Liputan6.com, Jakarta Bersama Digital Data Centres (BDDC) menggelar seremoni penyelesaian pembangunan (topping off) BDDC JST1 (Jakarta - Selatan - Timur), yang merupakan pusat data tier IV BDDC di Jakarta.
Setelah resmi diluncurkan pada Mei 2023, BDDC membuktikan komitmennya dengan memperkuat infrastruktur digital yang kini menjadi kebutuhan penting bagi berbagai sektor industri di Indonesia. BDDC hadir melalui akuisisi dari dua data center dalam kota yang diproyeksikan memiliki kapasitas mencapai 60 megawatt, dan akan memperkuat interkonektivitas di Jakarta.
Baca Juga
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengatakan bahwa saat ini pemerintah sedang melakukan percepatan transformasi digital nasional, dimana salah satu agendanya adalah penuntasan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN).
Advertisement
“Di saat bersamaan, tentu pemerintah mendukung tumbuhnya industri pusat data yang dilakukan pihak swasta, termasuk Bersama Digital Data Centres (BDDC),” katanya dikutip Senin (25/11/2023).
Kemenkominfo secara konsisten mendorong dan mendukung tumbuhnya ekosistem digital yang mampu menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Saya mengapresiasi setiap inisiatif sektor swasta dalam menumbuhkan potensi ekonomi baru dalam rangka akselerasi transformasi digital nasional. Untuk itu saya mengucapkan selamat dan sukses untuk BDDC,” ungkap Budi.
Presiden Komisaris Bersama Digital Data Centres (BDDC) Setyanto Hantoro mengatakan BDDC berkomitmen dalam mendorong pertumbuhan ekosistem digital seiring dengan pertumbuhan digitalisasi di Indonesia yang sangat pesat.
“Kami bersyukur bahwa topping off BDDC JST1 dapat berjalan tepat waktu sesuai dengan proses pembangunannya yang progresif. Saat ini telah terjadi lonjakan trafik internet dan data yang sangat tinggi sehingga membutuhkan kapasitas pusat data dalam kota yang lebih besar,” katanya.
Penetrasi Internet
Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi internet di Indonesia telah mencapai 78,19 persen pada 2023 atau lebih dari 215 juta jiwa dari total populasi di Indonesia sebesar lebih dari 275 juta jiwa.
Dengan meningkatnya penetrasi internet dan transisi ke ekonomi digital, kebutuhan akan infrastruktur digital menjadi semakin krusial.
Pemanfaatan dan peran pusat data dalam kota kini telah menjadi prioritas utama pada banyak industri, khususnya pada perusahaan global dan lokal berbasis penyedia layanan cloud, perusahaan teknologi, dan berbagai industri lainnya yang masuk ke dunia digital seperti industri finansial, bank, perusahaan asuransi, minyak dan gas, logistik, manufacturing, dsb.
Industri Finansial
Perusahaan-perusahaan ini secara langsung memiliki aplikasi untuk end user atau menggunakan data storage, processing, atau layanan transfer. Saat ini penggunaan paling tinggi adalah streaming, social media, cloud, dan artificial intelligence (AI). Seluruh aktivitas digital di berbagai industri ini memiliki kebutuhan pusat data yang memiliki reliabilitas yang tinggi, terlebih lagi untuk industri finansial.
“BDDC memiliki posisi strategis dalam menjawab kebutuhan pusat data dengan kapasitas yang lebih tinggi sehingga terjadi peningkatan efisiensi. Selain itu, BDDC menawarkan reliabilitas yang lebih baik dengan inovasi yang terus dikembangkan sehingga pelayanan untuk pelanggan lebih baik,” kata Setyanto.
Pelaksanaan topping off BDDC JST1 ini, dijelaskan Setyanto, merupakan bagian penting dalam pembangunan pusat data dalam kota sekaligus juga menjadi kesempatan yang baik bagi seluruh pemangku kepentingan untuk mendorong percepatan pertumbuhan industri pusat data di Indonesia. Ke depannya, BDDC juga merencanakan penyelesaian pembangunan untuk BDDC JST2 di mana keduanya akan menjadi pusat interkonektivitas. “Kehadiran pusat data baru akan membantu mematangkan ekosistem digital khususnya melalui peningkatan kapasitas yang terukur dari skalanya,” ujarnya.
Komitmen BDDC dalam digitalisasi telah direpresentasikan oleh perusahaan besar di baliknya yakni Bersama Digital Infrastructure Asia (BDIA) yang terdiri dari Provident Capital (Provident), PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (Saratoga), dan Macquarie Asset Management. Dukungan dari perusahaan investasi akan memperkuat posisi BDDC yang diproyeksikan sebagai pusat data dalam kota terbesar di Indonesia.
Advertisement
Pembangunan Pusat Data
Presiden Direktur Bersama Digital Data Centres (BDDC) Angelo Syailendra mengatakan BDDC JST merupakan pusat data dalam kota yang unggul dengan lokasi strategis, dan dilengkapi dengan interkonektivitas yang mumpuni.
“BDDC JST dapat mendorong interkonektivitas dengan latensi yang rendah, tingkat keamanan tinggi, dan ekosistem digital yang utuh. Interkonektivitas ini menjadi value utama dari BDDC yang dapat dimanfaatkan oleh seluruh pengguna layanan data center kami secara optimal,” katanya.
Dengan seluruh value tersebut, BDDC JST akan menjadi titik kumpul (hub) para digital enabler di Indonesia untuk bersama menciptakan pusat interkonektivitas yang tinggi, guna memenuhi kebutuhan berbagai sektor usaha sesuai variasi dan skala bisnis yang diperlukan.
Terbukti, pada seremoni topping off BDDC JST1 ini, sejumlah digital enablers seperti Tower Bersama, IDI, Linknet, Synergy Networks, Xenith, MVNet, Magnet, Wifiku, LIS, FMI, Weave, Defast, Fiberstar, Telkom, HSP, Moratelindo, JLM, Biznet, dan lainnya turut hadir memberi dukungan dan melakukan penandatanganan kerjasama dengan BDDC.
Adapun, BDDC memiliki empat keunggulan utama dalam perannya mendorong ekosistem digital yang solid yakni Interconnectivity, Scalability, Reliability, dan Sustainability. “Keunggulan ini akan menjadi ujung tombak pelayanan BDDC JST, sehingga mendorong pertumbuhan bisnis pada pengguna layanan data center kami,” katanya.
Secara skala, Angelo mengatakan BDDC memiliki kapasitas yang besar dan rencananya akan terus diperluas. “BDDC JST akan menjadi pusat data terbesar di dalam kota dengan kapasitas 32MW dan menjadi pusat data Tier IV pertama di dalam kota,” katanya.
Angelo memaparkan selain didukung oleh infrastruktur yang baik berskala internasional, BDDC JST juga sudah didukung oleh tim yang handal dan berpengalaman untuk mendukung kemajuan ekosistem digital di Indonesia.
“Pembangunan pusat data merupakan hasil kerja keras, dedikasi dan seluruh tim dan ahli yang terlibat, secara serius memikirkan, merancang, dan membangun pusat data dalam kota yang terbesar dengan sertifikasi tertinggi,” ujarnya.
Dalam praktik bisnisnya, BDDC senantiasa menjaga keberlanjutan dengan prinsip Environmental, Social, dan Governance (ESG), khususnya melalui penggunaan teknologi ramah lingkungan. “Setelah topping off ini, BDDC akan terus fokus dalam pengembangan dua situs yang sudah ada, dan terbuka terhadap peluang kerjasama dengan berbagai pihak khususnya penyedia konektivitas global dan lokal,” katanya.