Sukses

Mampu Redam Inflasi, IMF Puji Kinerja Bank Sentral Seluruh Dunia

IMF menyebutkan bahwa dalam satu tahun terakhir inflasi turun hingga setengahnya. Tadinya sekitar 11 persen, sekarang menjadi sedikit di atas 5 persen.

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional (IMF) menilai bank-bank sentral di seluruh dunia telah melakukan tugasnya dengan baik dalam mengatasi kenaikan inflasi.

"Dalam satu tahun, inflasi turun hingga setengahnya. Tadinya sekitar 11 persen, sekarang menjadi sedikit di atas 5 persen. Dan itu karena tindakan telah diambil," kata Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgiva, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (17/11/2023).

"Bank-bank sentral memperhatikan data dengan hati-hati, dan jika data memberi tahu mereka bahwa Anda harus tetap bertahan, inflasi tidak berada pada titik yang seharusnya, mereka harus mengikuti. Jika data memberi tahu mereka bahwa kondisi sedang berubah, tentu saja mereka akan meresponsnya," ujarnya dalam kegiatan Singapore FinTech Festival (SFF) 2023.

Georgiva kembali menyoroti inflasi yang menimbulkan risiko bagi pertumbuhan, karena memperburuk kepercayaan investor dan kemampuan konsumen untuk berpartisipasi aktif dalam perekonomian.

Oleh karena itu, bank sentral berperan menstabilkan harga dan mengembalikannya ke titik yang baik untuk pertumbuhan serta membantu kelompok masyarakat miskin.

"Adalah tugas otoritas keuangan untuk memperhatikan siapa yang paling terkena dampaknya, dan mereka juga telah melakukan pekerjaan yang cukup baik dalam memberikan dukungan kepada kelompok masyarakat yang rentan," ucap Georgieva.

Dia melanjutkan, meskipun pertumbuhan ekonomi di Asia melambat, kinerja kawasan ini secara keseluruhan masih lebih baik dibandingkan sebagian besar kawasan lain di dunia.

Namun, Tiongkok perlu menciptakan kondisi yang mendukung pertumbuhan yang didorong oleh konsumen jika ingin mencapai pemulihan ekonomi yang cepat dan berkelanjutan, kata bos IMF.

 

2 dari 3 halaman

Kebijakan Moneter dan Kebijakan Fiskal Harus Saling Membantu

Georgiva kembai membahas dampak pandemi COVID-19 dan perang di Ukraina yang meningkatkan biaya hidup, serta perjuangan melawan perubahan iklim, telah mendorong banyak negara menghabiskan buffer fiskal mereka.

"Tetapi saya tahu bahwa ada pemahaman yang baik bahwa kebijakan moneter dan kebijakan fiskal harus saling membantu," jelasnya.

"Dengan kata lain, kebijakan fiskal harus berhati-hati agar tidak membuang terlalu banyak uang karena inflasi bisa naik, dan kebijakan moneter harus memperhatikan kondisi yang tepat untuk mulai memoderasi apa yang diperlukan untuk melawan inflasi," sambung Georgiva.

Untuk mengatasi beban keuangan yang lebih berat, Georgiva menyarankan, negara-negara di dunia perlu memastikan bahwa mereka mengumpulkan pendapatan.

Dia melihat, beberapa negara memiliki lebih banyak ruang untuk meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan tersebut, karena penghindaran pajak.

"Dan kemudian mereka perlu memprioritaskan belanja publik, dan menjadi sangat efisien dalam penggunaan uang publik. Penting juga untuk menyadari bahwa ketika perekonomian tumbuh, maka penerimaan pajak akan meningkat. Oleh karena itu, memenangkan perjuangan melawan inflasi secepat mungkin sangatlah penting," tandasnya.

3 dari 3 halaman

Asia-Pasifik akan Mencapai Tiga Perempat Pertumbuhan Global

Dia menambahkan bahwa Asia secara keseluruhan memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan sebagian besar negara lain di dunia.

"Kami melihat pada tahun ini, Asia Pasifik akan menghasilkan tiga perempat pertumbuhan global, namun hal ini dapat dimengerti karena tingginya suku bunga," kata Georgieva.

Namun, kawasan ini perlu terus berinvestasi dalam pendidikan dan memastikan bahwa masyarakat menyesuaikan diri dengan dunia teknologi yang berubah dengan cepat, seperti kecerdasan buatan (AI).

"Hal ini dapat menjadi peningkatan produktivitas yang besar, namun hanya jika ada perhatian terhadap bagaimana pasar tenaga kerja menyesuaikan diri dengan dunia baru dengan terus memberikan perhatian yang kuat pada sektor keuangan. Itu merupakan praktik yang baik di Asia," katanya.

Dia menambahkan bahwa Asia memiliki apa yang diperlukan untuk merangkul pendorong pertumbuhan baru, seperti pertumbuhan ramah lingkungan dalam mengatasi perubahan iklim, dan peningkatan pertumbuhan digital yang didorong oleh teknologi.

Video Terkini