Liputan6.com, Jakarta Menteri Keuangan Sri Mulyani kembali menyoroti kondisi ekonomi global yang dapat mempengaruhi kinerja Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan ekonomi Indonesia.
“Pertama, tentu selama bulan September-Oktober volatilitas dari sektor keuangan terutama dari negara-negara maju itu masih sangat dominan,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita Edisi November 2023 pada Jumat (24/11/2023).
Baca Juga
Sri Mulyani memaparkan, di Amerika Serikat, US Treasury mengalami dinamika yang cukup tinggi bahkan pada bulan Oktober 2023 sempat mencapai di atas 5% untuk US Treasury 10 tahun.
Advertisement
Lonjakan ini terjadi pertama kali sejak tahun 2007, dan menyebabkan terjadinya capital outflow dari berbagai negara.
Sehingga situasi di Amerika ini menyebabkan makin tingginya cost of fund atau biaya untuk meminjam dari seluruh negara di dunia. Selain itu, suku bunga The Fed yang tinggi juga menciptakan tekanan terhadap nilai tukar berbagai negara.
“Indeks US Dollar menguat dan itu menimbulkan implikasi kepada seluruh negara di dunia,” ujar Sri Mulyanix
Di sisi lain, negara kedua terbesar yaitu RRT (Republik Rakyat Tiongkok) masih di dalam posisi perlemahan yang diperkirakan sifatnya jangan menengah-panjang.
Menkeu lebih lanjut menjelaskan, hal ini dikarenakan faktor struktural, seperti aging, kemudian masalah sektor properti, dan dari sisi pinjaman dari pemerintah daerah di perekonomian China menyebabkan beban yang cukup tinggi sehingga pemulihan ekonomi tidak berjalan secara cepat.
Perang Rusia-Ukraina
Adapun zona euro yang masih di dalam situasi di mana dampak perang Rusia-Ukraina maupun inflasi yang tinggi telah mendorong kenaikan suku bunga yang tinggi, di mana pada gilirannya menyebabkan resesi di negara Eropa, seperti Jerman dan juga Inggris.
“Secara non ekonomi, gepolitik menjadi dominan. sekarang dengan adanya tidak hanya perang di Eropa tapi juga di Timur Tengah yang akan berpotensi menimbulkan disrupsi maupun dampak yang lain,” ucap Sri Mulyani.
“Climate change serta tensi gepolitik juga akan menjadi dua hal yang akan sangat mewarnai selain masalah dari teknologi digital,” tambahnya.
IMF bahkan telah merevisi outlook dari perekonomian global tahun depan, diperkirakan tumbuh hanya 2,9% dibandingkan outlook untuk tahun ini yang diperkirakan tumbuh 3,0 persen.
Tetapi Sri Mulyani optimis, Indonesia masih diperkirakan tumbuh di 5,0% dan ini termasuk yang tertinggi dibandingkan negara-negara lain di Asean maupun di G20.
Advertisement
Ekonomi Gaza Kolaps Dibombardir Israel, Angka Pengangguran Nyaris 100 Persen
Perekonomian Gaza kini telah kolaps setelah lebih dari sebulan dilanda pengeboman yang dilakukan Israel pada Oktober 2023.
Bahkan sebelum perang dengan Israel, mayoritas warga Gaza memiliki akses terbatas terhadap perbekalan yang terjangkau dan bergizi serta dianggap rawan pangan, menurut Program Pangan Dunia PBB.
PBB mencatat, sekitar 80 persen penduduk Gaza bergantung pada bantuan internasional sebelum eskalasi terbaru terjadi.
"Perekonomian Gaza 100 persen bergantung pada dua sumber pendapatan: bantuan luar negeri dan akses ke pasar tenaga kerja Israel. Yang terakhir ini sekarang sudah hilang, mungkin selamanya. Satu-satunya yang tersisa adalah bantuan luar negeri," ungkap Marko Papic, mitra dan kepala strategi di Clocktower Group, dikutip dari CNBC International, Jumat (24/11/2023).
Dilaporkan bahwa, tingkat pengangguran di Gaza yang biasanya merupakan salah satu yang tertinggi di dunia dengan angka di atas 40 persen, kini sudah mendekati 100 persen.
Laporan dari Kebijakan Ekonomi Palestina yang berbasis di Ramallah menunjukkan, aktivitas perekonomian di wilayah tersebut telah secara efektif terhenti tanpa batas waktu.
"Ada populasi muda (Palestina) yang tidak melihat harapan. Sangat sulit untuk melihat masa depan ekonomi," ucap Kevin Klowden, kepala strategi global di Milken Institute.
Adapun Organisasi Buruh Internasional yang juga mencatat bahwa, selama satu bulan setelah perang, warga Gaza telah kehilangan setidaknya 182.000 pekerjaan, atau 61 persen dari angkatan kerja.
Badan PBB lainnya, Program Pembangunan PBB, memperkirakan bahwa pembangunan Gaza akan mengalami kemunduran dalam 16 hingga 19 tahun dalam penilaiannya berdasarkan indikator ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
Bagian Paling Penting pada Perekomonian Palestina
"Dalam 25 tahun pertama pendudukan (Israel), warga Gaza bekerja di dalam wilayah Israel (dan) mereka memiliki perekonomian lokal sendiri… Gaza adalah bagian penting dari perekonomian Palestina," kata Raja Khalidi, direktur jenderal Israel Institut Penelitian Kebijakan Ekonomi Palestina.
Warga Gaza mulanyabbisa bekerja di Israel, Mesir, dan negara-negara Teluk Arab lainnya 50 tahun lalu, dan terdapat kelas profesional, universitas, dan bandara yang kuat pada saat itu, namun dengan konflik yang terjadi saat ini, perekonomian daerah kantong tersebut sekarang sangat buruk, hampir tidak berfungsi, Klowden menyoroti.
Israel telah mengeluarkan sekitar 18.000 izin bagi warga Gaza untuk bekerja dan tinggal di negara tersebut dan permukimannya di Tepi Barat, namun izin tersebut dicabut setelah serangan pada 7 Oktober2023.
Advertisement