Liputan6.com, Jakarta Staff Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, Menteri BUMN Erick Thohir masih terus berunding soal kesepakatan harga pasca PT Vale Indonesia melakukan divestasi saham.
Pasalnya, Arya menyebut harga saham Vale Indonesia masih di luar hitung-hitungan pemerintah dan BUMN Holding Pertambangan, MIND ID. "Kalau pak Erick Thohir kan masih kemahalan, berarti masih negosiasi lagi. Tunggu aja," ungkapnya di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/11/2023).
Baca Juga
"Pokoknya masih negosiasi lah. Artinya enggak masuk dalam hitungan kita. Dengan nilai yang kita lihat, harusnya enggak segitu. Harusnya lebih murah," ujar Arya.
Kendati demikian, Arya menjamin MIND ID telah mengantongi modal untuk melakukan akuisisi saham Vale Indonesia. Namun, besarannya masih terus dinegosiasi.
Advertisement
"Ada lah pokoknya. Cash-nya ada, kalau enggak ada cash enggak mungkin lah," tegas dia.
Kesepakatan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sebelumnya mengungkapkan, Vale Indonesia telah sepakat melaksanakan divestasi saham 14 persen kepada MIND ID. Ini ditandai dengan dilakukannya Head of Agreement (HoA) di sela-sela kegiatan Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik atau APEC 2023 di San Fransisco, Amerika Serikat
Kesepakatan ini juga mencakup pengisian board of management, dimana nantinya posisi Direktur Utama dan Komisaris Utama Vale Indonesia akan berasal dari Holding BUMN Tambang MIND ID.
Arifin menyampaikan, porsi 14 persen saham yang akan menjadi milik MIND ID itu berasal dari Vale Canada Limited atau Sumitomo Metal Mining. Namun, ia belum menyebut jumlah rincinya.
"Kan Vale-nya ada, sumitomonya ada. Totalnya 14 persen, enggak 7 persen-7 persen. Yang mana yang lebih banyak yang mana yang lebih rela," imbuh dia.
Kendati begitu, Arifin juga masih belum ingin menyebut harga pasti dari pencaplokan saham Vale Indonesia. Ia pun berharap harganya bisa di bawah harga pasar.
"Harganya belum, buru-buru aja. Tapi yang penting harus lebih murah dari harga pasar. Head of Agreement salah satunya, kontennya kan harus sepakat semuanya," tutur Arifin Tasrif.
Divestasi Saham Vale Indonesia Ditarget Kelar 2024
Vale Base Metals Limited (VBM) mengumumkan bahwa anak perusahaan yang sepenuhnya dimilikinya, Vale Canada Limited (VCL) menandatangani Pokok Perjanjian dengan PT Mineral Industri Indonesia (MIND ID) dan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd. (SMM) mengenai divestasi sekitar 14% saham di PT Vale Indonesia Tbk.
Meski sudah diteken, divestasi saham Vale Indonesia ini ditarget bisa selesai pada 2024.
Setelah selesai nanti, perusahaan pertambangan milik negara MIND ID akan menjadi pemegang saham terbesar PT Vale yang memegang sekitar 34% saham yang diterbitkan, dengan VCL dan SMM masing-masing memegang sekitar 33,9% dan sekitar 11,5%. Struktur tata kelola yang seimbang akan mendukung stabilitas dan pertumbuhan kelanjutan operasi PT Vale di Indonesia.
Chief Executive Officer VBM dan Presiden Komisaris PT Vale Deshnee Naidoo mengatakan, perjanjian ini memperkuat komitmen kami untuk memajukan industri nikel Indonesia secara berkelanjutan, berdasarkan sejarah operasi kami selama 55 tahun di negara ini.
"Sebagai pemasok utama nikel rendah karbon dan logam lain yang diproduksi secara bertanggung jawab dan penting bagi transisi energi, kami berharap dapat bekerja sama dalam struktur kepemilikan saham baru dengan mitra kami untuk mendukung ambisi hilirisasi negara dan memberikan nilai ekonomi yang kuat kepada para pemangku kepentingan dan masyarakat jangka panjang,” katanya Sabtu (18/11/2023).Perjanjian tersebut ditandatangani di sela-sela Pertemuan Pemimpin Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik 2023, dalam sebuah upacara yang dihadiri oleh Presiden Indonesia Joko Widodo, Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara Kartika Wirjoatmodjo dan pejabat pemerintah lainnya.
Advertisement
Investasi Baru
Perjanjian ini merupakan langkah signifikan menuju hasil yang saling menguntungkan yang memenuhi kewajiban divestasi Indonesia dan membuka jalan bagi pembaruan izin pertambangan PT Vale setelah tahun 2025.
Dengan begitu, Vale Indonsia akan meningkatkan investasi di proyek-proyek baru di Bahodopi, Sorowako dan Pomalaa. Secara keseluruhan, hal ini mewakili investasi sebesar US$8,6 miliar untuk Indonesia.
Indonesia dan PT Vale akan tetap menjadi pendorong penting pertumbuhan produksi nikel global VBM, yang berpotensi meningkat hingga lebih dari 300 kt/tahun dari sekitar 175 kt/tahun saat ini.