Sukses

Hati-Hati, Marak Lowongan Kerja Palsu Mencatut Nama Kemnaker

Ada modus penipuan dengan menawarkan pekerjaan yang mencatut nama atau logo Pemerintahan agar dapat dipercaya oleh yang mencari loker. Salah satunya yang menjadi korban adalah Kementerian Ketenagakerjaan.

Liputan6.com, Jakarta Banyak orang yang mencari lowongan kerja (Loker), namun seringkali dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk menuai keuntungan sendiri.

Adapun modus penipuan dengan menawarkan pekerjaan yang mencatut nama atau logo Pemerintahan agar dapat dipercaya oleh yang mencari loker. Salah satunya yang menjadi korban adalah Kementerian Ketenagakerjaan.

Melalui instagram resminya, Kementerian Ketenagakerjaan @kemnaker membagikan informasi agar masyarakat berhati-hati dalam mencari kerja. Kementerian Ketenagakerjaan hanya menyampaikan loker melalui karirhub.kemnaker.go.id.

"Rekanaker, mohon berhati-hati ya terhadap informasi lowongan kerja palsu yang beredar dengan mencatut nama ataupun logo Kemnaker. Dapatkan informasi lowongan kerja terpercaya di media sosial reami Kemnaker atau di laman https://karirhub.kemnaker.go.id/," tulis Kemanker, Senin (27/11/2023).

Layanan Ketenagakerjaan di kemnaker.go.id

Diketahui, KarirHub merupakan salah satu Layanan ketenagakerjaan pada Portal kemnaker.go.id yang berhubungan dengan informasi lowongan pekerjaan.

Layanan ini mempertemukan antara pemberi kerja perusahaan atau pemberi kerja individu dengan pencari kerja baik dalam negeri maupun luar negeri.

Keunggulan KarirHub:

  • Gratis, pemberi kerja dan pencari kerja tidak dikenakan biaya apapun
  • Terpercaya, layanan ini dibangun oleh Kementerian Ketenagakerjaan
  • Data pencari kerja valid
  • Perusahaan yang membuka lowongan diKarirHub sudah terdaftar WLKP (Wajib Lapor Ketenagakerjaan Perusahaan)
  • Ada fitur Job Matching, dimana pekerjaan yang tersediaa disesuaikan dengan kemampuan/kualifikasi yang dimiliki oleh pencari kerja yang terlah terdaftar. sehingga pemberi kerja dan pencari kerja memperoleh hasil yang maksimal
  • Ada fitur talent search, sebagai pemberi kerja Anda bisa melihat kualifikasi kandidat yang sesuai dengan posisi yang dibutuhkan dan menawarkan lowongan pekerjaan walaupun kandidat tersebut tidak melihat iklan lowongan Anda
  • Terintegrasi dengan layanan sisnaker lainnya seperti pelatihan dan sertifikasi
2 dari 3 halaman

Menaker Membuka Sederet Ganjalan Ketenagakerjaan di Indonesia, Skill hingga Lowongan Kerja

Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, salah satu tantangan ketenagakerjaan Indonesia adalah masih adanya kesenjangan antara sisi supply dan demand di pasar kerja.

Tercatat sebanyak 1,8 juta lulusan SMA/SMK dan MA setiap tahun tidak tertampung di perguruan tinggi, sehingga terpaksa harus masuk ke pasar kerja.

"Ini yang menjadi salah satu tantangan ketenagakerjaan Indonesia, yakni adanya kesenjangan antar sisi supply dan demand pasar tenaga kerja," kata Menaker dalam Rapat Kerja dengan Komisi IX DPR RI, Selasa (14/11/2023).

Di samping itu, dengan adanya kesenjangan di sisi supply dan demand, kemudian muncul tantangan lain, yakni kemampuan (skill) para lulusan SMA/SMK dan MA di bidang teknologi digital masih rendah.

"Digital skill menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," ujarnya.

Selain kemampuan teknologi digital, sisi softskill mengenai kemampuan analitis, orientasi pemecahan masalah, kreativitas, dan komunikasi juga sangat diperlukan di pasar tenaga kerja saat ini dan masa depan.

 

3 dari 3 halaman

Keterampilan Digital

Namun demikian, kata Menaker, keterampilan digital yang dimiliki tenaga kerja Indonesia masih bersifat teoritis dan umum. Hal itu bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka masih di atas 5 persen, yakni 5,32 persen.

Kendati begitu, tingkat pengangguran terbuka tersebut sudah mulai mendekati angka sebelum pandemi, yakni 5,23 persen pada Agustus 2019.

Sementara, jika dibandingkan dengan Agustus 2020 sebesar 7,07 persen, Agustus 2021 sebesar 6,49 persen, dan Agustus 2022 sebesar 5,86 persen, Tingkat Pengangguran Terbuka Agustus 2023 terbilang mengalami penurunan.

"Ini bisa dilihat dari tingkat pengangguran terbuka (TPT), ini mulai dari TPT tahun 2019 sekarang Agustus 2023 TPT kita. Alhamdulillah sudah mendekati sebelum pandemi 5,32 persen," pungkasnya.