Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyoroti akses kerja sama antara Industri Kecil Menengah (IKM) dan perusahaan besar. Ternyata, baru ada 84Â IKM yang digandeng perusahaan berskala besar dalam kurun waktu 6 tahun belakangan ini.
Direktur Industri Kecil dan Menengah Logam, Mesin, Elektronika, dan Alat Angkut Kemenperin, Dini Hanggandari, mengatakan ada kendala untuk IKM bisa bekerja sama. Misalnya, banyak perusahaan besar cenderung menutup diri sebelumnya.
Baca Juga
"Kalau bicara link and match, di Kemenperin itu sudah dari 2017. Namun kita masih sulit karena industri besar agak sulit IKM-nya masuk ke sana. dari 2017 sampai sekarang baru ada 84 IKM bermitra dengan industri besar," kata dia dalam Media Briefing Update IKM Closed Loop, di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (22/11/2023).
Advertisement
"Kesulitannya ya itu, industri besar dulunya menutup diri dengan para IKM. Namun kita selalu berusaha, sekarang alhamdulillah mereka sudah mulai menerima," sambungnya.
Dia mengatakan, untuk mendukung itu, Kemenperin telah melakukan sejumlah program. Salah satu yang disorotinya adalah terkait standar produk yang dihasilkan agar bisa dilirik oleh perusahaan besar.
"Sekarang kita juga sudah punya program-program dari Kemenperin untuk para IKM agar dapat menembus, sesuai standar yang diminta industri besar. Seperti misalnya mereka bilang 'mesin kita jadul ketinggalan jaman', kita dari Kemenperin punya program restrukturisasi," paparnya.
Masalah Lainnya
Lebih lanjut, Dini mengungkap misalnya ada kendala soal budaya produksi yang dijalankan IKM. Sebut saja produsen knalpot kendaraan di Purbalingga, padahal industri saat ini mulai melirik ke kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
"Kita banyak bicara EV. Kalau di Purbalingga ada knalpot motor, mereka harus berubah lah, kalo beralih ke EV, knalpot-knalpot kan akan ditinggalkan. itu harusnya yang diubah mindset," ungkap dia.
Contoh lainnya, ketika ramai peralihan dari tv analog ke tv digital. Dini meminta para produsen skala IKM untuk mulai melirik ke arah peralihan tersebut.
"Kalau TV ga digital dia ga hidup. Kita sampaikan 'kalau TV ini harus jadi digital', kita akan berusaha membuat mereka ke arah digital, kita akan bantu, tapi mereka bilang 'pasar kita masih banyak'. Itu salah satu kesulitan kami untuk mengubah mindset mereka," urai Dini.
Â
Advertisement
Menperin Minta Bantuan Startup
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menekankan pentingnya revolusi industri 4.0 dan transformasi digital bagi sektor industri kecil dan menengah (IKM).
Menurut dia, pemerintah bakal terus memberi dukungan, edukasi, dan pembinaan kepada para pelaku industri untuk meningkatkan adopsi teknologi.
"Saya menargetkan setidaknya pada tahun 2024 terdapat dua tambahan perusahaan yang memperoleh status Global Lighthouse dari WEF dan lima tambahan perusahaan yang memperoleh National Lighthouse Industry 4.0," kata Agus Gumiwang Kartasasmita pada Indonesia 4.0 Conference & Expo di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Sebagai implementasi, Kementerian Perindustrian mengajak perusahan teknologi rintisan (startup) dan IKM berkolaborasi dalam menjemput transformasi teknologi.
Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita meyakini, masalah yang terjadi di sektor industri dapat dipecahkan melalui transformasi teknologi. Oleh karenanya, sebagai pelaksanaan Gerakan Making Indonesia 4.0, Kemenperin mendorong ratusan startup teknologi dapat terhubung dengan IKM.
"Program Startup for Industry merupakan strategi Kementerian Perindustrian untuk mempersiapkan tech startup Indonesia sebagai penyedia teknologi bagi industri dan masyarakat," ujar Reni.
Dikatakan Reni, Startup4industry punya peran sebagai hub atau penghubung industri dan startup untuk berbagi sumber daya, seperti akses untuk manufaktur produksi massal, akses pembiayaan, basis data permasalahan industri, akses kompetisi implementasi teknologi, akses ke pasar yang lebih luas, hingga go global.
Salurkan Pendanaan Rp 3 Miliar
Tercatat, Ditjen IKMA Kemenperin sudah menyalurkan pendanaan sebesar Rp 3 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membiayai 58 proyek implementasi dalam kurun waktu 2018-2023, sekaligus pemberian penghargaan kepada para startup pemenang saat program berakhir.
Kemenperin telah membuka pendaftaran program Startup for Industry 2023 sejak 14 Maret hingga 31 Mei 2023. Kompetisi tersebut mengusung tema Inspiring Industry Transformation.
Pihaknya mencatat 1.115 startup berpartisipasi dan melaksanakan proses seleksi hingga terpilih 111 finalis dan 100 hubungan bisnis antara startup dan industri. Selanjutnya, hanya 20 finalis pilihan yang akan melaksanakan proyek implementasi selama tiga bulan di 20 mitra dari sektor IKM, dengan pengawasan dan bimbingan tim Startup4industry.
"Setelah para finalis terpilih, startup teknologi akan mengimplementasikan beberapa solusi teknologi, seperti otomatisasi, industrial internet of things, digitalisasi proses bisnis, kecerdasan buatan, industri hijau, teknologi imersif, advanced digital marketing dan traceability," tutur Reni.
Advertisement