Sukses

Rest Area Jadi Biang Keladi Kemacetan Libur Natal dan Tahun Baru, Pengelola Diminta Lakukan Ini

BPJT meminta pengelola jalan tol atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk memperhatikan lalu lintas di rest area. Jika perlu, sekaligus dilakukan rekayasa lalu lintas.

Liputan6.com, Jakarta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR mencatat rest area kerap menjadi penyebab kemacetan di jalan tol. Utamanya, pada periode libur panjang seperti momen libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru 2024).

Gua mengurai hal tersebut, BPJT meminta pengelola jalan tol atau Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk memperhatikan lalu lintas di rest area. Jika perlu, sekaligus dilakukan rekayasa lalu lintas.

"Salah satunya saya kira yang selalu kita tekankan agar BUJT melakukan rekayasa lalin di rest area. krn kalau diamati setiap terjadi long weekend atau peak season seperti mudik lebaran atau Nataru itu pemicu kemacetannya adalah di rest area," tutur Anggota BPJT Unsur Masyarakat Kementerian PUPR, Tulus Abadi, di Jakarta, ditulis Jumat (17/11/2023).

Dia mengatakan perlu ada skema penerapan lalu lintas yang dijalankan kedepannya. Sebut saja, dengan menutup akses rest area ketika kapasitas sudah mendekati penuh atau lebih.

Selanjutnya, setiap penjaja makanan di dalam rest area juga bisa memberikan rekomendasi untuk membeli makanan untuk dibungkus. Harapannya, bisa mengurangi waktu pengendara berada di kawasan rest area.

"Sehingga nanti akan ada simulasi-simulasi untuk rest area tertentu, ditutup kalau sudah penuh. Sehingga pemudik diarahkan ke rest area berikutnya termasuk sampai ke level tenant-tenant yang menjual makanan," kata dia.

"Nanti seperti tahun-tahun kemarin, kita minta untuk take away saja tidak melayani konsumen yang secara dine-in dengan asumsi agar konsumen tidak terlalu lama sehingga bisa bergantian dengan pemudik lainnya," sambung Tulus.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Diskon Tarif Tol Saat Nataru

Sebelumnya, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR membuka peluang akan memberikan diskon tarif tol pada masa libur Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru 2024). Mengingat, diskon tarif tol ini kerap dilakukan pada periode libur Nataru tiap tahun.

Anggota BPJT Kementerian PUPR Tulus Abadi mengatakan peluang tersebut akan dibahas lebih dulu bersama dengan internal Kementerian PUPR. Kemudian, akan didiskusikan dengan pihak terkait lainnya.

"Terkait dengan diskon tarif sampai detik ini belum ada kebijakan atau keputusan, tetapi nanti itu akan kita diskusikan baik di PUPR dan juga antarkementerian," ujarnya dalam diskusi media, di Jakarta, Kamis (16/11/2023).

 

3 dari 4 halaman

Pastikan Arus Lalin Lancar

Dia menyebut, pemerintah kerap mengambil keputusan untuk memberikan diskon tarif tol. Misalnya, pada periode libur hari raya Idul Fitri ataupun libur Nataru tahun-tahun sebelumnya.

"Tapi yang jelas memang beberapa tahun terakhir setiap mudik hari raya, terutama Idul Fitri dan Nataru memang ada diskon. Tetapi itu nanti akan kita diskusikan kembali," kata dia.

Di samping soal diskon tarif tol, Tulus menyoroti hal penting lainnya adalah memastikan arus lalu lintas tetap lancar di periode-periode puncak seperti Nataru 2024 nanti. Baik lalu lintas di jalan tol maupun arteri.

"Karena apalah artinya diskon kalau kemudian di tengah jalan mudik macet parah. Nah, justru persiapan-persiapan Nataru itu nanti bagaimana agar arus mudik itu tidak macet di jalan tol dan juga di jalan yang non tol itu ya," pintanya.

 

4 dari 4 halaman

Kecenderungan Masyarakat

Tulus menilai saat ini masyarakat cenderung untuk memilih jalan tol untuk mencapai tujuannya. Menurutnya, masyarakat bisa memilih jalan arteri sebagai alternatif.

Pasalnya, dia mencatat, jalan tol justru mengalami kepadatan hingga kemacetan pada periode puncak seperti libur hari raya dan libur Nataru 2024.

"Sebenarnya ketika tol macet, masyarakat bisa migrasi ke jalan nontol untuk mengurangi trafik di jalanan tol sehingga tidak macet," ungkapnya.

"Tapi karena mungkin jalanan tol dianggap lebih aman, lebih nyaman, dan lain sebagainya sehingga pilihan jalanan tol menjadi pilihan yang utama walaupun harus mengeluarkan kocek yang lebih mahal," pungkas Tulus Abadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.