Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri pertemuan APEC CEO Summit yang digelar di San Francisco, Amerika Serikat.
Jokowi mengungkapkan, ia memanfaatkan untuk menyamPaikan betapa Indonesia adalah pilihan yang tepat dan menjanjikan bagi para pengusaha untuk berinvestasi.
Baca Juga
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh dengan baik dan Indonesia memiliki begitu banyak potensi besar, dari kekayaan sumber daya alam, tenaga kerja produktif, pasar yang besar, stabilitas ekonomi dan politik yang terjaga, hingga komitmen yang kuat untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif," tulis Jokowi dalam unggahan di akun Instagram pribadinya, dikutip Jumat (17/11/2023).
Advertisement
Jokowi lebih lanjut mengatakan, ada sejumlah sektor prioritas Indonesia yang dapat menjadi peluang investasi, salah satunya adalah sektor hilirisasi industri.
"Dan sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar, Indonesia tengah berproses dalam membangun ekosistem kendaraan listrik terintegrasi," bebernya.
Sektor prioritas lain adalah dalam hal transisi energi di mana Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan (EBT) sebesar 3.600 gigawatt.
"Indonesia juga sedang membangun Green Industrial Park seluas 30 ribu hektare.Untuk pengembangannya dibutuhkan investasi, pengetahuan, teknologi terkini untuk menghasilkan nilai tambah sekaligus menyejahterakan masyarakat secara berkelanjutan," lanjut Jokowi.
Presiden pun menyoroti prioritas Indonesia ke depan yaitu pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang menjadi peluang investasi baru.
"Prioritas Indonesia selanjutnya adalah pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berkonsep kota pintar berbasis hutan dan alam. Pembangunan IN tersebut memiliki potensi investasi yang terbuka dalam sejumlah sektor," pungkasnya.
ASEAN Caucus Terbentuk, Jokowi Tekankan ASEAN Harus Jadi Global Hub Industri Kendaraan Listrik
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik terbentuknya ASEAN Caucus untuk memperkuat sentralitas ASEAN dalam APEC Business Advisory Council.
"Saya harap melalui forum ini kemitraan pemerintah dan bisnis dapat menjadi makin sinergi," kata Jokowi, dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Kabinet, Kamis (16/11/2023).
Jokowi menyampaikan bahwa ASEAN merupakan salah satu kawasan strategis yang memiliki modal kuat untuk menjadi pusat dari pertumbuhan dunia.
Selain itu, ASEAN juga memiliki sejumlah kekuatan yang menjadi aset penting seperti pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata dunia dan demografi usia muda yang besar.
"Dan juga stabilitas kawasan yang selalu terjaga, ini juga sebuah kekuatan. Inilah aset penting yang memungkinkan suara ASEAN dapat didengar lebih keras di berbagai forum termasuk di APEC," lanjut Jokowi, dalam sambutannya pada acara ABAC ASEAN Caucus Day yang digelar di Hotel Four Seasons, San Francisco, Amerika Serikat (AS), Rabu (15/11).
Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan pandangannya terhadap sejumlah bidang yang dapat menjadi fokus ASEAN Caucus.
Fokus pertama, adalah percepatan transisi energi, di mana ASEAN telah sepakat untuk menjadi global hub industri kendaraan listrik.
"Caucus ASEAN dapat menjadi bagian penting untuk memperkuat inisiatif ini. Di sisi lain transisi energi juga membutuhkan dukungan investasi, dukungan teknologi di mana prakarsa Indo-Pacific Impact Fund itu dapat memiliki peran yang signifikan," jelasnya.
Advertisement
Netralitas Karbon
Fokus lainnya yang penting adalah pencapaian netralitas karbon.
Jokowi menegaskan, perekonomian harus tetap berkembang seiring dengan komitmen ASEAN untuk turut menjaga lingkungan.
"ASEAN juga telah menyepakati strategy for carbon netrality. Indonesia juga menargetkan net zero pada 2060 di mana pencapaian target tersebut butuh kerja sama konkret khususnya di sektor pemerintah dan bisnis yang dapat dijembatani oleh ASEAN Caucus," paparnya.
Terakhir, Jokowi mendorong peran aktif ASEAN Caucus dalam mendukung komitmen ASEAN untuk mempercepat implementasi pembayaran digital batas melalui kerja sama lembaga-lembaga keuangan.
"Saya yakin kaukus ASEAN dapat berperan dalam inisiatif ini," tandasnya.
Jokowi Bertemu Bos Exxon Mobil, Apa Saja Dibahas?
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan dengan Chairman Exxon Mobil Corporation, Darren Woods pada Rabu (15/11).
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut, yaitu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Retno LP Marsudi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Dalam pertemuan yang berlangsung di Hotel Four Seasons, San Francisco, Amerika Serikat keduanya membahas rencana kerja sama dekarbonisasi melalui pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage (CCS).
"Saya apresiasi rencana kerja sama untuk pembangunan kilang petrokimia hijau dan carbon capture storage (CSS) dengan nilai mencapai USD 15 miliar,” ujar Jokowi dalam pertemuan tersebut, dikutip dari keterangan resmi Sekretariat Kabinet, Kamis (16/11/2023).
Fasilitas CSS tersebut direncanakan akan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara, sedangkan kilang petrokimia hijaunya salah satu yang tercanggih di dunia.
"Saya senang mendengar bahwa fasilitas CCS akan jadi terbesar di Asia Tenggara dan kompleks petrokimia Exxon akan jadi salah satu yang tercanggih di dunia," imbuhnya.
Adapun Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi, dalam keterangan terpisah menyampaikan bahwa dalam pertemuan Presiden Jokowi juga mengundang Exxon Mobil Corporation untuk terlibat dalam pembangunan energi baru terbarukan (EBT) dan infrastruktur hijau di Indonesia, termasuk di Ibu Kota Nusantara (IKN).
"Bapak Presiden juga mengundang ExxonMobil untuk berinvestasi di bidang energi baru dan terbarukan dan juga pembangunan infrastruktur hijau," beber Menlu Retno.
Advertisement