Sukses

Tingkatkan Produksi Padi dan Jagung, Kementan Optimalkan Lahan Kering dan Lahan Rawa

Dalam rangka meningkatkan produksi pangan nasional terutama komoditas padi dan jagung, Kementerian Pertanian akan melakukan pengoptimalan lahan rawa dan lahan kering.

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka meningkatkan produksi pangan nasional terutama komoditas padi dan jagung, Kementerian Pertanian akan melakukan pengoptimalan lahan rawa dan lahan kering. Langkah tersebut dilakukan melalui pemanfaatan lahan rawa, baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi.

“Kondisi sekarang memprihatinkan, karena ada krisis global, jika krisis ekonomi, petani masih bisa survive, jika krisis kesehatan juga masih bisa dilewati, tetapi kalau krisis pangan, itu bisa melompat menjadi krisis politik dan bisa menyebabkan konflik sosial, dan itu bahaya," ujar Menteri Pertanian, Amran Sulaiman.

Ia juga menyebut bahwa persiapan percepatan tanam juga diupayakan dari sisi dukungan anggaran dan pembenahan tata kelola serta pendistribusian pupuk bersubsidi.

“Upaya-upaya percepatan tanam kita lakukan, juga anggarannya sudah disetujui Rp5,8 triliun, mudah-mudahan tahun depan bisa kita tekan impor dan tingkatkan produksi, begitu pun pupuk, petani yang bermasalah dengan pupuk, karena harus dengan kartu tani, sekarang bisa dengan hanya KTP," sebut Mentan Amran.

Sebagai informasi, kegiatan yang dapat dilakukan di lahan rawa dan lahan tadah hujan adalah pengembangan infrastruktur air dan lahan, mekanisasi pertanian pra tanam dan pasca panen, penyediaan sarana produksi (benih, amelioran, pupuk dan pestisida) introduksi teknologi adaptif, serta peningkatan kemampuan petani dan kelembagaan petani.

2 dari 2 halaman

Dukungan Anggaran

Di sisi lain, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Ali Jamil menjelaskan bahwa Kementan telah mengusulkan Anggaran Belanja Tambahan (ABT) 2023 sebesar Rp5,83 triliun untuk mendukung peningkatan produksi padi dan jagung.

Dukungan tersebut melalui berbagai tindakan, seperti kegiatan percepatan tanam, peningkatan produksi padi, dan jagung melalui penyedia benih, alsintan, pupuk dan pestisida, optimalisasi lahan rawa dan insentif bagi petugas lapangan.

“Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian konsisten mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan ABT 2023 dan 2024 sebesar Rp3,1 triliun melalui kegiatan Survey Investigation Design (SID), Optimasi Lahan, Pupuk dan Alsintan Prapanen, yang direncanakan dilaksanakan dalam 2 tahap," jelasnya.

Ali Jamil menyebut, tahap satu di tahun 2023, akan dialokasikan untuk kegiatan sebesar Rp2,2 triliun. Dirinya mengatakan, sebagai lanjutannya di tahap II, akan dilaksanakan pada TA. 2024 dengan nilai sebesar Rp902 miliar.

“Direktorat Jenderal PSP telah mensimulasi optimalisasi anggaran 2023 Ditjen PSP untuk mendukung pelaksanaan ABT TA. 2023 Sebesar Rp281 miliar,” sebutnya.

 

(*)