila kita menggunakan kurs Rp 16.000 akan terjadi peningkatan 4,7 persen dibandingkan harga per jamaah tahun lalu. Ini masih sementara. Kami masiih menunggu. Artinya begitu ini turun berarti komponen juga berubah," ujar dia dalam Rapar Panja BPIH Komisi VIII DPR RI, Jakarta, ditulis Kamis (16/11/2023).

Perlu diketahui, perubahan kurs berpengaruh pada pembelian bahan bakar avtur yang menggunakan nominal dolar AS. Kemudian, ada pula biaya sewa pesawat yang ikut terpengaruh.

Irfan pun merinci komponen biaya maskapai dalam pelaksanaan ibadah haji. Paling besar biaya ini dikontribusikan oleh biaya bahan bakar avtur dan sewa pesawat dengan akumulasi 79 persen. Sementara itu, komponen biaya lainnya tak berkontribusi banyak. Hanya berkisar 0,1-4 persen dari masing-masing pos.

Ada dua jenis biaya yang dikeluarkan oleh maskapai, yakni biaya langsung dan biaya tidak langaung. Untuk biaya langsung ditotal sebanyak 90,60 persen, serta biaya tidak langsung sekitar 6,01 persen. Selanjutnya ditambah lagi dengan pajak bandara sebesar 3,4 persen.

 

2 dari 4 halaman

Rincian Persentase Biaya Penerbangan Haji

Rincian biaya langsung dianyaranya; biaya bahan bakar sebesar 41,98 persen, sewa pesawat 37,28 persen, liability insurance 0,02 persen, biaya jasa kebandaraan 2,42 persen, biaya jasa navigasi penerbangan 2,25 persen, biaya ground handling 1,7 persen, catering 1,45 persen, biaya persiapan teknis pesawat 1,24 persen, biaya crew langsung 1,82 persen, transport pax on ground 0,44 persen,

Serta, biaya tidak langsung diantaranya; biaya staf darat 0,85 persen, rekrutmen dan pelatihan kru 0,19 persen, check-in bagasi Jeddah/Madinah 0,36 persen, dan biaya lain-lain 4,6 persen.

Irfan menerangkan, harga rata-rata kontrak Haji tahun 2024 adalah sebesar Rp 32.743.992 per jemaah dengan asumsi harga avtur 93 usc/liter dan oenggunaan kurs Rp 15.150 per dolar AS.

Sementara itu, estimasi untuk kontrak haji tahun 2024 komponen biaya maskapai akan meningkat 4,7 persen. Hal tersebut memperhitungkan adanya rasionalisasi kenaikan harga fuel dan kenaikan nilai tukar rupiah terhadap dolar yaitu sebesar Rp 16.000 per dolar AS.

Perlu dicatat, biaya penerbangan jadi satu komponen pembentuk Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH). Selain itu, ada perhitungan lain seperti biaya akomodasi, konsumsi, transportasi, Armuzna, embarkasi/debarkasi, keimigrasian, dokumen perjalanan, dan biaya hidup.

 

3 dari 4 halaman

Hitungan Bos Garuda Indonesia

Sebelumnya, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkap hitung-hitungan biaya yang dibutuhkan untuk angkutan ibadah haji 2024. Menurut datanya, ada kemungkinan kenaikan 4,7 persen dari sebelumnya.

Irfan menegaskan angka ini masih mengacu pada asumsi pergeseran harga dari sejumlah komponen pembentuk harga. Utamanya terkait kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

"Komponen biaya, dan tahun lalu disepakati Rp 32.742.992 per jamaah dengan asumsi harga fuel 93 USD/liter dan kurs Rp15.150," ujarnya dalam Rapat Panja Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) Komisi VII DPR RI, di Jakarta, Rabu (15/11/2023).

Dia mengasumsikan nilai tukar rupiah berada di Rp 16.000 per dolar AS. Dengan kurs ini, maka akan ada peningkatan biaya sekitar 4,7 persen. Dia menegaskan, jika dalam perjalanan diskusi ada perubahan, maka bisa dipastikan juga angkanya ikut berubah.

"Dan memang bila kita menggunakan kurs Rp16000 akan terjadi peningkatan 4,7 persen dibandingkan harga per jamaah tahun lalu. Ini masih sementara. Kami masiih menunggu. Artinya begitu ini turun berarti komponen juga berubah," jelasnya.

Mengutip paparannya, biaya bahan bakar avtur untuk kebutuhan pesawat tercatat berkontribusi sebesar 41,98 persen dari seluruh biaya. Kemudian, biaya sewa pesawat, yang bergantung dengan kurs sebesar 37,28 persen.

"Tapi yang jelas untuk komponen yang lain-lainnya kita gak naik. Problem-nya komponen valuta asing kita di harga kita cukup besar memang 70 persen," kata dia.

Irfan tetap membuka kemungkinan kalau nantinya kurs yang diputuskan untuk penetapan biaya haji 2024 bisa berubah atau bahkan turun. Ini menegaskan kembali kalau kurs Rp 16.000 per dolar AS adalah asumsi sementara.

"Ini kan kurs masa datang ini gak ada yang tau. Tapi kembali lagi kalau kemudian DPR dan Departeman Agama memutuskan 'enggak, enggak kita pakai kurs Rp 15.500 atau Rp 14. 000' yaa paling entar kita tanya rasionalisasinya kan. Karena ini kan ada angka-angka ada prediksi-prediksi," jelas Irfan.

 

4 dari 4 halaman

Biaya Avtur

Dalam rapat Panja BPIH Komisi VIII, Irfan memaparkan juga terkait asumsi biaya avtur yang akan digunakan pada periode ibadah Haji 2024. Sejauh ini, dia memastikan belum ada perubahan atas acuan harga pembelian avtur.

"Kita akan mempertahankan estimasi harga fuel sebesar 93 sen per liter. Hari ini secara rata-rata di seluruh embarkasi yang kita tangani average itu Harga avtur masih di 94 (sen per liter), tahun lalu kita 93 (sen per liter)," ungkap dia.

"Kita juga pastikan rencana ini kita sampaikan kepada Kemenag bahwa kita akan menggunakan basis 93 (sen per liter) dan menggunakan kurs Rp 16.000 disesuaikan kurs yang akan digunakan Kemenag," bebernya.

Video Terkini