Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkuat peran pelaku usaha dalam negeri, hingga mendapat kontak senilai Rp 20,2 triliun dengan industri hulu migas nasional dalam dalam forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023.
Deputi Dukungan Bisnis SKK Migas, Rudi Satwiko mengatakan, mengatakan kini anak bangsa tidak hanya bisa memproduksi kebutuhan hulu migas dalam negeri, namun juga siap bersaing di kancah internasional, hal tersebut telah dibuktikan dalam forum Kapasitas Nasional (Kapnas) III 2023.
Baca Juga
"Saya mengucapkan terima kasih atas komitmen yang telah ditunjukkan semua pihak dalam industri ini. Kolaborasi dalam Kapnas ini sangat penting untuk meningkatkan kualitas serta daya saing industri hulu migas secara nasional, dan perlu diteruskan untuk dampak berganda yang lebih besar," kata Rudi, di Jakarat, Senin (27/11/2023).
Advertisement
Rudi menegaskan, SKK Migas akan terus memperkuat peran pelaku usaha dalam negeri di industri hulu migas nasional. Upaya ini merupakan langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan pada sumber daya luar.
Vice Presiden sekaligus Ketua Panitia Forum Kapasitas Nasional, Erwin Suryadi mengungkapkan, selama dua hari pelaksanaan Forum Kapnas di Jakarta, delapan nota kesepahaman (MoU) resmi ditandatangani. MoU tersebut melibatkan SKK Migas, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), perusahaan dalam negeri, termasuk pabrikan, serta lembaga perbankan dalam kerja sama dan bisnis di ekosistem hulu migas. Total nilai kontrak antarperusahaan dalam negeri yang ditandatangani di forum ini mencapai Rp. 20,2 triliun.
“Ini menunjukkan kontribusi signifikan industri hulu migas sebagai pendorong roda perekonomian nasional,” ujarnya.
Industri Hulu Migas
Sejak pertama kali diselenggarakan pada 2021, Forum Kapnas memang dirancang untuk memperkuat kapabilitas industri hulu migas dalam negeri. Upaya ini melibatkan perusahaan operator, pabrikan, penyedia barang dan jasa (vendor), UMKM, serta industri kreatif sebagai pendukungnya.
"Dalam tahun ketiga ini, pengembangan kapasitas diperluas dengan melibatkan lebih banyak pihak, seperti akademisi, pemerintah daerah, lembaga pendidikan vokasi, dan lembaga sertifikasi," papar Erwin.
Dalam hal tenaga kerja, penggunaan tenaga kerja asing dalam industri ini terus menurun dalam tiga tahun terakhir. Hal ini menandakan peningkatan kapasitas para pekerja di hulu migas dari tahun ke tahun.
Advertisement
Kurangi Ketergantungan TKA
Senior VP Business Support Medco E&P Indonesia Amri Siahaan mengatakan,komitmen untuk mengurangi ketergantungan TKA pun semakin kuat. Dari sekitar 2000-an staf staf dan pekerja Medco saat ini, jumlah pekerja asingnya tidak lebih dari 3 orang.
“Bahkan, di sejumlah proyek Medco di luar negeri, seperti Thailand, kami bisa mempekerjakan staf WNI hampir 100 persen. Kalaupun ada pekerja luar, biasanya bersifat tentatif,” ungkapnya.
Direktur Utama PT Citra Turbindo Tbk. (PTCT) Fajar Wahyudi, mengungkapkan, pada tataran teknis, sudah sangat banyak pekerja dalam negeri yang mumpuni. Bahkan mereka sangat bisa bersaing di luar negeri. Namun di sisi lain, keterampilan managerial dan soft skill pekerja dalam negeri harus terus ditingkatkan.
“Ini proses yang tidak mudah, tapi harus terus dilakukan,” ucapnya.